Minggu, 16 September 2018

Sistem Penjualan Yang Berorientasi Pada Perusahaan


Sistem Penjualan Yang Berorientasi Pada Perusahaan

Antara pengusaha yang satu dengan yang stu dengan yang lainnya sering terdapat perbedaan dalam sistem atau cara penjualannya. Adapaun sistem – sistem penjualan yang dapat dilakukan sebagai berikut.

1.       Ditinjau Dari Sudut Hubungan Antara Penjual Dan Pembeli
a.       Penjualan langsung
Penjualan langsung merupakan cara penjualan dimana penjual langsung berhubungan, behadapan, atau bertemu muka sengan calan pembeli atau langgananya.
Di sini pembeli dapat langsung mengemuakakan keinginanaya, bahakan sering terjadi tawar – menawar untuk mencapai kesesuaian. Penjual sebagai alat penghubunga antara pembeli dengan perusahaan san sebagai wakil perusahaan dalam mengahadapi dapat membantu perusahaan untuk menentukan pilihannya. Tetapi sering terjadi bahwa penjual justru mempengaruhi pembeli dalam proses pembeliannya. Penjualan langsung ini dapat dialakukan melalaui toko dan penjualan di luar toko.

b.      Penjualan tidak langsung
Diamuka telah di bahas tentang pengertian menjual beserta definisinya, dimana penjual itu terjadi dengan bertemu muka. Namun, dalam praktiknya terdapat variasi “ menjual “ yang dilakuakan oleh para penjual. Adapun faktor faktor atay masalah masalah yang dapat mempengaruhi terjadinya penjualan tidak langsung adalah.
1.       Jarak anatara lokasi penjual dengan pembeli cukup jauh.
2.       Respon masyarakat terhadap sebuah iklan atau katalog.
3.       Biaya penggunaan salesman cukup besar bagi perusahaan.
4.       Biaya pemesanan langsung cukup besar bagai pembeli
5.       Terbatasnya waktu yang dimiliki oleh pembli maupun penjual.
Karena penjual atau produsen tidak berhadapan muka secara langsung dengan calon pembeli atau langgananya, maka trasaksi jual beli itu dapat dilakukan melalaui surat, telepon, atau cara khusus lainya, seperti mesin penjual otomatis.

2.       Ditinjau Dari Sudut Cara Pembayarannya
a.       Penjualan tunai
Penjualan tunai adalah penjulan barang atau jasa yang  pembayarannya harus dilakuakan secara kontan atau tunai. Dalam perdagangan besar terkadang pembayaran yang dilakuakan dalam waktu 10 samapai 30 hari dapat dianggap tunai.
Di toko – toko yang sistem administrasi dan manajemennya sudah baik, seiap pembelian barang dialkuakan dengan memberikan bukti atau bon. Pembayaran dilakkuakan di kasir yang ada di toko itu dan setalh membayar bukti atau bon yang telah di cap lunas digunkan untuk mengambil barangnya.

b.      Penjualan tidak tunai ( kredit )
Penjualan tidak tunai adalah penjualan barang atau jasa yang pembayaranya dilakukan kemudian secara sekaligus atau diangsur ( sebulan, tiga bulan, enam bulan, dan setatub ). Pembayaran di belakang sesuai syarat syarat pembayaran yang di berikan atau sduah di sepakati atau sudah di tentukan. Penjualan kredit itu dapat dilakuakan dengan cara angsuran atau cicilan atau ada pula yang sewa beli. Sewa beli adalah suatu persetujuan jual beli yang dilakukan secara angsuran, dengan sutu pemindahan hak milik baru dapat diakaui harga barang telah dilunasi.

3.       Ditinjau Dari Sudut Ukuran Atau Banyaknya Barang Yang Dijual
Ditinjau dari sudut ukuran atau banyaknya barang yang dijual, maka penjual itu dapat dilakukan sengan cara berikut.
a.       Penjualan eceran, yaitu penjualan yang dilakukan dalam stuan kecil oleh para pengecer (retailer )
b.      Penjual partai besar, yaitu penjualan yang dilakukan dalam jumlah yang relatif besar.

4.       Ditinjau Dari Sudut Melakukan Pesanan
Ditinjau dari sudut malekukan pesanan, maka penjual itu dapat melakukan dengan cara sebagai berikut.
a.       Penjualan dengan pemesanan melalui telepon.
b.      Pnjualan dengan pemesanan melalui jasa pos.
c.       Penjualan dengan indent ( pesanan ) yaitu konsumen memesan barang dengan membayar lebih dulu, sednagkan barangnya dari penjual deiberikan kemudian hari.
d.      Penjualan dengan uang muka, yaitu konsumen memesan barang dengan memberikan uang muka secukupnya. Barang dari penjual diserahkan kemudian sesuai perjanjian. Ada pula yang memberikan uang muka, barang langsung di berikan dan sisa pembayaran dilakukan secara kredit.

5.       Ditinjau Dari Sudut Pelaksanaan Penjualan
Ditinjau dari sudut pelaksanaanya penjualan yang bersifat khusus maka penjulan dapat dilakuakan dengan cara sebagai berikut.
a.       Penjualan obral
Penjualan obral adalah penjualan yang dialakukan dengan harga murah. Pelaksanaan penjualan obral ini dilakuakan oleh perusahaan atau dagang dengan berbagai tujuan, yaitu ada yang bertujuan promosi, emnghabiskan persediaan lama, memerlukan uang tunai dengan sangat segera, dan sebagainya. Namun, sekarang ini ada juga yang  melakukan penjualan obral pura – pura, karena harga yang dijual sebenarnya sudah tidak murah tapi di buat seolah – oleh murah,

b.      Penjualan dengan potongan diskon
Penjualan dilakukan dengan memebrikan potongan haraga secara umum antara 10 % sampai 25 % ( ada juga yang lebih ). Maksudnya untuk menarik pembeli dan meningkatkan omzet penjualan. Dalam pelaksanaan penjualan, potongan ini juga bersifat pura – pura, yaitu harga barang dinaikkan terlebih dahulu kemudian baru di potong.

c.       Penjualan dengan hadiah atau bonus
Penjualan yang dielakukan dengan memberikan tembahan berupa hadiah atau bonus. Misalnya, bagai mereka yang berbelanja diatas Rp 100.000,00 diberiakan kupon berhadiah atau hadiah secara langsung. Tujuan pemberian hadiah adalah untuk merangsang khlayak ramai berbelanja di toko atau perusahaan.

d.      Penjualan lelang
Penjualan lelang adalah penjualan barang – barang yang dilakuakan dengan cara penawran tertentu. Aik penaeran secara terbuka mauapun secara tertutup. Penjualan lelang di pimpin oleh juru lelang. Pelaksanaan pelelangan dapat dilakukan sendiri, dapat juga menunjuk intansi lelang, dan dapat pula dilakukan oleh panitera pengadilan negeri.


0 komentar:

Posting Komentar