Lingkungan Demografis
Lingkungan
yang paling berpengaruh dalam lingkungan pemasaran makro adalah lingkungan
demografi karena penduduk yang membentuk pasar. Pertumbuhan penduduk dari waktu
ke waktu yang terus meningkat dapat merupakan suatu peluang, sekaligus menjadi
ancaman bagi perusahaan karena pertumbuhan penduduk yang terus meningkat akan
berdampak juga pada meningkatnya permintaan kebutuhan barang-barang di
pasar.
Lingkungan
demografi memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, perusahaan
distribusi, umur, etnis, dan pendidikan, jenis rumah tangga baru, pergeseran
populasi secara geografi, dan perpecahan dari pasar masal menjadi pasar-pasar
mikro.
Demografi
adalah studi kependudukan manusia menyangkut ukuran, kepadatan, lokasi, usia,
jenis kelamin, ras, lapangan kerja, dan data statistik lain. Lingkungan
demografi menjadi minat utama perusahaan karena lingkungan demografis
menyangkut masyarakat, dan masyarakat membentuk pasar.
Pertumbuhan
penduduk. Angka pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi tingkat peluang pemasaran
bagi suatu produk ataupun jasa. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan
semakin membuka peluang lebih luas, karena bagaimanapun akan terkait dengan
seberapa besar suatu produk atau jasa akan bisa diserap oleh pasar.
Perbandingan
prosentase umur. Kategorisasi umur dalam pemasaran biasanya dimulai dari
balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Prosentase pada setiap umur
akan menentukan juga peluang bisnis di dalamnya. Untuk produk atau jasa yang
ditujukan pada pasar anak-anak misalnya, dari jumlah populasi penduduk secara
keseluruhan, perlu dilihat berapa persen jumlah anak-anak dari keseluruhan
penduduk.
Pasar etnik.
Pasar etnik juga merupakan salah satu potensi pasar yang perlu dipertimbangkan.
Etnik tertentu biasanya mempunyai kecenderungan, preferensi, dan kebutuhan
bersama yang unik dan tidak dimiliki oleh etnis lain.
Tingkat
lulusan akademik. Tingkat lulusan akademik akan berpengaruh terhadap pola
belanja dan gaya hidup seseorang. Cara memasarkan untuk kalangan berpendidikan
tinggi akan berbeda dengan cara pemasaran untuk pendidikan yang lebih
rendah.
Pola
kehidupan rumah tangga. Rumah tangga di Indonesia sebagian masih menerakan pola
keluarga besar dengan orang tua dan anak-anak masih berkumpul dalam satu
keluarga hingga tua. Namun demikian, di kota-kota besar keluarga-keluarga muda
sudah mulai mandiri dan memiliki rumah serta memisahkan diri dari orang tua
mereka.
Lingkungan
demografis menunjukkan bahwa penduduk Indonesia sekitar 220 juta, 80 % lebih
beragama Islam, maka konsumen terbesar di Indonesia beragama Islam. Konsumen
yang beragama Islam, pada umumnya sangat sensitif terhadap apa yang dilarang
agama, misalnya makanan yang mengandung babi, maka akan mempunyai masalah di
Indonesia.
Kasus yang
pernah terjadi pada produk Ajinomoto dan Dancow, meskipun akhirnya dapat
diterima kembali oleh konsumen. Riset dari Frontier pada 2001, menyatakan bahwa
57,9 % konsumen selalu memperhatikan label halal. Perkembangan perbankan syariah juga cukup
menjanjikan, yang pada 1992 baru ada satu bank, tetapi pada akhir 2005, telah
mencapai 3 bank umum syariah, 19 unit usaha syariah dan 596 kantor perbankan
syariah.
Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS) kelahiran bayi setiap tahun di Indonesia mencapai
sekitar 4,3 juta. Pasar bayi cukup besar, tidak saja susu dan makanan, tetapi
juga perawatan bayi, perlengkapan bayi, kesehatan bayi, kecerdasan bayi sampai
asuransi pendidikan. Menurut majalah Marketing diperkirakan pasarnya mencapai
Rp. 28 triliun.
Penduduk
dunia berkembang dalam tingkat yang amat cepat. Total penduduk dunia sekarang
lebih dari 5,8 milyar jiwa dan akan melebihi 7,5 milyar di tahun 2005.
Pertumbuhan penduduk dunia yang sangat cepat memiliki dampak yang besar bagi
bisnis. Penduduk yang berkembang berarti
bertumbuhnya kebutuhan manusia untuk dipuaskan. Bila berkaitan dengan
daya beli, berarti juga tumbuhnya kesempatan pasar. Sebagai contoh, untuk
mengekang laju pertumbuhan penduduk, pemerintah Cina mengeluarkan undang-undang
yang membatasi keluarga hanya memiliki satu anak saja. Akibatnya, anak-anak
Cina dimanjakan dan diperhatikan melebihi yang pernah terjadi. Dikenal di Cina
sebagai “kaisar cilik”, anak kecil di Cina dilimpahi apapun mulai dari permen
sampai computer sebagai hasil atas apa yang dikenal sebagai “sindroma enam-kantung.”
Sebanyak enam orang dewasa, termasuk orang tua, kakek-nenek, buyut, serta paman
dan bibi, sampai kepada tingkah laku anak. Kecenderungan ini telah mendorong
perusahaan mainan seperti Badai Company dari Jepang (terkenal dengan Mighty
Morphin Power Rangers-nya), Lego Group dari Denmark, dan Mattel untuk memasuki
pasar Cina.
Penduduk
dunia yang besar dan sangat beraneka ragam memberikan kesempatan dan tantangan.
Untuk itu pemasar tetap mengawasi dari dekat tren demografis dan perkembangan
dalam pasar mereka, baik di dalam maupun di luar negeri. Mereka mengawasi
perubahan, struktur usia dan keluarga, perpindahan penduduk secara geografis,
karakter pendidikan, dan perbedaan penduduk
tulisannya kecil kecil pusing saya
BalasHapus