Minggu, 30 September 2018

Lingkungan Demografis


Lingkungan Demografis

Lingkungan yang paling berpengaruh dalam lingkungan pemasaran makro adalah lingkungan demografi karena penduduk yang membentuk pasar. Pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu yang terus meningkat dapat merupakan suatu peluang, sekaligus menjadi ancaman bagi perusahaan karena pertumbuhan penduduk yang terus meningkat akan berdampak juga pada meningkatnya permintaan kebutuhan barang-barang di pasar. 
Lingkungan demografi memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, perusahaan distribusi, umur, etnis, dan pendidikan, jenis rumah tangga baru, pergeseran populasi secara geografi, dan perpecahan dari pasar masal menjadi pasar-pasar mikro. 
Demografi adalah studi kependudukan manusia menyangkut ukuran, kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, ras, lapangan kerja, dan data statistik lain. Lingkungan demografi menjadi minat utama perusahaan karena lingkungan demografis menyangkut masyarakat, dan masyarakat membentuk pasar. 
Pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi tingkat peluang pemasaran bagi suatu produk ataupun jasa. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan semakin membuka peluang lebih luas, karena bagaimanapun akan terkait dengan seberapa besar suatu produk atau jasa akan bisa diserap oleh pasar. 
Perbandingan prosentase umur. Kategorisasi umur dalam pemasaran biasanya dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Prosentase pada setiap umur akan menentukan juga peluang bisnis di dalamnya. Untuk produk atau jasa yang ditujukan pada pasar anak-anak misalnya, dari jumlah populasi penduduk secara keseluruhan, perlu dilihat berapa persen jumlah anak-anak dari keseluruhan penduduk. 
Pasar etnik. Pasar etnik juga merupakan salah satu potensi pasar yang perlu dipertimbangkan. Etnik tertentu biasanya mempunyai kecenderungan, preferensi, dan kebutuhan bersama yang unik dan tidak dimiliki oleh etnis lain. 
Tingkat lulusan akademik. Tingkat lulusan akademik akan berpengaruh terhadap pola belanja dan gaya hidup seseorang. Cara memasarkan untuk kalangan berpendidikan tinggi akan berbeda dengan cara pemasaran untuk pendidikan yang lebih rendah. 
Pola kehidupan rumah tangga. Rumah tangga di Indonesia sebagian masih menerakan pola keluarga besar dengan orang tua dan anak-anak masih berkumpul dalam satu keluarga hingga tua. Namun demikian, di kota-kota besar keluarga-keluarga muda sudah mulai mandiri dan memiliki rumah serta memisahkan diri dari orang tua mereka.
Lingkungan demografis menunjukkan bahwa penduduk Indonesia sekitar 220 juta, 80 % lebih beragama Islam, maka konsumen terbesar di Indonesia beragama Islam. Konsumen yang beragama Islam, pada umumnya sangat sensitif terhadap apa yang dilarang agama, misalnya makanan yang mengandung babi, maka akan mempunyai masalah di Indonesia.  
Kasus yang pernah terjadi pada produk Ajinomoto dan Dancow, meskipun akhirnya dapat diterima kembali oleh konsumen. Riset dari Frontier pada 2001, menyatakan bahwa 57,9 % konsumen selalu memperhatikan label halal.  Perkembangan perbankan syariah juga cukup menjanjikan, yang pada 1992 baru ada satu bank, tetapi pada akhir 2005, telah mencapai 3 bank umum syariah, 19 unit usaha syariah dan 596 kantor perbankan syariah.  
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) kelahiran bayi setiap tahun di Indonesia mencapai sekitar 4,3 juta. Pasar bayi cukup besar, tidak saja susu dan makanan, tetapi juga perawatan bayi, perlengkapan bayi, kesehatan bayi, kecerdasan bayi sampai asuransi pendidikan. Menurut majalah Marketing diperkirakan pasarnya mencapai Rp. 28 triliun. 
Penduduk dunia berkembang dalam tingkat yang amat cepat. Total penduduk dunia sekarang lebih dari 5,8 milyar jiwa dan akan melebihi 7,5 milyar di tahun 2005. Pertumbuhan penduduk dunia yang sangat cepat memiliki dampak yang besar bagi bisnis. Penduduk yang berkembang berarti  bertumbuhnya kebutuhan manusia untuk dipuaskan. Bila berkaitan dengan daya beli, berarti juga tumbuhnya kesempatan pasar. Sebagai contoh, untuk mengekang laju pertumbuhan penduduk, pemerintah Cina mengeluarkan undang-undang yang membatasi keluarga hanya memiliki satu anak saja. Akibatnya, anak-anak Cina dimanjakan dan diperhatikan melebihi yang pernah terjadi. Dikenal di Cina sebagai “kaisar cilik”, anak kecil di Cina dilimpahi apapun mulai dari permen sampai computer sebagai hasil atas apa yang dikenal sebagai “sindroma enam-kantung.” Sebanyak enam orang dewasa, termasuk orang tua, kakek-nenek, buyut, serta paman dan bibi, sampai kepada tingkah laku anak. Kecenderungan ini telah mendorong perusahaan mainan seperti Badai Company dari Jepang (terkenal dengan Mighty Morphin Power Rangers-nya), Lego Group dari Denmark, dan Mattel untuk memasuki pasar Cina. 
Penduduk dunia yang besar dan sangat beraneka ragam memberikan kesempatan dan tantangan. Untuk itu pemasar tetap mengawasi dari dekat tren demografis dan perkembangan dalam pasar mereka, baik di dalam maupun di luar negeri. Mereka mengawasi perubahan, struktur usia dan keluarga, perpindahan penduduk secara geografis, karakter pendidikan, dan perbedaan penduduk

1 komentar: