Senin, 03 September 2018

Masalah Pengangguran


Pengangguran

             Dalam membedakan jenis – jenis pengangguran, terdapat dua cara untuk menggolongkannya yaitu :
1.       Berdasarkan kepada sumber / penyebab yang mewujudkan pengangguran tersebut.
2.       Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang wujud.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya
             Berdasarkan penggolongan ini pengangguran dapat dibedakan kepada jenis penganguran berikut.

Pengganguran Normal Atau Friksional
Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah di pandang sebagai mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan penagangguran normal atau friksional. Para pengangguran ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, pengangguran adalah rendah dan pekerjaan mudah di peroleh. Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja. Maka pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Ini akan mendorong para pekerja untuk meninggalakan pekerjaan yang lama dan mencari pekerjaan yang baru dan lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam mencari pekerjaan baru ini sementara para pekerja tersebut tergolong pengangguran. Mereka inilah yang digolongkan sebagai pengangguran normal.

Pengangguran Siklikal
Perkembangan tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat menurun dengan banyaknya. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan – perusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami kemrosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemrosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaan – perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, maka pengguran akan bertambah. Pengangguran yang wujud tersebut dinamakan pengangguran siklikal.

Pengangguran Struktural
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagainya akan mengalami kemunduran. Kemrosotan ini di timbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikutnya : wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari negara – negara lain. Kemrosotan itu kan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberihentikan dan menjadi pengangguran. Penganguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran struktural. Dinamakan demikian karena ia sesebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.

Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya pergantian tenaga manusia oleh mesin – mesin dan bahan kimia. Racun lalang dan rumput, misalnya, telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah, dan lahan pertanian lain. Begitu juga dengan mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang, memotong rumput, membersihkan kawasan dan memungut hasil. Sedangkan di pabrik – pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja – kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainya dinamakan pengangguran teknologi.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya
             Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran dapat pula digolongkannya sebagai berikut :

Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akaibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonimi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai dari akibat dari kemunduran perkembangan sesuatu industri.

Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, an jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor. Antara lain faktor yang perlu di pertimbangkan adalah : besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan (apakah intensif buruh atau intensif modal )dan tingkat produksi yang dicapai. Dibanyak negara berkembang seringkali didapatai bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh – contonya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang kecil.

Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Disamping itu pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam masa di atas para penyadap karet, nelayan, dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.

Setengah Menganggur
Di negara – negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akaibatna tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi pengangguran sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja – pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang di jelaskan digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam bahasa inggris : underemployed. Dan jenis penganggurannya dinamakan underemployment.





0 komentar:

Posting Komentar