Minggu, 05 November 2017

KARAKTER KONSUMEN


Perilaku dalam hal ini adalah perilaku seseorang, pelanggan (konsumen), erat kaitannya dengan watak, asal daerah (suku bangsa), tingkat pendidikan, taraf hidup orang atau pelanggan tersebut. Oleh karena itu, dalam mengamati perilaku pelanggan tentunya kita tidak akan meyamaratakan satu sama lain.

 Perbedaan orang-orang tersebut a dari akan terlihat jelas dari bagaimana ia berbicara, melakukan komunikasi, mengemukakan pendapat dan bertindak. Oleh karena itu, petugas pelayanan dituntut untuk betul-betul memahami perilaku pelanggan dengan membuka diri dan banyak berkomunikasi dengan pelanggan, belajar dan banyak membaca buku-buku pengetahuan mengenai ilmu perilaku. Dengan demikian, para petugas pelayanan akan banyak memperoleh bahan-bahan masukan yang sangat berguna sebagai bekal memahami perilaku dan keinginan pelanggan.

 Sebagai pemasar atau marketer, kita harus mengenali dan memahami perilaku konsumen. Dengan mengenali pelanggan kita bisa melihat kebutuhan mereka dan hal-hal yang harus kita perhatikan adalah bagaimana tipe orang tersebut sehingga kita mudah melayani mereka.

1.       Tipe-tipe Konsumen Menurut Ernerst Kretschmer
Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, Ernest Kretschmer mengkategorikan tipetipe konsumen sebagai berikut :

a)      Tipe Piknis
 Tipe Piknis pada umunya mempunyai bentuk badan bulan, anggota badan umumnya agak pendek, dan wajahnya bulat lebar. Karakter tipe ini menunukkan sifat peramah, suka berbicara, tenang, suka humor, ada pula yang sifatnya pendiam, baik hati, serta bersifat praktis energik. Cara menghadapi atau melayani konsumen dengan tipe ini :
(1) Perhatikan suasana hatinya, dan usahakan untuk berbincang jika ia menghendakinya.
 (2) Lakukan percakapan yang menarik, ramah, dan sedikit humor.
 (3) Jangan mengadakan debat kusir karena mereka pada umumnya pandai bersilat lidah.
(4) Untuk tipe piknis yang pendiam, sebaiknya diberi perhatian, dengan mengucapkan, misalnya: “Ada yang perlu dibantu, Ibu?”
 (5) jika mereka menunjukkan perilakutertentu yang kurang pantas didengar, janganlah dipersoalkan karena mereka suka guyon atau humor.

b) Tipe Leptosom
Untuk tipe Leptosom, Bentuk tubuh agak kecil dan lemah, bahu tampak kecil, leher dan anggota badan menunjukkan kesan kurus panjang. Karakter leptosom menunjukkan orang yang angkuh, orang idealis. Cara menghadapi atau melayani:
(1) Hormatilah mereka seperti seorang raja yang harus siap dilayani.
 (2) Bersikaplah sabar, hormat, dan bijaksana, dan menurutnya.
(3) Jangan menegur mereka dengan cara yang kurang enak, tetapi sapalah mereka dengan sikap hormat, tunduk kepada mereka.

b)      Tipe Atletis
Sedangkan untuk tipe Atletis bentuk badan kokoh, pundak tampak lebar, dan pinggul berisi. Anggota badannya cukup panjang, badan berotot dan kekar. Wajahnya bulat telur atau lonjong. Karakternya menunjukkan sikap banyak gerak, tetapi penampilannya kalem, jarang humor, dan mempunyai sifat tidak lekas percaya dan kaku.
(1) Cara menghadapi atau melayani :
(2) Hindari berdiskusi atau berdebat kusir.
 (3) Berilah kesan seolah-olah mereka orang yang pandai.
(4) Bersabarlah dan jangan menunjukkan sikap terburu-buru kepada mereka.
 (5) Sebaiknya, jika ada pertanyaan yang mereka kemukakan, hendaknya dijawab dengan penjelasan yang sistematis dan, kalau memungkinkan, dengan alat peragaan. Karena mereka umumnya tidak cepat percaya.
 (6) Hindarilah sikap yang mengecewakan mereka, terutama jika mereka tidak jadi membeli barang.

2.       Tipe-tipe Konsumen Menurut Johnstone
Johnstone mengkategorikan konsumen sebagai konsumen pria, konsumen wanita, konsumen remaja, konsumen lanjut usia, konsumen pendiam, konsumen suka berbicara, konsumen penggugup, konsumen ragu-ragu, kosnumen pembantah, konsumen pendatang, konsumen sadar, konsumen curiga, konsumen angkuh, dan konsumen lainnya.

a.       Pembeli Pria
Ciri-cirinya:
1) Mudah terpengaruh oleh bujukan penjual.
2) Sering tertipu karena tidak sabaran untuk memilih dulu sebelum membeli.
 3) Punya perasaan kurang enak jika memasuki toko tanpa membeli sesuatu.
4) Kurang begitu berminat untuk berbelanja sehingga sering terburu-buru mengambil keputusan pembelian.
 5) Mudah terpengaruh olrh nasihat yang baik, argumentasi yang objektif.

b. Wanita
 Ciri-cirinya:
 1) Tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual.
2) Lebih bayak tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada kegunaannya, karena wanita lebih perasaan daripada pria.
3) Juga lebih banyak tertarik pada gejala mode, terutama pada remaja putrid, dan bahkan belakangan ini remaja putra pumn mulai tertarik.
4) Mementingkan status sosial, wanita jauh lebih peka.
 5) Menyenangi hal-hal yang romantis daripada objektif.
 6) Mudah meminta pandangan, pendapat, atau pun nasihat dari orang lain.
 7) Kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis dari barang yang akan dibelinya.
 8) Senang berbelanja, sehingga sering kali sukar untuk cepat menentukan barang mana yang akan dibelinya.
 9) Cepat merasakan suasana toko.

c. Remaja
 Ciri-cirinya:
 1) Remaja amat mudah terpengaruh oleh bujukan penjual.
2) Mudah terbujuk iklan.
 3) Tidak berpikir hemat.
4) kurang realistis, romantis, dan impulsive.

d. Lanjut usia
Ciri-cirinya :
1) Umumnya kelompok ini memiliki pola berpikir yang sesuai dengan pengalaman hidupnya. Seringkali menampakkan tingkah laku seolah-olah mereka adalah terpandai, penjual sering dianggap anak kecil yang tidak mengetahui apa pun.
 2) Tidak bisa mengikuti perputaran jaman, sehingga seringkali menanyakan barangbarang yang sudah tidak diproduksi lagi.
3) Tidak terburu-buru dalam mebeli barang, bahkan senang berbincang dulu dengan penjual.
4) Kehidupan sekarang dirasakannya amat tidak menyenangkan.
 5) Bersikap tenang dan ramah, terutama kaum wanitanya cenderung menunjukkan rasa keibuannya kepada yang lebih muda.

e. Pendiam
Ini merupakan tipe pelanggan yang paling sulit dihadapi sebab penjual tidak punya pegangan untuk dapat mulai mencoba mengadakan percakapan. Hal ini biasanya disebabkan oleh
1) Adanya rasa malu sehingga pembeli tidak memiliki keberanian untuk menyatakan pendapatnya dengan jelas. Kesukaran yang demikian tidak terdapat pada anak kecil saja, tetapi pada orang dewasa juga.
2) Adakalanya pembeli tidak mau atau segan berbicara karena memikirkan sesuatu, mungkin sedang berpikir tentang untung ruginya jika ia membeli barang ini, atau sedang memikirkan harganya. Biasanya langganan yang demikian adalah orang yang mengetahui betul apa-apa yang diinginkannya.
3) Biasanya, jika pembeli tidak dapat memusatkan pikirannya pada suatu barang, sering dapat menunjukan kesan gugup, ia mencoba untuk mencari sesuatu yang ia sendiri tidak tahu sehingga sebelum pelayanan selesai menerangkan suatu produk, perhatian pelanggan sudah beralih lagi pada produk lain tanpa ia dapat memberikan komentar terlebih dahulu.

 4) Kurang kemampuan berbicara yang mungkin dapat disebabkan oleh adanya kerusakan organis ataupun kelainan psikis. 

0 komentar:

Posting Komentar