Perilaku dalam hal ini adalah
perilaku seseorang, pelanggan (konsumen), erat kaitannya dengan watak, asal
daerah (suku bangsa), tingkat pendidikan, taraf hidup orang atau pelanggan
tersebut. Oleh karena itu, dalam mengamati perilaku pelanggan tentunya kita
tidak akan meyamaratakan satu sama lain.
Perbedaan orang-orang tersebut a dari akan
terlihat jelas dari bagaimana ia berbicara, melakukan komunikasi, mengemukakan
pendapat dan bertindak. Oleh karena itu, petugas pelayanan dituntut untuk
betul-betul memahami perilaku pelanggan dengan membuka diri dan banyak
berkomunikasi dengan pelanggan, belajar dan banyak membaca buku-buku
pengetahuan mengenai ilmu perilaku. Dengan demikian, para petugas pelayanan
akan banyak memperoleh bahan-bahan masukan yang sangat berguna sebagai bekal
memahami perilaku dan keinginan pelanggan.
Sebagai pemasar atau marketer, kita harus
mengenali dan memahami perilaku konsumen. Dengan mengenali pelanggan kita bisa
melihat kebutuhan mereka dan hal-hal yang harus kita perhatikan adalah
bagaimana tipe orang tersebut sehingga kita mudah melayani mereka.
1.
Tipe-tipe Konsumen Menurut Ernerst Kretschmer
Dalam hubungannya dengan perilaku
konsumen, Ernest Kretschmer mengkategorikan tipetipe konsumen sebagai berikut :
a) Tipe Piknis
Tipe Piknis pada umunya mempunyai bentuk badan
bulan, anggota badan umumnya agak pendek, dan wajahnya bulat lebar. Karakter
tipe ini menunukkan sifat peramah, suka berbicara, tenang, suka humor, ada pula
yang sifatnya pendiam, baik hati, serta bersifat praktis energik. Cara
menghadapi atau melayani konsumen dengan tipe ini :
(1) Perhatikan suasana hatinya,
dan usahakan untuk berbincang jika ia menghendakinya.
(2) Lakukan percakapan yang menarik, ramah,
dan sedikit humor.
(3) Jangan mengadakan debat kusir karena
mereka pada umumnya pandai bersilat lidah.
(4) Untuk tipe piknis yang
pendiam, sebaiknya diberi perhatian, dengan mengucapkan, misalnya: “Ada yang
perlu dibantu, Ibu?”
(5) jika mereka menunjukkan perilakutertentu
yang kurang pantas didengar, janganlah dipersoalkan karena mereka suka guyon
atau humor.
b) Tipe Leptosom
Untuk tipe Leptosom, Bentuk tubuh
agak kecil dan lemah, bahu tampak kecil, leher dan anggota badan menunjukkan
kesan kurus panjang. Karakter leptosom menunjukkan orang yang angkuh, orang
idealis. Cara menghadapi atau melayani:
(1) Hormatilah mereka seperti
seorang raja yang harus siap dilayani.
(2) Bersikaplah sabar, hormat, dan bijaksana,
dan menurutnya.
(3) Jangan menegur mereka dengan
cara yang kurang enak, tetapi sapalah mereka dengan sikap hormat, tunduk kepada
mereka.
b)
Tipe
Atletis
Sedangkan untuk tipe Atletis
bentuk badan kokoh, pundak tampak lebar, dan pinggul berisi. Anggota badannya
cukup panjang, badan berotot dan kekar. Wajahnya bulat telur atau lonjong.
Karakternya menunjukkan sikap banyak gerak, tetapi penampilannya kalem, jarang
humor, dan mempunyai sifat tidak lekas percaya dan kaku.
(1) Cara menghadapi atau melayani
:
(2) Hindari berdiskusi atau
berdebat kusir.
(3) Berilah kesan seolah-olah mereka orang
yang pandai.
(4) Bersabarlah dan jangan
menunjukkan sikap terburu-buru kepada mereka.
(5) Sebaiknya, jika ada pertanyaan yang mereka
kemukakan, hendaknya dijawab dengan penjelasan yang sistematis dan, kalau
memungkinkan, dengan alat peragaan. Karena mereka umumnya tidak cepat percaya.
(6) Hindarilah sikap yang mengecewakan mereka,
terutama jika mereka tidak jadi membeli barang.
2.
Tipe-tipe Konsumen Menurut Johnstone
Johnstone mengkategorikan
konsumen sebagai konsumen pria, konsumen wanita, konsumen remaja, konsumen
lanjut usia, konsumen pendiam, konsumen suka berbicara, konsumen penggugup,
konsumen ragu-ragu, kosnumen pembantah, konsumen pendatang, konsumen sadar,
konsumen curiga, konsumen angkuh, dan konsumen lainnya.
a. Pembeli Pria
Ciri-cirinya:
1) Mudah terpengaruh oleh bujukan
penjual.
2) Sering tertipu karena tidak
sabaran untuk memilih dulu sebelum membeli.
3) Punya perasaan kurang enak jika memasuki
toko tanpa membeli sesuatu.
4) Kurang begitu berminat untuk
berbelanja sehingga sering terburu-buru mengambil keputusan pembelian.
5) Mudah terpengaruh olrh nasihat yang baik,
argumentasi yang objektif.
b. Wanita
Ciri-cirinya:
1) Tidak mudah terbawa arus atau bujukan
penjual.
2) Lebih bayak tertarik pada
warna dan bentuk, bukan pada kegunaannya, karena wanita lebih perasaan daripada
pria.
3) Juga lebih banyak tertarik
pada gejala mode, terutama pada remaja putrid, dan bahkan belakangan ini remaja
putra pumn mulai tertarik.
4) Mementingkan status sosial,
wanita jauh lebih peka.
5) Menyenangi hal-hal yang romantis daripada
objektif.
6) Mudah meminta pandangan, pendapat, atau pun
nasihat dari orang lain.
7) Kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis
dari barang yang akan dibelinya.
8) Senang berbelanja, sehingga sering kali
sukar untuk cepat menentukan barang mana yang akan dibelinya.
9) Cepat merasakan suasana toko.
c. Remaja
Ciri-cirinya:
1) Remaja amat mudah terpengaruh oleh bujukan
penjual.
2) Mudah terbujuk iklan.
3) Tidak berpikir hemat.
4) kurang realistis, romantis,
dan impulsive.
d. Lanjut usia
Ciri-cirinya :
1) Umumnya kelompok ini memiliki
pola berpikir yang sesuai dengan pengalaman hidupnya. Seringkali menampakkan
tingkah laku seolah-olah mereka adalah terpandai, penjual sering dianggap anak
kecil yang tidak mengetahui apa pun.
2) Tidak bisa mengikuti perputaran jaman,
sehingga seringkali menanyakan barangbarang yang sudah tidak diproduksi lagi.
3) Tidak terburu-buru dalam
mebeli barang, bahkan senang berbincang dulu dengan penjual.
4) Kehidupan sekarang
dirasakannya amat tidak menyenangkan.
5) Bersikap tenang dan ramah, terutama kaum
wanitanya cenderung menunjukkan rasa keibuannya kepada yang lebih muda.
e. Pendiam
Ini merupakan tipe pelanggan yang
paling sulit dihadapi sebab penjual tidak punya pegangan untuk dapat mulai
mencoba mengadakan percakapan. Hal ini biasanya disebabkan oleh
1) Adanya rasa malu sehingga
pembeli tidak memiliki keberanian untuk menyatakan pendapatnya dengan jelas.
Kesukaran yang demikian tidak terdapat pada anak kecil saja, tetapi pada orang
dewasa juga.
2) Adakalanya pembeli tidak mau
atau segan berbicara karena memikirkan sesuatu, mungkin sedang berpikir tentang
untung ruginya jika ia membeli barang ini, atau sedang memikirkan harganya.
Biasanya langganan yang demikian adalah orang yang mengetahui betul apa-apa
yang diinginkannya.
3) Biasanya, jika pembeli tidak
dapat memusatkan pikirannya pada suatu barang, sering dapat menunjukan kesan
gugup, ia mencoba untuk mencari sesuatu yang ia sendiri tidak tahu sehingga
sebelum pelayanan selesai menerangkan suatu produk, perhatian pelanggan sudah
beralih lagi pada produk lain tanpa ia dapat memberikan komentar terlebih
dahulu.
4) Kurang kemampuan berbicara yang mungkin
dapat disebabkan oleh adanya kerusakan organis ataupun kelainan psikis.
0 komentar:
Posting Komentar