Bila pada pokok bahasan terdahulu
pembicaraan lebih banyak menyangkut produk berupa barang, maka dalam pembahasan
di sini akan ditekankan pada pemasaran jasa. Sektor jasa sendiri berkembang
pesat akhir-akhir ini karena beberapa faktor penyebab, yaitu:
1. Adanya peningkatan pengaruh sektor jasa.
2. Waktu santai yang semakin banyak.
3. Persentase wanita yang masuk
dalam angkatan kerja semakin besar.
4. Tingkat harapan hidup semakin
meningkat.
5. Produk-produk yang dibutuhkan
dan dihasilkan semakin kompleks.
6. Adanya peningkatan
kompleksitas kehidupan.
7. Meningkatnya perhatian
terhadap ekologi dan kelangkaan sumber daya.
8. Perubahan teknologi
berlangsung semakin cepat
Karakteristik jasa memiliki
ciri-ciri tertentu. Karakterstik jasa berbeda bila dibandingkan dengan produk
(barang fisik). Menurut Tjiptono (1998), ada 4 karakteristik pada jasa yang
membedakan dengan barang yaitu sebagai berikut:
1. Intangible (tidak berwujud)
Suatu jasa mempunyai sifat tak
berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.
Contoh: Model kendaraan dan kondisi mesin.
2. Inseparability (tidak dapat dipusahkan)
Pada umumnya jasa yang diproduksi
dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seorang untuk
diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa
tersebut. Contoh: Garansi service dan informasi sparepart.
3. Variability (bervariasi)
Jasa senantiasa mengalami
perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa dan kondisi dimana jasa tersebut
diberikan. Contoh: Mengganti sparepart.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Daya tahan suatu jasa tegantung
terhadap suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. Contoh: Kondisi
busi yang terendam banjir, bensin bercampur air, dan knalpot kemasukan air.
Sedangkan menurut Kotler terdapat
4 karakteristik yang dimiliki oleh jasa, yaitu:
1. Tidak berwujud (intangibility)
Jasa adalah sesuatu yang tidak
berwujud. Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya seseorang yang
menjalani “perawatan kesehatan” tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli
jasa tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau
bukti dari mutu jasa tersebut. Konsumen akan mengambil kesimpulan mengenai mutu
jasa tersebut dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, dan harga yang
mereka lihat.
2. Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa umumnya diproduksi secara
khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan, sehingga mutu dari suatu jasa
terjadi pada saat pemberian jasa. Interaksi yang terjadi antara penyedia jasa
dan konsumen sangat mempengaruhi mutu dari jasa yang diberikan. Terdapat
beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh penyedia jasa untuk menjaga mutu
pelayanannya yaitu:
a) Bekerja dengan kelompok yang
lebih besar, jadi pelayanan yang biasanya diberikan orang per orang sekarang
langsung beberapa orang.
b) Bekerja lebih cepat.
c) Melatih lebih banyak karyawan
dan membina keyakinan pada diri konsumen.
3. Keragaman (variability)
Jasa sangat beragam, artinya
memiliki banyak variasi jenis dan kualitas tergantung pada siapa, kapan, dan di
mana jasa tersebut disediakan. Para pemakai jasa sangat peduli dengan keragaman
yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum
memutuskan untuk memilih. Untuk menjaga mutu pelayanan dapat dilakukan melalui:
·
Investasi dalam seleksi dan pelatihan personalia
yang baik.
·
Melakukan standardisasi terhadap proses kinerja
di seluruh organisasi tersebut.
·
Memonitor kepuasan konsumen baik melalui sistem
pesan dan kesan, survei konsumen, dan sebagainya.
4. Tidak tahan lama (perishability)
Jasa tidak dapat disimpan karena
sifatnya yang tidak berwujud fisik. Ini tidak menjadi masalah bila
permintaannya stabil karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan
sebelumya. Tetapi jika permintaan berfluktuasi maka akan menimbulkan masalah.
Terimakasih artikelnya sangat bermanfaat. Bagi yang membutuhkan Tempat Sewa Genset Murah bisa menghubungi kami.
BalasHapusSilahkan mampir ke http://id.arthurteknik.com/