Menurut Kotler dan Armstrong
(1997) yang menyatakan bahwa "Marketing mix as the set of controllable
marketing variables that the firm bleads toproduce the response it wants in the
target market”. Dalam arti lain bauran marketing merupakan cara bagaimana
produk tersebut dibuat dengan tepat pada market yang tepat dengan harga yang
tepat, proses distribusi yang tepat, dan waktu yang tepat. Konsep ini merupakan
konsep dasar dalam marketing yang juga dikenal dengan nama Indonesia “Bauran
Pemasaran”. Pada awalnya, marketing mix terdiri dari 4 komponen utama yakni
product, price, place, and promotion (4P). Seperti teori dan konsep dalam dunia
pendidikan lainnya, marketing mix ini juga mengalami penambahan kompenen dari 4P
menjadi 7P. Tambahan (extended) komponen ini dibuat untuk memudahkan proses
analisisnya pada bidang jasa melalui komponen people, process and physical
evidence. Terlepas dari semua teori yang ada di buku-buku pemasaran saat ini,
pemahaman hijau dan sederhana saya tentang marketing mix (4P + 3P) adalah
sebagai berikut :
1. PRODUCT (PRODUK)
Konsep produk yang paling utama adalah
bagaimana produk yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan, harapan/ekspektasi,
dan juga willingness to pay dari konsumen dalam kerangka produk sebagai
customers solution. Untuk mewujudkan ini semua, diperlukan produk yang
berkualitas sebagai modal dasar dalam memenangi persaingan (quality speaks
itself).
2. PRICE (HARGA)
Dalam dunia akuntansi, harga
merupakan turunan dari biaya dan juga keuntungan yang diinginkan sehingga
secara tidak langsung dapat diartikan bahwa harga berbanding lurus dengan
kualitas. Melalui konsep sesederhana inilah mobilmobil keluaran eropa cenderung
mempunyai harga diatas mobil-mobil dari jepang. Hal ini tidaklah mengherankan
karena paling tidak mobil eropa unggul dalam dua hal dibandingkan mobil jepang
yakni dari aspek lutionkenyamanan dan keamanan (price speak quality). Namun
saat ini kita juga dibuat terkaget-kaget dengan sepak terjang produk cina di
pasaran. Hampir semua jenis/kategori produk berhasil dimasuki oleh produk cina.
Pada Produsen cina sangat jeli melihat peluang bisnis yang belum tergarap
sempurna namun sangat prospektif dari segi jumlah permintaan (demand). Mereka
pada awalnya sangat meyakini bahwa pada dasarnya market low end masih “terbuka
menganga” dan saat ini belum banyak (bisa dikatakan tidak ada) yang
mengakomodir.
Contoh kasus yang paling dekat
adalah di Industri telepon genggam (handphone). Lihatlah bagaimana produk
handphone cina sudah sangat “megang” pasar di Indonesia. Merek-merek kenamaan
yang sudah mapan seperti Nokia, blackberry, sony, apple-iphone dibuat
ketar-ketir dengan penetrasi pasar produk cina. Ketika pemain besar
mengeluarkan item produk baru dengan suatu fitur unggulan, maka dapat di
pastikan handphone cina akan mengeluarkan hal yang serupa (mirip) dengan harga
sampai setengahnya dalam hitungan hari/minggu. Coba kita amati dengan seksama
bagaimana handphone cina ini sudah punya fitur chat layaknya blackberry, penampilan
slim, touch screen dan dalam desain
tablet layaknya produk keluaran apple. Jadi kesimpulannya, harga tinggi ataupun
harga rendah sama-sama applicable tergatung market yang hendak dibidik.
3. PLACE (SALURAN DISTRIBUSI/TEMPAT)
Place dalam konteks ini lebih
mengarah kepada ketersediaan dan penempatan produk. Ibarat pepatah mengatakan
“posisi menentukan prestasi”, maka komponen place menjadi sesuatu yang juga
sangat vital. Dengan semakin berkembangnya teknologi, akses konsumen terhadap
suatu barang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Saat ini banyak ditemui
penjual yang menawarkan barangnya tidak melalui toko konvensional namun sudah
secara online di dunia maya. Aksesibiliti yang semakin baik terhadap dunia IT
menyebabkan transformasi besar terhadap bagaimana dan dimana barang dijual
serta bagaimana cara konsumen mengakses dan melakukan pemesanan.
4. PROMOTION (PROMOSI)
Berkaiatan dengan poin no 3, promosi
untuk barang/jasa saat ini sudah sangat berubah dibandingkan 10-20 tahun yang lalu.
Survey membuktikan bahwa saat ini sebagai besar konsumen menghabiskan lebih
dari 12 jam/hari didepan internet melalui berbagai macam sarana seperti smart
phone, netbook, ipad, tablet, dll sehingga banyak penjual maupun perusahaan
periklanan yang mulai merambah dunia maya agar memperoleh perhatian yang lebih
besar dari konsumen yang mereka bidik. Saat ini hampir semua penjual atau
produsen menyadari adanya transformasi informasi yang dapat menekan biaya
promosi untuk barang/jasa. Sarana yang paling banyak digunakan adalah melalui
“opensource”. Kita bisa lihat bagaimana promosi begitu gencarnya di ranah
public yang sifatnya opensource seperti facebook, twitter,skype, dll
5. PEOPLE (ORANG)
Dengan semakin banyaknya jumlah
produk/jasa dengan spesifikasi yang hampir mirip dipasaran, diperlukan personal
touch dari pihak penjual/perusahaan dalam membina hubungan dengan konsumennya.
Semua ini harus dilakukan karena make your customer satisfied is not enough, we
need to make them delightful. Dengan tidak berimbangnya supply dibandingkan
demand, maka bisnis saat ini sudah seperti “tukang jahit” dimana
penjual/perusahaan harus mengidentifikasi secara detail kebutuhan setiap
konsumen (minimal per segmennya). Untuk mewujudkan ini semua diperlukan
karyawan yang berkualitas yang pastinya juga dilahirkan dari sebuah sistem yang
baik (recruiting, training, motivation, rewards, teamwork, and education
training)
6. PROCESS (PROSES)
“Output” yang baik sealu diperoleh
dari “proses” yang baik pula. Inti dari konsep ini adalah bagaimana perusahaan
mendapatkan customer dengan memperhatikan beberapa aspek penting seperti
efektivitas & efisiensi aktivitas perusahaan, standarisasi yang jelas dari
suatu produk,proses penciptaan keunikan dari suatu barang, dll.
7. PHYSICAL EVIDENCE (BUKTI FISIK)
Dengan semakin ketatnya persaingan
yang ditandainya dengan banyaknya alternatif akan suatu barang,
penjual/perusahaan harus mampu meyakinkan konsumen lewat penampilan luar
(outfit). Hal ini dirasakan logis sebab konsumen pun dalam hal ini tidak
mempunyai cukup waktu untuk menganalisis dan menentukan suatu pilihan
barang/jasa. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penjual/perusahaan
dalam hal ini adalah benchmarking yang sempurna terhadap satu Inti dari kosep ini adalah bagaimana
perusahaan meyakinkan konsumen, antara lain dengan facility design, equipment,
employee dress, business card, dll. Hasil yang ingin dicapai dalam hal ini
adalah memenangi hati/pilihan konsumen dalam waktu yang terbatas (good first
impression)
Berdasarkan 7 unsur tersebut jika
dibandingkan penerapannya antara industri jasa dengan industri barang jelas
berbeda. Jika kita membeli suatu barang yang kita tahu kuliatas barang
tersebut, apa brand-nya sesuai dengan gaya hidup kita, apa barang tersebut
tahan lama, apa harganya sesuai dengan kantong kita, tanpa memperdulikan siapa,
bagaimana, kapan orang tersebut membuat barang itu. Yang market tahu adalah
kepuasan mendapatkan barang sesuai yang konsumen butuhkan. Berbeda halnya jika
dalam industri jasa, konsumen ingin mendapatkan lebih dari sekedar produk yang
didapat. Mereka ingin mendapatkan sebuah jasa disamping produk yang mereka
dapatkan, adanya kepuasan pelayanan saat produk tersebut sampai di tangan
konsumen, bagaimana cara meyakinkan bahwa produk yang ditawarkan adalah produk
terbaik diantara pesaingnya, bagaimana pemberi jasa mengerti apa yg dibutuhkan
konsumen sehingga bisa memperbaharui produk dan jasa yang lebih baik lagi.
Ditambah adanya perhatian terhadap orang yang memberikan pelayanan (jasa nama)
kepada konsumen.
0 komentar:
Posting Komentar