Definisi Bisnis Ritel
Pengertian Bisnis Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa
Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu.Retail atau
eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam
penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi dan bukan penggunaan bisnis.Sering kali orang-orang beranggapan bahwa
ritel hanya menjual produk-produk di toko. Tetapi retail (ritel) juga
melibatkan pelayanan jasa layanan antar (delivery services) ke rumah-rumah.
Tidak semua ritel dilakukan ditoko. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail
(ritel) adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen
untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual
produk-produknya kepada peretail maupun peritel besar (wholesaler).Peritel
besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar.
Perbedaan bisnis ritel
International Finance Corporation
(IFC) mencatatkan sekira 80 persen penjualan ritel di Indonesia merupakan hasil
dari penjualan ritel tradisional, dengan nilai sekira USD138 juta.IFC juga
mencatat, peritel tradisional juga mampu menyerap 21 persen tenaga kerja di
indonesia,
Tapi ada kesenjangan dalam
operasional yang dialankan selama ini dimana
kesenjangan terjadi karena terdapat di sisi pembayaran, peritel modern
telah mengadopsi pembayaran secara digital (e-money) sedangkan peritel
tradisional belum.
Saat ini kesenjangan antara
peritel modern dan peritel tradisional adalah, peritel modern memiliki rantai
distribusi yang terintegrasi secara digital sehingga menciptakan sinergi di
antara penggunanya. Standar bersama membuat informasi yang mengalir lebih
efektif di antara pemasok, peritel dan bank untuk meningkatkan visibilitas,
efisiensi dan proses otomasisasi.
Sedangkan peritel tradisional,
biasanya berbasis uang tunai dan mempunyai keterbatasan integrasi dengan
pemasok atau bank untuk mengelola pembelanjaan, persediaan dan pembayaran.Tanpa
teknologi yang kompatibel, mereka hanya mendapatkan sedikit keuntungan dari
standar dan infrastruktur yang digunakan oleh pelaku bisnis yang lebih besar
dalam rantai distribusi ini.
Contohnya dengan data yang
dimiliki bersama antara peritel modern bersama dengan perbankan membuat peritel
modern lebih mudah untuk melakukan pinjaman keperbankan untuk ekspansinya.
Menurut Asep ST Sujana (2005:16)
mengklasifikasikan tipe bisnis ritel berdasarkan:
a. Ownership (kepemilikan
bisnis),
• Single-store Retailer;
merupakan tipe binis retail yang paling banyak jumlahnya dengan ukuran toko
umumnya dibawah 100 m2 mulai dari kios atau toko dipasar tradisional sampai
dengan minimarket modern; dengan kepemilikan secara individual.
• Toko Retail; adalah toko retail
dengan banyak (lebih dari satu) cabang dan biasanya dimiliki oleh institusi
bisnis bukan perorangan.melainkan dalam bentuk perorangan (company owned retail
chain).Bentuknya mulai dari rantai toko minimarket sampai dengan mega
hyperstore.contoh nyata yang umum adalah seperti Hero Supermarket, Sogo,
Dept,Store & Supermarket, Matahari, Ramayana, dan sebagainya.
• Toko Waralaba (Franchise
Stores); adalah toko retail yang di bangun berdasarkan kontrak kerja waralaba
(bagi hasil)antara terwaralaba (franchisee) yakni pengusaha investor
perseorangan (independent business person)dengan pewaralaba (franchisor)yang
merupakan pemegang lisen bendera/nama toko,sponsor,dan pengelola usaha)
b. Merchandise category (kategori
barang dagangan),
·
Special store (Toko Khas) merupakan toko retail
yang menjual satu jenis kategori barang atau suatu rentang kategori barang (merchandise
category) yang relatif sempit/art-shop (pasar seni), jewelry store (toko
perhiasan),toko buku,dan sebagainya.
·
Grocery store (Toko Serba Ada, Toserba)
merupakan toko ritel yang menjual sebagian besar kategori barangya adalah
barang groceries (kebutuhan sehari-hari; freshfood perishable, dry-food
,beverages, cleanings dan cosmetics,serta household items.Umumya toko retail
modern yang sudah mapan adalah berbasis sebagai grocery retailers di mana
mereka jual lebih dari 60% dari assortment (bauran produk) adalah merupakan
kebutuhan pokok (basic needs)harian pribadi, keluarga,atau rumah
tangga.contohya Carrefour,Makro,Hero,Lion Superindo, dan tip top
·
Department Store sebagian besar dari assortments
yang di jual adalah merupakan non-basic items (bukan kebutuhan pokok),
fashionables,dan branded items(bermerek) dengan lebih dari
80%(konsinyasi).
Contohya,Ramayana,Borobudur,Sogo,Dept
store, Matahari galleria dan Pasaraya
·
Hyperstore menjual barang-barang dalam rentang
kategori barang yang sangat luas.menjual hampir semua jenis barang kebutuhan
setiap lapisan konsumen,mulai dari barang grocery,household,textile,appliance,opticaldan
lainnya dengan konsep one-stop-shopping (everything-in-oneroof),bahkan ganti
oli, dang anti ban mobil dapat di layani di dalam toko ritel sejenis ini.paling
tidak di butuhkan sedikitya 10.000 m persegi luasan sales area.toko-toko retail
di Indonesia tampakya belum ada yang dapat dikategorikan dalam tipe
hyperstore,bahkan Carrefour sekalipun.Meskipun di negarya (Perancis), Carrefour
juga telah mengoperasikan model ini.
c. Luas sales area (area pejualan),
• Small
Store/Kiosk;sebuah toko kecil (kios) yang umumnya merupakan toko ritel
traditional,dioperasikan sebagai usaha kecil dengan sales area dari 100 m2
• Minimarket;dioperasikan
dengan luasn sales area antara 100 sampai dengan 1.000 m2.
• Supermarket;dioperasikan
dengan luasan sales area antara 1.000 sampai dengan 5.000 m2.
• Hypermarket;dioperasikan
dengan luasan sales area lebih dari 5.000 m2
d. Non-store retailer (retailer tanpa toko).
• Multi-Level-Marketing
(MLM); adalah suatu model penjualan barang secara langsung (direct selling)
dengan system komisi penjualan berperingkat berdasarkan status keanggotaan
dalam distribution lines (jalur atau peringkat distribusi).Kemudian karena
marketing policy-nya untuk tidak melakukan above the line promotion
(advertising) dan tidak di perbolehkannya marketing budget-nya di kompensasikan
ke dalam bentuk Point Value (PV) dan Benerfit Value (BV) bagi para direct
distributor.Contoh nyata model ini adalah Amway,CNI, dan lain-lain
• Mail
& Phone Order Retailer; bentuk lain dari non-store retailer adalah Mail
&
Phone Order Retailer atau bisa di
sebut sebagai “ toko pesan antar “,yakni perusahaan yang melakukan penjualan
berdasarkan pesanan melalui surat dan atau telepon .Contoh dari model non-store
retailer in,antara lain TV Media DRTV, dan sebagaiya.dalamperkembangannya.contoh
retailer tipe inipun tidak lagi murni non-store retailer dengan di bukanya
showroomshowroom (konter) di hampir seluruh kota besar.
• Internet/Online
Store (e-Commerce);perkembangan teknologi informasi khususnya internet,telah memukinkan
berkembangnya “toko retail” di dunia maya.Adopsi teknologi internet ke dalam
bentuk online retailing (e-tail-ing, ecommerce) begitu memukau sehingga banyak
yang gagal karena overestimate atau over-self-confidence walaupun ada pula yang
berhasil seperti Amazon.com,dan Walmart.com.proses follow-up antara lain
melalui penyedian pusat layanan informasi dan konsumen,serta system layanan
pesan-antar yang memadai.
Peran dan Gambaran Umum Bisnis Ritel
Selain trend ekonomi , kebijakan pemerintah
dan gaya belanja ternyata industri ritel memiliki trend trend tertentu dengan
prinsip mencari tahu perkembangan yang ada selama ini.Di ibukota propinsi ada
bebrapa daerah yang memilki rubric khusus tentang dunia ritel, misalkan tentng
tenologi yang berkaitan dengan produk yg sedang trend, format toko yang baru,
pelayanan pelanggan, internet , delivery , mailing list dan lain-lain.
Pengelolaan ritel di Indonesia memang memilki prospek yang baik karena
potensi pasarnya yang sanagt besar . Hukum alam sellu ada jika ada ritel yang
berkembang dengan cepat otomatis akan banyak pesaing baru yang bermunculan.
Tinggi rendahnya persaingan akan berpengaruh muus tidaknya bisnis ritelyang
dijalankan oleh setiap peritel. Mereka yang memiliki informasi adalah mereka
yang akhirnya dapat menjadi pemenangnya sehingga bisnisnya tetap dapat
berjalan. Dalam suatu channel distribusi, retailing memainkan suatu peranan
penting sebagai penengah antara para produsen, agen dan para konsumen akhir.
Retailer mengumpulkan berbagai
jenis barang dan jasa dari berbagai sumber dan menawarkannya kepada
konsumen.Retailing tidak harus melibatkan suatu toko.Mail order atau telepon
order, penjualan langsung ke konsumen di rumah-rumah dan kantor, mesinmesin
penjaja termasuk dalam scope retailing.
Bisnis Retail merupakan salah
satu bisnis yang tumbuh cukup baik di seluruh dunia terutama di negara-negara
berkembang seperti Indonesia.Jumlah penduduk yang cukup banyak menunjang
perputaran uang yang tinggi terutama untuk kebutuhan konsumsi. Produsen menjual
produknya kepada grosir (wholesaler). Kemudian grosir menjualnya kepada
pedagang eceran / ritel ( pengecer / peritel). Pengecer / peritel adalah orang-orang atau toko yang
kegiatan utamanya mengecerkan barang. Pemasaran ritel ini sangat penting
artinya bagi produsen karena melalui usaha
ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenai produknya.
Produsen dapat mewawancarai peritel mengenai pendapat konsumen mengenai bentuk,
rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya.Selain itu juga
dapat diketahui mengenai kondisi perusahaan pesaing.Produsen dan peritel dapat
menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.Produsen dapat memasang iklan,
mengadakan undian, atau memberi hadiah kepada konsumen melalui toko-toko
peritel. Kadang kala ada produsen yang
langsung memberikan bonus kepada peritel.
Usaha ritel memberikan kegunaan
bagi pelanggan melalui lima cara, antara lain:
a. Memberikan suplai / pasokan
barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan konsumen/pelanggan dengan
sedikit atau tanpa penundaan. Usaha ritel biasanya berlokasi didekat rumah
pelanggan, sehingga pelanggan bisa dengan segera mendapatkan suatu produk tanpa
perlu menunggu lama.
b. Memudahkan konsumen/pelanggan
dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta jasa yang ditawarkan. Pelanggan mungkin hanya
ingin lebih dari sekedar mendapatkan barang yang diinginkan pada tempat yang
nyaman.Mereka hampir ingin selalu belanja di mana bisa mendapatkan kemudahan
memilih, membandingkan kualitas, bentuk, dan harga dari produk yang diinginkan.
Dalam menarik dan memuaskan pelanggan, para peritel biasanya akan berusaha
menciptakan suasana belanja yang nyaman.
c. Menjaga harga jual tetap
rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan.
d. Membantu meningkatkan standar
hidup masyarakat. Produk yang dijual dalam usaha ritel, tergantung pada apa
yang dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat. Upaya promosi yang dilakukan, tidak
hanya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beragam produk barang dan
jasa, tetapi juga dapat meningkatkan keinginan pelanggan untuk membeli.Hasil
akhirnya adalah peningkatan standar hidup dan penjualan produk.
e. Adanya usaha ritel juga
memungkinkan dilakukannya produksi besar-besaran (produksi massal). Produksi
massal tidak akan dapat dilakukan tanpa sistem pengecer yang efektif dalam
mendistribusikan produk yang dibuat secara massal bagi pelanggan. Peran ritel
dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan, yaitu sebagai pihak akhir
(final link) dalam suatu rantai produksi, yang dimulai dari pengolahan bahan
baku, sampai dengan distribusi barang (dan jasa ) ke konsumen akhir.
Fungsi Bisnis Ritel
Dalam alur proses bisnis ritel
merupakan akhir proses distribusi dengan dilakukan penjual langsung pada
konsumen akhir,dimana bisnis retail merupakan suatu fungsi atau mata rantai
proses distribusi sebagai perantara antara distributor (wholesaler,ataupun
importer) dengan kosumen akhir.
Retail juga berperan sebagai
penghimpun berbagai kategori atau jenis barang yang menjadi kebutuhan konsumen
sehingga konsumen menjadi toko retail sebagai tempat rujukan untuk mendapatkan
(to choose,to find) barang yang dibutuhkannya. Lebih lanjut binis ritel
berperan sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture di pasar konsumsi
(consumption market), dan dengan demikian manufacture dan distributor memiliki
ketergantungan yang besar terhadap entitas bisnis ritel
Keuntungan dari proses distribusi
barang/jasa,ritel juga sangan tergantung pada pasokan (supply) barang dari
manufacture dan atau distributor.tinggkat ke untungan yang maksimum dari
retailer merupakan hasil dari positioning yang optimum retailer di pasar
konsumen dan di pasar sumber barang/jasa (resources market),dan dari
kemampuannya untuk beroperasi seefisien mungkin dalam keseimbangan proses
distibusi menurut Asep ST Sujana (2005:
Fungsi usaha ritel dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan antara lain :
1. Melakukan kegiatan usahanya di
lokasi yang nyaman dan musdah di akses pelanggan seperti di sekitar rumah rumah
penduduk.
2. Memberikan beragam produk
sehingga memungkinkan pelanggan bias memilih produk yang diinginkan
3. Membagi produk yang besar
sehingga dapat dijual dalam kemasan / ukuran yang kecil
4. Mengubah produk menjadi bentuk
yang lebih menarik. Adakalanya untuk meningkatkan penjualan, peritel
menggunakan promosi beli satu gratis satu.
Dalam hal ini, produk dikemas
secara menarik sehingga pelanggan tertarik untuk : a. Menyimpan produk agar
tetap tersedia pada harga yang relatif tetap,
b. Membantu terjadinya perubahan (perpindahan)
kepemilikan barang, dari produsen ke konsumen,
c. Mengakibatkann perpindahan
barang melalui sistem distribusi,
d. Memberikan informasi, tidak
hanya ke pelanggan, tapi juga ke pemasok,
e. Memberikan jaminan produk,
layanan purna jual, dan turut menangani keluhan pelanggan,
f. Memberikan fasilitas kredit
dan sewa.Contohnya, jasa penyewaan mobil yang kegiatan usahanya menyewakan
mobil, atau toko komputer yang menyediakan fasilitas pembelian komputer jinjing
(laptop) secara kredit
E. Inovasi dan Perkembangan
Tehnologi dalam Ritel
Industri ritel berkembang dengan cepat dan ada
beberapa perubahan yang perlu kita cermati seperti :
1. Pasar domestik yang melemah
Ritel adalah sektor industri yang
sudah ada sejak jaman dahulu kala, dan industri ini sudah turun temurun
dilakukan oleh nenek moyang kita. Industri semakin popular setelah masuknya
peritel asing ke negeri ini seperti Indomart dan Alfamart yang berdiri di
setiap pinggiran jalan hanya berjarak beberapa ratus meter saja khususnya
diwilayah Indonesia bagian barat.
Perilaku masuknya peritel asing
membuat peritel tradisional menjadi kolaps tak berdaya.Apalagi kebanyakan
peritel tradisional hanya memiliki ketrampilan yang minim karena usahanya hanya
dijalankan secara turun temurun saja.Peritel tradisional merasa sudah nyaman
dengan posisi saat itu sehingga mereka lengah tidak menyadari ada pesaing luar
yang bermain di industri eceran.
2. Meningkatnya keahlian industri
Pada perusahaan Ritel posisi perusahaan dapat dibangun pada
beberapa area seperti akutansi, promosi, tehnologi informasi, distribusi dan
sumber daya manusia. Bisnis ritel memerlukan berbagai ketrampilan dalam
penguasaaan sistim manajemen. Dengan adanya pelatihan kompetensi para staf maka
produktivitas makin meningkat pula
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
Tehnologi
Menurut Alfin Tofler dikatakan
semua kegiatan bisnis berpondasikan kekuatan sumber daya manusia dan bukan
semata mata hanya sumber daya alamnya saja.
Maka perubahan berawal dari
manusia,perubahan struktur dan perubahan tehnologi, Artinya pengusaha harus
menyadari bahwa disamping modal organisasi, modal informasi dan modal manusia
diperlukan juga modal psikologi, modal intelektual dan modal social.
4. Globalisasi
Saat ini konsep ritel yang
berhasil dalam sebuah Negara telah berkembang secara global , mengapa sebagian
ritel dapat berjalan mengikuti arus globalisasi
sementara sebagian tidak bisa. Pertanyaan dan masalah yang selalu
menghantui para pengusaha nasional skala menengah maupun skala besar adalah
bagaimana bias memasuki ranah bisnis internasional? Para Pakar menemukan
beberapa konsep antara lain :
Stephen P Robbins dan Mary
Coulter (2014 : 108) mengatakan bahwa ada 3 langkah utama yang wajib dilakukan
seperti :
1. Global sourching : suatu perusahaan melakukan sentralisasi
manajemen dan keputusan lainnya dikantor pusat dan dinegara asal dengan maksud
menjajaki bisnisnya
2. Kegiatan eksport import,
licencing dan franchising.
3. Strategic alliance yaitu kerjasama dalam bentuk usaha patungan
dan kegiatan membuka kantor cabang di luar negeri.
Prinsip Bisnis Ritel
Banyak sebagian orang begitu awam
dengan makna ritel, sehingga mereka berfikir ritel hanya menjual produknya di
toko padahal tidak semua kegiatan ritel dilakukan di dalam toko .Ritel juga melibatkan unsur pelayanan jasa
seperti delivery order ke rumah
konsumen. Kadang produsen menjual produknya kepada pengecer atau pedagang besar
yang kita kenal grosir atau agen.Secara garis besar, usaha ritel yang berfokus
pada penjualan barang sehari-hari terbagi dua, yaitu usaha ritel tradisional
dan usaha ritel modern.
Kiat Peritel Yang Sukses
Peritel yang berhasil adalah
peritel yang bisa menyesuaikan barang dan jasanya dengan permintaan
Semua elemen seperti produk,
kwantitas, harga, tempat,
pelayanan dan kwaitas harus tepat
Ciri-ciri usaha ritel
tradisional adalah sederhana, tempatnya tidak terlalu luas, barang yang dijual
tidak terlalu banyak jenisnya, sistem pengelolaan / manajemennya masih
sederhana, tidak menawarkan kenyamanan berbelanja dan masih ada proses
tawar-menawar harga dengan pedagang, serta produk yang dijual tidak
dipajang secara terbuka sehingga pelanggan tidak mengetahui apakah peritel
memiliki barang yang dicari atau tidak.
Sedangkan usaha ritel modern adalah
sebaliknya, menawarkan tempat yang luas,
barang yang dijual banyak jenisnya, sistem manajemen terkelola dengan baik,
menawarkan kenyamanan berbelanja, harga jual sudah tetap (fixed price) sehingga
tidak ada proses tawar-menawar dan adanya sistem swalayan/pelayanan mandiri,
serta pemajangan produk pada rak terbuka sehingga pelanggan bisa melihat, memilih, bahkan mencoba produk
terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.
Masing
masing industri
ritel membidik segmen pasar yang berbeda mulai dari segmen terendah sampai
tertinggi. Ritelmemiliki fungsi utama dalam meningkatkan nilai barang dan jasa
yang dijual sehingga tujuan yang diinginkan produsen dapat tercapai. Ritel adalah bagian dari aktivitas bisnis dengan
menambahkan nilai layanan terhadap produk
dan layanan kepada konsumen akhir.
Ritel juga memiliki layanan jasa jasa purna
jual tetapi tidak semua ritel mempunyai
toko biasanya kita kenal dengan
penjualan langsung ataupun melalui penjualan online. Menurut Stanton
(1998.8) dkatakan bahwa pedagang eceran adaah mengumpulkan atau
mengkonsentrasikan aneka ragam produk dari berbagai produsen.Mengkelompokan
produk tersebut dengan jumlah yang tersedia untuk disebarkan sebagai alat pemuas
kebutuhan konsumen. Di lain pihak pedagang eceran dapat bertransaksi kepada
pembeli industri misalnya restoran,lembaga pemerintah dan lain-lain.
Usaha ritel/eceran tidak hanya
terbatas dalam penjualan barang, seperti sabun, minuman ataupun deterjen, tetapi
juga layanan jasa seperti jasa potong rambut, ataupun penyewaan mobil.Usaha
ritel/eceran pun tidak selalu dilakukan ditoko, tapi juga bisa dilakukan
melalui telepon atau internet, disebut juga dengan eceran/ritel non-toko.Untuk
menjaga kelangsungan hidup serta kemajuan dan keunggulan dalam bisnis eceran
yang semakin kompetitif, maka pengelola bisnis tersebut harus berupaya
menerapkan strategi berupa program bauran penjualan eceran yang diharapkan
memunculkan minat konsumen.
Komponen produk, harga, tempat,
dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P (product, price, place, and promotion)
dengan menitikberatkan perhatian yang berbeda-beda pada keempat variabel
tersebut karena tergantung kepada sipembuat keputusan pemasarannya untuk
menyesuaikan dengan lingkungan yang
cenderung berubah-ubah yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan
mencapai tujuan perusahaan, dimana konsep tersebut berlaku bagi bisnis eceran
dengan penekanan pada faktor yang berlainan (McCarthy, 1993)
Prinsip dasar pada ritel modern
yang terdiri dari 4 P:
a. Product (Produk)
Produk menurut Kotler and
Armstrong (2001) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996), keunggulan suatu produk agar
dapat diterima dan bertahan dipasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan
produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar (Porter,
1996).
Kualitas produk merupakan
pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih
yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha
memfokuskan pada kualitas prodak dan membandingkannya dengan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
b. Price (Harga)
Strategi dalam penetapan harga
bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga bundling, harga
predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar,
harga premium, harga psikologis, harga dinamis (Kotler and Armstrong, 2010).
Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan harga oleh
sebuah perusahaan ritel yaitu konsumen, dirinya sendiri, dan pesaing.
Tujuan Penetapan Harga
1. Mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya.
Dengan menetapkan harga yang
kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
2. Mempertahankan
perusahaan.
Dari marjin keuntungan yang
didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh :
untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah,
pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on
Investment).
Perusahaan pasti menginginkan
balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan
harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / ROI.
4. Menguasai Pangsa Pasar.
Dengan menetapkan harga rendah
dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk
kompetitor yang ada di pasaran.
5. Mempertahankan status quo.
Ketika perusahaan memiliki pasar
tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap
mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Menurut Ma’ruf (2005) ,
impementasi strategi harga antara lain :
·
Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu
tertentu dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai fluktuasi tingkat
permintaan konsumen.
·
Penetapan harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp.
199.000, Rp. 749.000 Menurut Ma’ruf (2005), impementasi strategi harga antara
lain :
·
Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu
tertentu dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai fluktuasi tingkat
permintaan konsumen.
·
Penetapan harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp.
199.000, Rp. 749.000
·
Leader pricing, penetapan harga dimana profit
marginnya lebih rendah daripadatingkat yang biasa diraih bertujuan untuk
menarik konsumen yang lebih banyak.
·
Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon
untuk penjualan lebih dari satu unit per itemnya.
·
Harga bertingkat, ini diberlakukan untuk produk
yang mempunyai banyak model dan harga yang beragam.
Harga merupakan komponen penting
atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga
juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan
khusus untuk menentukan harga tersebut.
Dalam menentukan kebijakan
penetapan harga,perusahaan mengikuti prosedur enam langkah.perusahaan memilih
tujuan penetapan harganya. perusahaan memperkirakan kurva
permintaan,kemungkinan kuantitas yang akan mereka jual pada setiap harga yang
mungkin. Perusahaan memperkirakan bagaimana biayanya bervariasi pada tinggkat
output yang berbeda,pada tingkat pengalaman produksi terakumulasi yang
berbeda,dan untuk penawaran pemasaran yang terdiferensiasi. Perusahaan
mampelajari biaya,harga,dan penawaran bersaing.perusahaan memilih metode
penetapan harga. perusahaan memilih harga akhir
c. Promotion (Promosi)
Menurut Philip Kotler (1997,
p.153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan
rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan (advertising),
penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan
publisitas(publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran
langsung (direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang
merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
Menurut Schoell (1993, p.424),
Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan
meyakinkan.
Tujuan promosi
Tujuan promosi di antaranya
adalah:
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan.
Berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai, promosi penjualan dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaitu :
1. Customer promotion, yaitu penjualan yang bertujuan untuk mendorong
pelanggan untuk membeli.
2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk
memperdagangkan barang dan jasa dari sponsor.
3. Sales – force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan
untuk memotivasi armada penjual.
4. Business promotion, yaitu promosi penjualan untuk memperoleh
pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan
produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.
Namun yang jelas apapun jenis
kebutuhan yang akan diprogramkan untuk dipengaruhi, tetap pada perencanaan
bagaimana agar perusahaan tetap eksis dan berkembang. Apalagi jika perusahaan
tersebut mempunyai lini produk lebih dari satu macam.
Secara keseluruhan teknik-teknik
promosi penjualan merupakan taktik pemasaran yang berdampak jangka pendek.
Malah kadang – kadang penjualan hanya meningkat selama kegiatan promosi
penjualan berlangsung. Promosi penjualan juga tidak mampu meruntuhkan loyalitas
pelanggan terhadap produk lain, bahkan promosi penjualan yang terlalu sering
dapat menurunkan citra kualitas barang atau jasa tersebut, karena pelanggan
bisa menginterpretasikan bahwa barang atau jasa tersebut kualitas rendah atau
termasuk kategori murahan. Meskipun demikian diakui bahwa promosi penjualan
menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada iklan.
Jenis kegiatan promosi diatas :
a. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan
menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
b. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi
secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon
pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian atau kegiatan mempromosikan suatu produk dengan
cara mendatangi ke tempat konsumen berada, oleh seorang
wiraniaga/salesperson.
c. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal
mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas
informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah) atau merupakan usaha
untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal yang bersifat
komersial.
d. Promosi Penjualan (Sales Promotion), yaitu suatu bentuk promosi
diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Promosi
penjualan menawarkan suatu produk dengan cara memberikan perangsang supaya
membeli. Perangsang ini bisa berupa uang, barang atau pelayanan tambahan lainya
yang biasanya tak disertakan bersama produk tersebut. -
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.