Rabu, 28 Februari 2018

Kesalahpahaman dalam berkomunikasi


Dalam berkomunikasi sering terjadi kesalahpahaman seperti ketika melakukan suatu pidato ada kecenderungan beberapa pesan tidak dimengerti oleh  si penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh faktor penghambat komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan. Faktor-faktor yang menjadi suatu hambatan tersebut dapat dikelompokkan dalam 4 masalah utama, masalah-masalah tersbut yaitu masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan, dan penafsiran pesan.

a.       Masalah dalam pengembangan pesan
Dalam pengembangan suatu pesan sumber masalah yang sering terjadi yaitu ketika menyusun sebuah pesan.  Masalah dalam mengembangkan sebuah pesan dapat mencangkup antara lain munculnya keraguan tentang pesan, kurang terbiasa dengan keadaan yang ada atau masih asing oleh penerima pesannya (audience), adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
Beberapa orang masih sering kurang percaya diri, grogi, dan  adanya perasaan ragu antara iya atau tidak, benar atau salah, disampaikan atau ditahan, dan sejenisnya dalam mengambil keputusan. Apabila ini terjadi, ada kecenderungan seseorang akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan pesan lebih lanjut. Jika seseorang gagal dalam mengembangkan pesan, proses komunikasi akan dimulai dengan sesuatu yang salah, yang akhirnya akan membawa kegagalan yang akan berkelanjutan terus menerus.

b.      Masalah dalam  menyampaikan pesan
Komunikasi juga dapat terganggu kerena munculnya masalah penyampaian pesan dari pengirim ke penerima. Masalah yang paling jelas disini yaitu faktor fisik. Misalnya, ketika menyampaikan suatu pesan salah satu sound sistem mati atau terdapat suara gemerisik atau suara bising dari sound sistem  sehingga kualitas suara sound sistem kurang baik, lampu tiba-tiba padam , salinan surat tidak terbaca dan lain-lain. Meskipun terlihat sepele, gangguan-gangguan tersebut dapat menghalangi atau mengganggu suatu pesan. Jika sedang menyampaikan presentasi makalah atau kertas kerja, sebaiknya mencari dan memilih media yang memungkinkan audience dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang disampaikan. Jangan sampai ada diantara para audience yang merasa terhalang oleh sesuatu seperti tiang suatu bangunan. Disamping itu gunakan soundsistem yang cukup baik kualitasnya. Jangan sampai terjadi pada saat diskusi sedang menghangat, tiba-tiba perangkat tata suaranya mengalami gangguan teknis atau lebih parah lagi sampai mati tidak ada suaranya.
Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang sangat berlawanan atau bermakna ganda. Bila dua buah pesan disampaikan sekaligus, akan muncul gangguan dalam arus komunikasi. Masalah serupa juga akan muncul bila suatu pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup panjang. Orang terakhir yang menerima pesan kemungkinan hanya dapat menangkap sebagian kecil saja dari orang pertama atau bahkan pesan yang disampiakan bisa jadi bertentangan dengan pesan aslinya.

c.       Masalah dalam menerima suatu pesan
Ketika menerima suatu pesan, masih terdapat permasalahan-permasalah atau gangguan-gangguan dalam menerima suatu pesan. Masalah atau gangguan yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara pengelihatan dengan  suara, kursi yang tidak nyaman sehingga mengganggu konsentrasi penerima pesan. Sebagai contoh seorang siswa sedang membaca buku di ruang kelas, tiba-tiba ada beberapa siswa lain lewat didepan dengan suara gaduh dan berisik.
Contoh lain ketika anda sebagai mengikuti upacara bendera setiap hari senin, waktu pembacaan pidato oleh Pembina upacara tiba-tiba hujan turun dengan derasnya sehingga para peserta upacara lari berhamburan mencari tempat teduh. Kejadian tersebut tentunya akan menjadikan  seorang penerima pesan sulit untuk berkonsentrasi untuk menerima pesat tersebut.
Dalam beberapa kasus tersebut, gangguan atau masalah penerima pesan dapat muncul berkaitan dengan kesehatan si penerima pesan. Misalnya pendengar yang kurang baik, pengelihatan yang mulai kabur, atau bahkan sakit kepala. Meskipun tidak menghambat jalur komunikasi secara keseluruhan, tetapi hal-hal tersebut dapat mengurangi kesempurnaan penerimaan pesan. Dari beberapa gangguan tersebut yang paling umum terjadi adalah kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi seperti ketika berkomunikasi, pikiran melayang atau memikirkan hal-hal lain diluar yang dibicarakan.

d.      Masalah dalam menafsirkan pesan
Meskipun suatu pesan sering terjadi gangguan selama proses penyampaian pesan, masalah terbesar terletak pada proses terakhir dalam penyampaian  pesan yaitu ketika seseorang sedangmenafsirkan suatu pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan. Gangguan- gangguan yang terjadi dalam hal menafsirkan pesan yaitu seperti perbedaan latar belakang, arti kata – kata yang bemakna banyak, dan pernayataan emosional dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pemberi pesan dengan penerimaan pesan.
Contoh sederhana saja ketika dua orang berasal dari daerah dengan latar belakang budaya yang berbeda dan dialek/ logat yang berbeda. Orang pertama memiliki sifat bicara lembut atau halus, sedangkan yang lain memliki sifat berbicara yang cenderung meninggi atau meledak-ledak. Kalau masing-masing tidak mampu memahami latar belakang budaya pihak lain dengan baik, akan terjadi banyak kesalahpahaman antara mereka dalam berkomunikasi atau menyampaikan pesan yang diakibatkan oleh kesalahan menafsirkan pesan.

·         Perbedaan latar belakang
Bila pengalaman hidup penerima secara mendasar berbeda dengan pengirim pesan, komunikasi menjadi semakin sulit. Perbedaan usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar belakang budaya, temperamen, kesehatan, dan sebagaianya dapat mempersulit dan mengganggu proses komunikasi.
Secara umum, kemampuan untuk menyerap informasi bergantung pada pengalaman masa lalu dan biasanya berlangsung lama. Oleh sebab itu, bila belajar sesuatu yang baru, seorang cenderung untuk mencoba mencocokannya dengan pola yang telah ada. Jika informasi baru tidak cicik, terdapat kecenderungan untuk mengubah dan bukannya menata kembali pola yang ada.
Oleh sebab itu, bila seorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan harapan yang serupa, apa yang ia katakana secara otomatis cocok dengan kerangka berpikir orang lain tersebut.  Bila menghadapi orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda, apa yang ia katakan mungkin akan ditafsirkan dari sudut pandang yang berbeda.

·         Perbedaan penafsiran kata-kata.
Masalah dalam memahami pesan sebenarnya terletak pada bahasa yang menggunakan kata-kata sebagai symbol untuk menggambarkan suatu kenyataan. Karena latar belakang yang berbeda, baik asal-usul daerah, budaya, pendidikan, usia, maupun yang lain. Dalam hal tersebut akan mempunyai pengertian atau pemahaman yang berbeda pula terhadap kata yang sama.
Sebagai contohnya, “apa itu Roti”. Namum dipikiran akan terlintas beraneka ragaman atau beraneka macam jenis roti, apakah itu roti bolu, roti coklat, roti kering dan sebagainya. Kemungkinan penerima pesan yang lain juga akan memmahami pengertian roti dari sisi yang laun, apakah dari rasanya, apakah roti manis, roti asin dan sebagainya.

·         Perbedaan reaksi emosional.
Suatu hal yang cukup menarik bahwa seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap kata yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan yang  jelas dan dapat diterima disuatu kondisi akan dapat membingukan dalam situasi yang berbeda. Hal ini bergantung pada hubungan emosional antara penerima dan pengirim pesan.
Setiap pesan paling tidak mencakup dua hal : (1) dalam artian “isi” (content) yang berkaitan dengan subjek suatu  pesan; dan (2) dalam artian “hubungan” (relationship), yang memberikan sifat interaksi antara pengirim pesan dan penerima suatu pesan. Komunikasi dapat terganggu bila penerima bereaksi secara negative dalam artian “isi” maupun “hubungan”. Sebagai salah satu contoh seorang siswa ketika disuruh belajar oleh orang tuanya ketika waktunya bertepatan dengan janjinya kepada pacarnya untuk nonton film bioskop. Perintah tersebut mungkin akan membuat siswa tersebut merasa bete, kesal karena tidak dapat menonton film bioskop dengan seorang pacar yang disayanginya. Dalam artian “isi”, siswa tersebut merasa harus melakukan apa yang diperintakan oleh orang tuanya yaitu belajar.  Meskipun dalam hal ini siswa sebagai penerima pesan dapat memahami pesan dari orang tuanya dengan baik, komunikasi menjadi terganggu karena reaksi emosional yang di tunjukkan oleh penerima pesan yaitu siswa.

1 komentar: