Gambar 1.10 Siklus akuntansi
Akuntansi
adalah suatu aktivitas jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengklasifikasikan
dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan
informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam
pengambilan keputusan (Amin. W, 1997).
Menurut
Stice,et.al dalam bukunya “Intermediate Akuntansi” yang diterjemahkan oleh
Safrida Rumondang dan Ahmad Maulana (2004:687) bahwa:
“Tujuan pokok akuntansi terhadap persediaan
adalah:
1.
Penentuan laba rugi periodik (income
determination), yaitu melalui proses mempertemukan antara harga pokok
barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam periode akuntansi yang
bersangkutan.
2.
Penentuan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca.
Dalam hal ini di samping adanya penggolongan persediaan sesuai dengan jenisnya,
juga sangat penting artinya masalah penilaian (inventory valuation) terhadap persediaan itu sendiri”.
Konsep penting
akuntansi persediaan adalah arus biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh atau
dibuat pada periode terjualnya, maka harga pokok penjualan akan sama dengan
biaya pembelian atau pembuatan barang. Namun jika persediaan tersisa pada akhir
periode akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual
dan biaya mana yang tersisa pada neraca.
Bagaimana dengan sistem?. Sistem menurut
Mcleod, Jr., R., dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Teguh H. (2001:11),
yaitu sekelompok elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan, terdiri dari sejumlah sumber data (manusia, material, mesin, uang,
dan informasi) yang ditentukan oleh pemilik atau manajemen.
Sistem
akuntansi terdiri dari metode catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi,
menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi
satuan usaha dan untuk menyelenggarakan pertanggung jawaban aktiva dan
kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut(IAI dalam SPAP
2001:319.5)
Sistem akuntansi persediaan terdiri dari
beberapa prosedur antara lain:
1. Prosedur pencatatan produk jadi.
2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi
yang dijual.
3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi
yang diterima kembali dari pembeli.
4.
Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok
persediaan produk dalam proses.
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan
yang dibeli.
6.
Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pernasok.
7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang
gudang.
8.
Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena
pengembalian barang gudang.
9. Sistem perhitungan fisik persediaan.
Prosedur-prosedur
tersebut merupakan unsur penting dan bagian dari sistem persediaan yang
digunakan untuk mengendalikan persediaan perusahaan. Terdapat dua prosedur yang
cukup penting untuk mengendalikan persediaan bahan baku yaitu prosedur
permintaan dan pengeluaran barang gudang serta sistem perhitungan fisik
persediaan. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang dibutuhkan
perusahaan untuk mengendalikan keluar dan masuknya barang yang disimpan dalam
gudang, serta untuk memenuhi permintaan bahan baku bagi suatu order produksi.
Dokurnen sumber yang digunakan pada prosedur
ini adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti ini dipakai
oleh Bagian Gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian
intern. Bukti ini digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat
berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena pemakaian intern.
Konsep penting akuntansi persediaan adalah
arus biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh atau dibuat pada periode
terjualnya, maka harga pokok penjualan akan sama dengan biaya pembelian atau
pembuatan barang. Namun jika persediaan tersisa pada akhir periode akuntansi,
penting untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual dan biaya mana yang
tersisa pada neraca.
Menurut
Stice,et.al dalam bukunya “Intermediate Akuntansi” yang diterjemahkan oleh
Safrida Rumondang dan Ahmad Maulana (2004:687) bahwa:
“Tujuan pokok akuntansi terhadap persediaan
adalah:
1.
Penentuan laba rugi periodik (income
determination), yaitu melalui proses mempertemukan antara harga pokok
barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam periode akuntansi yang
bersangkutan.
2.
Penentuan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca.
Dalam hal ini di samping adanya penggolongan persediaan sesuai dengan jenisnya,
juga sangat penting artinya masalah penilaian (inventory valuation) terhadap persediaan itu sendiri”.
Menurut Mulyadi
(2001:559), "Sistem akuntansi persediaan terdiri dari jaringan prosedur
antara lain:
1. Prosedur pencatatan produk jadi.
2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi
yang dijual.
3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi
yang diterima kembali dari pembeli.
4.
Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok
persediaan produk dalam proses.
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan
yang dibeli.
6.
Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pernasok.
7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang
gudang.
8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena
pengembalian barang gudang.
9.
Sistem perhitungan fisik persediaan.
0 komentar:
Posting Komentar