Senin, 30 Oktober 2017

Akuntansi Persediaan

Gambar 1.10 Siklus akuntansi

Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Amin. W, 1997).

Menurut Stice,et.al dalam bukunya “Intermediate Akuntansi” yang diterjemahkan oleh Safrida Rumondang dan Ahmad Maulana (2004:687) bahwa:

“Tujuan pokok akuntansi terhadap persediaan adalah:

1.      Penentuan laba rugi periodik (income determination), yaitu melalui proses mempertemukan antara harga pokok barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam periode akuntansi yang bersangkutan.

2.      Penentuan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca. Dalam hal ini di samping adanya penggolongan persediaan sesuai dengan jenisnya, juga sangat penting artinya masalah penilaian (inventory valuation) terhadap persediaan itu sendiri”.

Konsep penting akuntansi persediaan adalah arus biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh atau dibuat pada periode terjualnya, maka harga pokok penjualan akan sama dengan biaya pembelian atau pembuatan barang. Namun jika persediaan tersisa pada akhir periode akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual dan biaya mana yang tersisa pada neraca.

Bagaimana dengan sistem?. Sistem menurut Mcleod, Jr., R., dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Teguh H. (2001:11), yaitu sekelompok elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, terdiri dari sejumlah sumber data (manusia, material, mesin, uang, dan informasi) yang ditentukan oleh pemilik atau manajemen.

Sistem akuntansi terdiri dari metode catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi satuan usaha dan untuk menyelenggarakan pertanggung jawaban aktiva dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut(IAI dalam SPAP 2001:319.5)

Sistem akuntansi persediaan terdiri dari beberapa prosedur antara lain:

1.      Prosedur pencatatan produk jadi.

2.      Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.

3.      Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.

4.      Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses.

5.      Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.

6.  Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pernasok.

7.      Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

8.      Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang.

9.      Sistem perhitungan fisik persediaan.

Prosedur-prosedur tersebut merupakan unsur penting dan bagian dari sistem persediaan yang digunakan untuk mengendalikan persediaan perusahaan. Terdapat dua prosedur yang cukup penting untuk mengendalikan persediaan bahan baku yaitu prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang serta sistem perhitungan fisik persediaan. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang dibutuhkan perusahaan untuk mengendalikan keluar dan masuknya barang yang disimpan dalam gudang, serta untuk memenuhi permintaan bahan baku bagi suatu order produksi.

Dokurnen sumber yang digunakan pada prosedur ini adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti ini dipakai oleh Bagian Gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena pemakaian intern.

Konsep penting akuntansi persediaan adalah arus biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh atau dibuat pada periode terjualnya, maka harga pokok penjualan akan sama dengan biaya pembelian atau pembuatan barang. Namun jika persediaan tersisa pada akhir periode akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual dan biaya mana yang tersisa pada neraca.
Menurut Stice,et.al dalam bukunya “Intermediate Akuntansi” yang diterjemahkan oleh Safrida Rumondang dan Ahmad Maulana (2004:687) bahwa:

“Tujuan pokok akuntansi terhadap persediaan adalah:

1.      Penentuan laba rugi periodik (income determination), yaitu melalui proses mempertemukan antara harga pokok barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam periode akuntansi yang bersangkutan.

2.      Penentuan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca. Dalam hal ini di samping adanya penggolongan persediaan sesuai dengan jenisnya, juga sangat penting artinya masalah penilaian (inventory valuation) terhadap persediaan itu sendiri”.

Menurut Mulyadi (2001:559), "Sistem akuntansi persediaan terdiri dari jaringan prosedur antara lain:

1.      Prosedur pencatatan produk jadi.

2.      Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.

3.      Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.

4.      Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses.

5.      Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.

6.  Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pernasok.

7.      Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

8.    Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang.
9.      Sistem perhitungan fisik persediaan.

0 komentar:

Posting Komentar