Minggu, 16 September 2018

Unsur – Unsur Yang Harus Di Perhatikan Dalam Penyusunan Rencana Penjualan


Unsur – Unsur Yang Harus Di Perhatikan Dalam Penyusunan Rencana Penjualan

Perencanaan merupakan fungsi terpenting diantara semua fungsi – fungsi manajemen yang ada. Ibarat suatu perjalanan dengan menggunakan kapal, perencanaan ini merupakan pedoman yang harus di pakai untuk mengarahkan tujuan kemana kapal tersebut akan di bawa berlayar.
Setelah di uraikan bawha perencanaan di tetapkan sekarang dan dilaksanakan sertadi gunakan untuk waktu yang akan datang. Oleh sebab itu, unsur – unsur yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana penjualan sebagai barikut.
1.       Tujuan penjualan, penjualan merupakan suatu sasaran dimana penjualan itu diarahkan dan di usahakan untuk sedapat mungkin di capai dalam jangka waktu tertentu. Setiap penjual harus mengatahui tujuan penjualanya.
2.       Kebijaksanaan penjualan, adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menjalankan pikiran dan mengambil keputusan terhadap tindakan – tindakan untuk mencapai tujuan. Karena kebijaksanaan ini biasanya tidak tertulis, maka seringkali sulit untuk di pahami oleh para bawahan.
3.       Strategi penjualan, merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah di buat. Perlunya diadakan penyesuaian ini di sebabkan oleh barbagai macam adanya reaksi. Oleh karena itu, dalam membuat strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor, seperti ketepatan waktu, ketepatan tindakan yang akan di lakukan, dan ain sebagainya.
4.       Prosedur penjualan, merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Jadi, prosedur ini lebih menitikberatkan pada suatu tindakan. Adanya prosedur akan lebih memudahkan pelaksanaan semua aktivitas dalam penjualan.
5.       Aturan ( rule ), adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur. Aturan – aturan yang saling berkaitan dapat dikelompokkan menjadi satu golongan, di sebut prosedur.
6.       Program, merupakan campuran antara kebijaksanaan, prosedur, aturan, dan pemberian tugas yang di sertai dengan suatu anggaran ( budget ). Semua ini akan menciptakan adanya tindakan.

Kegunaan Perencanaan


Kegunaan Perencanaan

             Di bandingkan dengan fungsi – fungsi yang lain, perencanaan adalah sangat penting, sebab merupakan fungsi dasar bagi fungsi – fungsi tersebut. Adapun kegunaan dari perencanaan penjualan sebagai berikut.
1.       Menekan Biaya
Dengan adanya perencanaan penjualan menunjukkan adanya penghematan biaya – baiaya. Sebab semua kegiatan dapat dialkukan secara efisien dan efektif.

2.       Membantu Dalam Mencapai Tujuan
Perencanaan di buat dengan maksud mambantu dalam usaha mencapai tujuan, dapat pula diakatakan bahwa perencanaan itu sebagai penentu arah dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, jelaslah bahwa perencanaan mempunyai fungsi untuk menggunakan perhatian kepada tujuan tersebut. Perencanaan yang baik akan memberikan arah dari masing – masing bagian dalam organisasi menuju kepada satu sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.

3.       Untuk Memperkirakan Perubahan Atau Perkembangan Di Masa Mendatang
Waktu yang akan datang bersifat dinamis dan berubah – ubah. Oleh karena itu, diperlukan adanya perencanaan. Sebelum melakukan sesuatu untuk yang akan datang., lebih dahulu di buat suatu pedoman atau dasar atau standar. Dimana standar ini dapat dipakai sebagai ukuran. Walaupun kadangkala perubahan yang terjadi dimasa mendatang sering tidak sesuai dengan rencan yang telah kita buat. Namun demikian, tidak seluruh rencana meleset, sehingga kita masih bisa memilih sesuatu cara yang di anggap paling tepat untuk mecapai tujuan.

4.       Sebagai Saran Untuk Mengadakan Pengawasan
Hasil kerja yang telah di capai oeleh seseorang sulit diukur keefektifannay, tanpa adanya perencanaan. Dengan perencanaan, kita dapat mengetahuiapakah hasil yang kita capai telah sesuai dengan rencana atau belum, sehingga kita bisa menentukan langkah – langkah selanjutnya.

Ruang Lingkup Rencana Penjualan


Ruang Lingkup Rencana Penjualan

1.       Sasaran Penjualan
Seperti sasaran yang lainnya, sasaran penjualan harus dapat di ukur dengan cara tertentu. Oleh karena itu, anda dapat menetapkan harinya, misalnya sasaran penjualan untuk meningkatkan penjualan sebesar 10 %, cara melakukannya sebagai berikut.
a.       Memakai keseluruhan sasaran perusahaan yang ingin anda capai periode berikutnya.
b.      Menentukan berapa anda harus mengeluarkan biaya untuk itu, misalnya :
·         Biaya total tenaga kerja.
·         Biaya tetap sewa, tarif, bunga, mesin, dan sebagainya.
c.       Menaksir biaya variable, dari taksiran ini, anda akan mengetahui barapa banyak uang yang anda perlukan untuk membeiayai operasi sasaran penjualan tersebut.

2.       Strategi Penjualan
Sesudah menetapkan sasaran penjualan, anda harus memutuskan beberapa strategi untuk mecapai tujuan sasaran penjualan, yaitu :
a.       Bagaiman sasaran itu akan dicapai.
b.      Dari mana
c.       Pelanggan yang mana
d.      Wiraniaga yang mana, dan lain – lain.
Dari strategi inilah berbagai tugas tersebut akan dialokasikan kepada orang yang berbeda, yang harus mencapai sasaran tersebut.

3.       Anggaran Penjualan
Seperti telah anda kethaui, tentang sesuatu hal dari lokasi sasaran penjualan adalah biaya dalam usaha sasaran yang bersangkutan. Setiap sasaran penjualan harus mempunyai indikasi mengenai biaya. Anggaran penjualan mengestimasikan biaya untuk mencapai sasaran. Anggaran tersebut meliputi sebagai berikut.
a.       Biaya penjualan langsung, yaitu gaji.
b.      Biaya penjualan tidak langsung. Biaya yang diestimasikan.  Misalnya, bensin dan pemeiliharaan mobil.
c.       Biaya penjualan rabat.
d.      Biaya distribusi dan pengemasan
e.      Biaya promosi – periklanan, pos, dan sebagainya.

4.       Mendapatkan Penjualan
Tahap akhir keseluruhan proses bertujuan mendapatkan penjualan yang maksimal. Manajer penjualan akan menentukan kerangka luas tentang dari mana penjualan diharapkan berasal, misalnya dari wiraniaga perorangan wilayah tersebut. Kemudian harus masuk kedalam rencan, seperti kepada siapa mereka harus menjualnya, misalnya perusahaan individual.
Bila perusahaan sudah berjalan untuk sementara waktu, perusahaan tersebut akan mempunyai rekaman sendiri, faktur pesanan, pesanan pelanggan, kartu rekaman penjualan, dan sebagainya. Sebagai sumber bila produk akan diperkenalkan. Atau penjualan diperluas hingga samapai pada pangsa pasar yang baru. Sumber informasi tambahan akan perlu jangkauan yang luas terhadap apa yang anda jual. Anda mungkin berhasil bila anda menjual produk konsumen yang di gunakan secara teratur oleh perusahaan atau individu. Anda mungkin memutuskan untuk memuali gerakan penjualan anda dengan kampanya periklanan di dalam media yang tepat, untuk menarik perhatian kepada produk anda.




Membuat Rencana Penjualan


Membuat Rencana Penjualan

Langkah – langkah dalam menyusun suatu rencana penjualan sebagai berikut.
1.       Menetapkan Tujuan
Sebagai langkah pertama yang harus diaktifkan dalam menyusun perencanaan adalah menetapkan tujuan terlebih dahulu. Yaitu di buat tujuan secara umum. Kemudian baru di pecah – pecah menjadi beberapa tujuan menurut masing – masing bagian. Tujuan menggambarkan tentang apa yang diharapkan dapat di capai dan merupakan titik akhir tentang apa yang harus di kerjakan. Selain itu, tujuan menggambarkan pula tentang apa yang harus di capai, setelah di buatnya pola kerja dari pada kebijaksanaan, strategi, aturan, anggaran, dan program.

2.       Menyusun Anggapan – Anggapan
Menciptakan kesesuaian penggunaan dan menyebarkan anggapan perencanaan merupakan langkah kedua yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan. Langkah ini merupakan salah satu prinsip pokok dari perencanaan – perencanaan yang akan terkoordinasi apabila makin banyak individu yang terkait di dalam perencanaan itu. Mereka berusaha mengetahui dan menggunakan anggapan secara rutin. Anggapan – anggapan yang di cari adalah anggapan yang di perkirakan dapat memberikan pengaruh terhadap suatu rencana, baik anggapan yang berasal dari luar maupun dari dalam. Semuanya ini dapat diperoleh dengan mengadakan peramalan. Anggapan – anggapan ini disebut juga faktor – faktor lingkungan. Faktor – faktor lingkungan ini dapat bersifat terawasi dan dapat bersifat tidak terawasi. Atau dapat pula bersifat kuantitatif dan nonkuantitatif.

3.       Menentukan Alternatif Tindakan
Menentukan berbagai alternatif tindakan untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi semua cara yang ada belum tentu dapat di gunakan, karena ada cara – cara yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan dan ada pula cara yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Oleh karena itu, agar tujuan dapat tercapai sebaliknya dipilih cara – cara yang sesuai.

4.       Mengadakan Penilaian Terhadap Alternatif Tindakan
Mengadakan penilaian terhadap alternatif – alternatif tindakan yang sudah di pilih. Meskipun pada langkah ketiga dilakukan pemilihan berbagai alternatif yang diperkirakan sudah sesuai, belum tentu semuanya dapat dipakai. Dalam langkah keempat ini dilakukan usaha – usaha untuk mencari alternatif mana yang akan memberikan hasil maksimal dengan pengeluaran tertentu. Jadi, disini berlaku prinsip ekonomi.
5.       Mengambil Keputusan
Setelah diadakan penilaian dengan mengadakan perbadingan satu pertimbangan – pertimbangan yang masuk terhadp berbagai alternatif, barulah di ambil keputusan. Alternatif mana yang di harapkan dapat mencapai tujuan yang telah di tentukan.
6.       Menyusun Rencana Pendukung
Setelah langkah kelima dapat diselesaikan, boleh dikatakan langkah penyusunan perencanaan sudah selesai. Namun demikian sering terjadi bahwa dengan dibuatnya suatu perencanaan membutuhkan pula dukungan dari perencanaan yang lain.
            



Perencanaan Penjualan


Perencanaan Penjualan


Pengertian Perencanaan Penjualan

          Sebelum kita menjual barang – barang terlebih dahulu kita harus membuat rencana supaya dapat membawa hasil bagi pekerjaan yang akan kita lakukan itu. Umumnya orang bekerja tidak memahami rencana pekerjaan hanya menjual barang-barang menurut nasib. Mereka tidak mengerti mengapa barang – barang laku dan mengapa barang – barangnya itu kurang laku. Itulah sebabnya, mengapa orang perlu mempunyai pengertian tentang penjulan.
             Dengan membuat rencana penjualan, kita akan mengetahui apakah barang – barang kita sudah di beli oleh orang – orang yang menjadi pemakaianya, apakah ada sabotase dari saingan kita. Dengan jalan membeli semua barang kita kemudian semua barang kita kemudian menyimpanya sapai mutu barang itu menurun, baru dikeluarkan dari pasar. Dengan  demikian, konsumen akan kecewa karena mutu barang kita jelek. Pihak kita merasa barang – barang laku semua sehingga produksi di perbesar melebihi permintaan pembeli. Akibatnya, penjulan menurun atau barang – barang tidak laku semua karena sabotase. Penjualan lapangan yang bertanggungjawab untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam wilayah penjualan.
             Semua manajer penjualan lapangan yang mempunyai komunikasi yang baik dengan para tenaga penjual di wilayah penjualanya merupakan sumber informasi yang paling efektif. Sehubungan dengan itu persoalan peramalan, dan perencanaan penjualan.
             Seorang manajer penjualan harus menyediakan informasi bagi perencanaan menyeluruh persoalanya dan merumuskan rencana – rencana khusus sehubung dengan penjualan dan laba per produk perpelanggan pada seluruh wilayah penjualanya. Di samping itu, ia harus pula menetapkan kebijakan – kebijakan dan prosedur – prosedur guna melaksanakan tujuan strategis tersebut.

Perbedaan Sistem Penjualan Sederhana Dan Modern


Perbedaan Sistem Penjualan Sederhana Dan Modern

Perbedaan antara sistem penjualan sederhana dan modern, sebagai berikut.
1.       Sistem Penjualan Sederhana ialaha penjualan yang dilakuakan secara sederhana, dalam arti pada proses penjualan berjalan dalam kegiatan yang murni tanpa adanya usaha mempengaruhi terhadap calon pembeli. Misalnya, barang langsung di jual kepasar tapa mengadakan analisis pasar terlebih dahulu atau tanpa mengetahui apakah barang tersebut di butuhkan pasar atau tidak. Biasanaya, penjualan di lakukan secara langsung, penyerahan barang dan pembayaran di lakukan pada saat itu juga dengan cara sederhana. Maksudnya setelah terjadi kesepakatan antara penjual dengan pembeli, barang langsung diserahakan dan pembeli membayar secara langsung dengan harga yang telah disepakati. Alat yang dipakai untuk pembayaran pun juga sederhana, belum memakai alat pembayaran modern.

2.       Sistem Penjualan Modern ialah penjualan yang dilakukan secara modern. Baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penjualan modern, penjualan terlebih dahulu mengadakan analisis pasar. Penjualan bisa dilakukan dengan lewat surat maupun telepon. Dan alat yang di pakai untuk pembayaran pun macam – macam, bisa dengan unag kartal maupaun uang giral, ataupun dengan transaksi yang dapat memudahkan terjadinya proses jual beli

Sistem Penjualan Yang Berorientasi Pada Perusahaan


Sistem Penjualan Yang Berorientasi Pada Perusahaan

Antara pengusaha yang satu dengan yang stu dengan yang lainnya sering terdapat perbedaan dalam sistem atau cara penjualannya. Adapaun sistem – sistem penjualan yang dapat dilakukan sebagai berikut.

1.       Ditinjau Dari Sudut Hubungan Antara Penjual Dan Pembeli
a.       Penjualan langsung
Penjualan langsung merupakan cara penjualan dimana penjual langsung berhubungan, behadapan, atau bertemu muka sengan calan pembeli atau langgananya.
Di sini pembeli dapat langsung mengemuakakan keinginanaya, bahakan sering terjadi tawar – menawar untuk mencapai kesesuaian. Penjual sebagai alat penghubunga antara pembeli dengan perusahaan san sebagai wakil perusahaan dalam mengahadapi dapat membantu perusahaan untuk menentukan pilihannya. Tetapi sering terjadi bahwa penjual justru mempengaruhi pembeli dalam proses pembeliannya. Penjualan langsung ini dapat dialakukan melalaui toko dan penjualan di luar toko.

b.      Penjualan tidak langsung
Diamuka telah di bahas tentang pengertian menjual beserta definisinya, dimana penjual itu terjadi dengan bertemu muka. Namun, dalam praktiknya terdapat variasi “ menjual “ yang dilakuakan oleh para penjual. Adapun faktor faktor atay masalah masalah yang dapat mempengaruhi terjadinya penjualan tidak langsung adalah.
1.       Jarak anatara lokasi penjual dengan pembeli cukup jauh.
2.       Respon masyarakat terhadap sebuah iklan atau katalog.
3.       Biaya penggunaan salesman cukup besar bagi perusahaan.
4.       Biaya pemesanan langsung cukup besar bagai pembeli
5.       Terbatasnya waktu yang dimiliki oleh pembli maupun penjual.
Karena penjual atau produsen tidak berhadapan muka secara langsung dengan calon pembeli atau langgananya, maka trasaksi jual beli itu dapat dilakukan melalaui surat, telepon, atau cara khusus lainya, seperti mesin penjual otomatis.

2.       Ditinjau Dari Sudut Cara Pembayarannya
a.       Penjualan tunai
Penjualan tunai adalah penjulan barang atau jasa yang  pembayarannya harus dilakuakan secara kontan atau tunai. Dalam perdagangan besar terkadang pembayaran yang dilakuakan dalam waktu 10 samapai 30 hari dapat dianggap tunai.
Di toko – toko yang sistem administrasi dan manajemennya sudah baik, seiap pembelian barang dialkuakan dengan memberikan bukti atau bon. Pembayaran dilakkuakan di kasir yang ada di toko itu dan setalh membayar bukti atau bon yang telah di cap lunas digunkan untuk mengambil barangnya.

b.      Penjualan tidak tunai ( kredit )
Penjualan tidak tunai adalah penjualan barang atau jasa yang pembayaranya dilakukan kemudian secara sekaligus atau diangsur ( sebulan, tiga bulan, enam bulan, dan setatub ). Pembayaran di belakang sesuai syarat syarat pembayaran yang di berikan atau sduah di sepakati atau sudah di tentukan. Penjualan kredit itu dapat dilakuakan dengan cara angsuran atau cicilan atau ada pula yang sewa beli. Sewa beli adalah suatu persetujuan jual beli yang dilakukan secara angsuran, dengan sutu pemindahan hak milik baru dapat diakaui harga barang telah dilunasi.

3.       Ditinjau Dari Sudut Ukuran Atau Banyaknya Barang Yang Dijual
Ditinjau dari sudut ukuran atau banyaknya barang yang dijual, maka penjual itu dapat dilakukan sengan cara berikut.
a.       Penjualan eceran, yaitu penjualan yang dilakukan dalam stuan kecil oleh para pengecer (retailer )
b.      Penjual partai besar, yaitu penjualan yang dilakukan dalam jumlah yang relatif besar.

4.       Ditinjau Dari Sudut Melakukan Pesanan
Ditinjau dari sudut malekukan pesanan, maka penjual itu dapat melakukan dengan cara sebagai berikut.
a.       Penjualan dengan pemesanan melalui telepon.
b.      Pnjualan dengan pemesanan melalui jasa pos.
c.       Penjualan dengan indent ( pesanan ) yaitu konsumen memesan barang dengan membayar lebih dulu, sednagkan barangnya dari penjual deiberikan kemudian hari.
d.      Penjualan dengan uang muka, yaitu konsumen memesan barang dengan memberikan uang muka secukupnya. Barang dari penjual diserahkan kemudian sesuai perjanjian. Ada pula yang memberikan uang muka, barang langsung di berikan dan sisa pembayaran dilakukan secara kredit.

5.       Ditinjau Dari Sudut Pelaksanaan Penjualan
Ditinjau dari sudut pelaksanaanya penjualan yang bersifat khusus maka penjulan dapat dilakuakan dengan cara sebagai berikut.
a.       Penjualan obral
Penjualan obral adalah penjualan yang dialakukan dengan harga murah. Pelaksanaan penjualan obral ini dilakuakan oleh perusahaan atau dagang dengan berbagai tujuan, yaitu ada yang bertujuan promosi, emnghabiskan persediaan lama, memerlukan uang tunai dengan sangat segera, dan sebagainya. Namun, sekarang ini ada juga yang  melakukan penjualan obral pura – pura, karena harga yang dijual sebenarnya sudah tidak murah tapi di buat seolah – oleh murah,

b.      Penjualan dengan potongan diskon
Penjualan dilakukan dengan memebrikan potongan haraga secara umum antara 10 % sampai 25 % ( ada juga yang lebih ). Maksudnya untuk menarik pembeli dan meningkatkan omzet penjualan. Dalam pelaksanaan penjualan, potongan ini juga bersifat pura – pura, yaitu harga barang dinaikkan terlebih dahulu kemudian baru di potong.

c.       Penjualan dengan hadiah atau bonus
Penjualan yang dielakukan dengan memberikan tembahan berupa hadiah atau bonus. Misalnya, bagai mereka yang berbelanja diatas Rp 100.000,00 diberiakan kupon berhadiah atau hadiah secara langsung. Tujuan pemberian hadiah adalah untuk merangsang khlayak ramai berbelanja di toko atau perusahaan.

d.      Penjualan lelang
Penjualan lelang adalah penjualan barang – barang yang dilakuakan dengan cara penawran tertentu. Aik penaeran secara terbuka mauapun secara tertutup. Penjualan lelang di pimpin oleh juru lelang. Pelaksanaan pelelangan dapat dilakukan sendiri, dapat juga menunjuk intansi lelang, dan dapat pula dilakukan oleh panitera pengadilan negeri.


Sistem Penjualan


Sistem Penjualan


Pengertian Sistem Penjualan

Penjualan adalah suatu proses kegiatan pengadaan barang dan jasa berdasarkan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait dalam kegiatan itu.
Orang yang menyediakan barang atau jasa tersebut di sebut penjual. Setelah penyerahan barang itu, maka penjual akan menerima sejumlah uang sesuai harga dari pembelian barang tersebut.
Sebenarnya suatu penjualan sangat berkaitan erat dengan pengetahuan ilmu menjual. Yaitu kegitan dengan cara mempengaruhi orang orang agar mau membeli  barang atua jasa yang di tawarkan, sehingga terjadi suatu kesepakatan jual beli yang diakhiri dengan kepusan antara penjual dan pembeli.
Untuk terjadiny suatu penjualan, sesorang harus memukakan beberpa hal megenai barang, antara lain.
1.       Penjelasan mengenai harga yang memadai untuk pemilihan barang yang di tawarkan.
2.       Faedah atau keggunaan barang tersebut.
3.       Kekhususan atau keistimewaan barang.
4.       Keuntungan tertentu yang memungkinkan timbul dan diperoleh pembeli dari pemilihan barang itu.
Hal – hal diatas merupakan rangkaian kegiatan dalam penjulan yang berkaitan satu sama lain, dan diperlukan dalam rangka mengusahakan kepuasan pembeli. Sehingga penjualan yang dilakukan itu dapat memberikan kepusan maksimal secara timbal balik antara penjual dan pembeli. Berbagai bagaian yang mengadakan kegiatan untuk mendukung tujuan penjualan sisebut sistem penjualan.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa kepusan pembeli biasanya berdampak positif bagi penjual. Dampak positif itu ialah tumbuhnya kepercayaan dari pembeli kepada penjual. Sehingga daripadanya penjual dapat mengharapkan kesinambungan atau kontinuntas penjualnya.

Senin, 03 September 2018

Sifat Dasar Yang Harus Dimiliki Seorang Penjual


Sifat Dasar Yang Harus Dimiliki Seorang Penjual

             Penjual yang berhasil dalam penjualan barang dan jasa adalah yang disenangi pembeli dan pelanggan. Sifat – sifat dasar tersebut adalah :
a.       Pengetahuan akan diri sendiri
Seorang penjual sebelum mengenal langganan – langganannya harus lebih dahulu mengenal dirinya sendiri.
b.      Pengetahuan akan barang dan jasa yang dijual
Seorang penjual harus mengenal barang dan jasa yang dijualnya dilihat dari kepentingan calon pembeli.
c.       Pengetahuan tentang langganan – langganan atau calon pembeli
Dilihat dari golongan apakah, bagaimanakah sifatnya, tabiatnya, dan sebagainya. Hal ini penting sekali adalah kita harus mengetahui siapakah calon pembeli kita, dari golongan apakah, bagaiman sifatnya dan lain sebagainya.
d.      Kepribadian penjual
Kepribadian penjual yang baik ditujukkan dengan mempunyai rasa percaya diri, kesopanan, kesabaran, kebijaksanaan, kejujuran, suka menolong, semangat, ketepatan atau kedisiplinan, ingat dan berpikir positif, dapat mencari penyelesaian konflik dengan baik. Selaian itu dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pembeli dan dapat mengakui kesalahan yang di lakukan.

             Dalam dunia penjulan, terdapat berbagai macam teori yang berkenaan dengan teknik – teknik menjual. Teori ini mengajarkan bagaimanan mengawali dan mengakhiri proses penjualan dengan sukses. Satu diantaranya adal teknik AIDAS, yaitu :
a.       Attention ( perhatian ), penjual harus berusaha supaya calon pembeli memperhatikan penawaran yang dilakukan penjual.
b.      Interes ( minat ), penjual harus mengubah perhatian calon pembeli menjadi minat yang kuat.
c.       Desire ( keinginan ), menyakinkan pembeli dengan menjelaskan keuntungan yang akan didapat calon pembeli jika pembeli membeli produk yang ditawarkan serta kerugian jika tidak membeli produk tersebut.
d.      Action ( tindakan ), menyakinkan kepada pembeli bahwa keputusan untuk membeli produk yang ditawarkan adalah keputusan yang tepat.
e.      Satisfaction ( kepuasan ), bahwa kualitas produk yang ditawarkan sesuai dengan apa yang dijelaskan.

Peranan dan pelayanan pelanggan sangatlah penting dan tidak terpisah dari kegiatan atau aktivitas pemasaran penjual.

Tipe Perilaku Konsumen Yang Menentukan Perkembangan Pasar


Tipe Perilaku Konsumen Yang Menentukan Perkembangan Pasar

             Untuk mendapatkan respon positif dari setiap konsumen, penting bagi perusahaan atau seseorang seller untuk mempelajari terlebih dahulu beberapa tipe atau perilaku konsumen yang menentukan perkembangan pasar bisnis perusahaan anda.
a.       Inovators
Inovators adalah mereka yang mendapatkan produk – produk terkini dan berani membayar dengan harga mahal untuk mendaptkan produk limited edition yang belum beredar masal. Sang inovator adalah mereka yang ingin mendaptkan produk – produk terkini dan berani membayar dengan mahal untuk mendaptkan produk limitrd edition yang belum beredar masal di pasar. Perusahaan atau seller dapat memanfaatkan tipe konsumen seperti ini untuk memperkenalkan produk baru konsumen kelas atas, sebab biasanya sang inovators lebih mempertimbangkan kepusan dan kualitas barang di bandingkan dengan harga jual dari suatu produk.
b.      Early Adopters
Early adopters adalah konsumen yang muai tertarik menggunaka produk tertentu setelah mendapatkan rekomendasi dan melihat manfaat atau keunggulan produk tersebut. Rekomendasi biasa berdasarkan referensi dari orang terdekat atau yang lebih di kenal dengan istilah starategi pemasaran world of mouth, atau rekomendasi dari iklan media massa seperti internet, televisi, radio, media cetak, dan lain sebagainya.
c.       Early Majority
Early majority adalah konsumen yang mulai tertarik menggunakan produk – produk tertentu yang sedang booming di pasar agar tidak di anggap ketinggalan zaman. Mereka malihat manfaat produk dari pengalaman konsumen sebelumnya  ( early adopters ), baru kemudian tertarik ikut membeli produk tersebut.
d.      Late Majority
Late majority adalah konsumen yang tertarik menggunkan sebuah produk setelah mayoritas orang menggunakanya. Biasanya perilaku konsumen seperti ini menghendaki harga produk yang lebih murah dan mempertimbangkan manfaat serta fasilitas pendukung lainya. Mereka menggumpulkan banyak informasi dan mepertimbangkan harga produk, sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan teransaksi pembelian.
e.      Laggards
Laggards adalah tipe konsumen yang paling lambat, yaotu mereka yang membeli sebuah produk karena tidak ada alternatif lain dan kisaran harganya sangat murah karena produk tersebut sudah mulai ditinggalkan para konsumen. Di saat konsumen lainya sedang berburu model terbaru yang meulai keluar dari pasaran, maka kelompok konsumen laggards lebih tertarik membeli produk lama untuk mendapatkan harga beli yang paling rendah.





Memahami Perilaku Konsumen


Memahami Perilaku Konsumen

          Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia. Sebelum kita menganalisis perilaku konsumen, perlu dipikirkan siapakah konsumen kita? Apa yang menjadi kebutuhan konsumen? Kapan dan bagaimana mereka membeli ? dan siapakah yang akan memakai produk yang di beli atau sudah di beli ?
             Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apabila kita dapat memahami aspek – aspek psikologis manusia secara kesluruhan, kekeuatan faktor sosial budaya dan prinsip – prinsip ekonomis serta strategi pemasaran.
             Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti keberhasilan dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian berarti pula keberhasilan ahli pemasaran, pengusaha, pimpinan toko, dan pramuniaga dalam memasarkan produk yang akan membawa kepuasan kepada konsumen dan dirinya pribadi.
             Pengertian konsumen dan perilaku konsumen sebelum melakukan penjualan seorang seller ( penjual ) harus memahami dulu tentang konsumen. Adapun pengertian konsumen menurut :
a.       Philip Kotler ( 2000 ) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk di konsumsi pribadi.
b.      Menurut UU Perlindungan Konsumen  - menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali”. Pengertian konsumen Menurut UU Perlindungan konsumen sesungguhnya dapat di bagi dalam tiga bagian, terdiri atas :
1.       Konsumen Dalam Arti Umum, yaitu pemakai, pengguna dan / pemanfaat barang dan jasa untuk tujuan tertentu.
2.       Konsumen Antara, yaitu pemakai, pengguna dan / pemanfaat barang dan / jasa untuk di produksi  ( produsen ) menjadi barang / jasa lain atau untuk memperdagangkannya ( distributor ), dengan tujuan komersil. Konsumen antara ini dama dengan pelaku usaha.
3.       Konsumen Akhir, yaitu pemakai, penggunaan dan / pemanfaat barang dan / jasa konsumen untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
4.       Pengertian Perilaku Konsumen
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat di simpulkan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakaian barang dan / jasa yang tersedia dalam masayarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk di perdagangkan.
             Setelah memahami pengertian konsumen, dalam melakukan layanan penjualan suatu produk kita harus memahami perilaku konsumen. Penting bagi kita untuk mempelajari terlebih dahulu beberapa tipe atau perilaku konsumen yang mementukan perkembagan usaha atau bisnis seseorang. Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasi produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dengan kata lain suatau tindakan yang di dalamnya terdapat aspek – aapek yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan peroduk atau jasa guna memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen merupakan hal – hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Beberapa perilaku konsumen menurut para ahli :
a.       Menurut Mowen (2002:6), perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian ( buying unit ) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumen dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide – ide.
b.      Menurut Swastha dan Handoko (2000:2), perilaku konsumen ( consumer behavior ) dapat didefinisikan sebagai kegiatan – kegiatan indivdu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang – barang dan jasa – jasa, termasuk didalamnya proses pengembalian keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan – kegitan tertentu.
c.       Menurut James F Engel (1994), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendaptkan, mengkonsumsi dan mengahabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
d.      Menurut Schiffman dan Kanuk (1994 ), perilaku konsumen adalah proses keputusan dan aktivitas fisik dan individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberikan barang dan jasa yang diperoleh.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah – tindakan – tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, atau organisasi, yang berhubungan dengan proses pengambilan, keputusan dalam mendapatkan menggunakan barang – barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi lingkungan.

Manajemen Waktu


Manajemen Waktu

Manajemen waktu adalah usaha untuk memanfatakan setiap bagian dari waktu uantuk melakukan aktivitas tertentu yang target penyelesainannya telah ditentukan.
Agar manajemen waktu berjalan sesuai dengan yang di harapkan dan fokus pda hasil, bukan sekedar menyibukkan diri, maka ada siklus manajemen waktu, yaitu menetapkan tujuan ( goel setting), merencanakan dan melakukan kegiatan dalam bentuk daftar / list ( to do list ), dan memantau serta mengevaluasi tiap kegiatan  ( monitoring and evaluation ).
·         Aspek – Aspek Manajemen Waktu

a.       Perencanaan
Perencanaan di perlukan untuk membuat sesorang tatp pada pilihannya untuk menyeleksi pekerjaan yang ada dengan didorong oleh tekad yang kuat untuk menyelesaikan tugas sapai tuntas. Aspek penetapan tujuan ini akan sangat membantu sebagai usaha untuk mencapai sasaran hidup. Sasaran hidup yang ingin di capai tentu saja mencangkup kepuasan dalam bekerja dan peran dalam kehidupan sehari – hari.
b.      Menetapkan Prioritas
Menentukan prioritas berati sesorang berusaha untuk menetukan dari sekian banyak hal yang harus dikerjakan dan mana yang perlu didahulukan berdasarkan tingkat kepentinganya. Menetapkan prioritas berarti mengidentifikasi sasaran – sasaran dan kegitan – kegiatan mana yang penting., yang harus di tuntaskan. Selain itu, penetapan prioritas diperlukan untuk meminimumkan kecendrungan untuk membuang – buang waktu pada kegiatan – kegiatan yang kurang bermanfaat.
c.       Melakukan Delegasi
Delegasi artinya menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang lain yang dinilai lebih tepat dan dapat menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut. Sehingga waktu yang kita miliki lebih efisien, kemudian kita kan lebih dimudahkan untuk melakukan pekerjaan lain yang lebih penting dan prlu dikerjakan dengan menjadi waktu lebih berproduktif.
d.      Bersikap Asertif
Bersikap asertif dapat didefinisikan  sebagai ekspresi yang bertanggung jawab dari perasaan dan pikiran seseorang terhadp orang tertentu pada waktu yang tepat. Lebih lanjut bahwa sikap asertif dapat di artikan sebagai suatu sikap tegas untuk berkata, “tidak” atau menolak suatu permintaan mapun tugas dari orang lain dengan cara positif, tanpa harus merasa bersalah atau menjadi agresif. Bersikap tegas dalam hal ini merupakan strategi yang di terapkan guna menghindari pelanggaran dan hak dan memastikan bahwa orang lain tidak mengurangi efektifitas penggunaan waktu. Dalam bersikap asertif, tetapi di butuhkan suatau pertimbangan yang matang dari segi konsekuensi atau besar kecil nya dapak positif dan negatif yang akan diterima oleh individu.
e.      Disiplin Diri
Disiplin diri akan mengarahkan individu untuk berorientasi pad tugasnya sendiri dan menghindarkan diri dari hal – hal yang bisa mengahambat penyelesaian tugas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek – aspek menajemen waktu mancangkup adanya perencanaan, menetapkan tujuan, menyusun prioritas, menghindari penundaan, menyusun jadwal, bersikap asertif, meminimumkan eaktu yang terbuang, melakukan delegasi, kemudian adanya displin diri.

Muatan Dan Penetapan Dokumen SOP


Muatan Dan Penetapan Dokumen SOP

A.      DOKUMEN SOP
Dokumen SOP merupakan dokumen yang berisi prosedur – prosedur yang distandarkan. Secara keseluruhan prosedur – prosedur tersebut membentuk satu kesatuan proses yang berisi unsur – unsur sebagai berikut.
1.       Halaman Judul
Halaman judul ini berisi informasi mengenai.
a.       Logo/lembaga kementrian
b.      Judul dokumen SOP
c.       Satuan kerja
d.      Tahun pembuatan
e.      Informasi lain yang di perlukan

2.       Keputusan Pimpinan Satuan Kerja
Pedoman SOP kementrian di tetapkan oleh menteri, setiap satuan kerja membuat keputusan yang merupakan operasionalisasi pelaksanaan peraturan tersebut di sesuaikan dengan kondisi masing – masing. Setiap pimpinan unit kerja membuat keputusan tindak lanjut keputusan mentri dengan keputusan yang berlaku secara internal.
3.       Daftar Isi Dokumen SOP
Daftar isi di butuhkan untuk membantu pencarian informasi. Dokumen SOP di buat oleh masing – masing unit kerja di lingkungan kementrian.
4.       Penjelasn Singkat Penggunaan
Dokumen SOP hendaknya memuat penjelasn bagaimana membaca dan menggunakan dokumen tersebut. Isi dari bagian penjelasn ini, antara lain ruang lingkup, ringkasan, dan definisi/ pengertian – pengertian umum.
5.       Standar Operasional Prosedur
Sebaiknya dokumen SOP di bagi kedalam klasifikasi tertentu, sesuia dengan kebutuhan satuan kerja.

B. PENETAPAN SOP
             Penetapan SOP sebagai sebuah peraturan yang mengikat bagi seluruh unsur yang ada di setiap satuan kerja di lingkungan kementrian diharapkan dapat di aplikasikan oleh pegawai dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap tingkat satuan kerja beik di tingkat pusat maupun unit pelaksanaan teknis pusat. Penetapan SOP dalam kebijakan reformasi birokrasi dilakukan secara berjenjang mulai dari satuan kerja yang paling rendah menuju ke satuan kerja yang paling tinggi sampai pad gilirannya disahkan oleh mentri.
             Prosedur penetapan dokumen SOP sebagai berikut.
1.       Dokumen SOP satuan kerja UPTP yang telah disahkan oleh pemimpin unit kerja tersebut, disampaikan kepad pimpinan satuan kerja Eselon I masing – masing, untuk disahkan menjadi SOP unit kerja Eselon I pada lembaran pengesahan SOP.
2.       Dokumen SOP satuan kerja Eselon II yang telah disahkan oleh pimpinan unit kerja tersebut, disampaikan kepada pimpinan satuan kerja Eselon I masing – masing, untuk disahkan menjadi SOP satuan kerja Eselon I pada lembar pengesahan SOP.
3.       Setalah disahkan, dokumen SOP satuan kerja Eselon I kemudian disampaikan kepada Ketua Tim Kerja Reformasi Birokrasi Kementrian untuk disusun menjdai dokumen SOP administrasi pemerintahan kementrian.
4.       Berdasarkan dokumen SOP satuan kerja Eselon I, Tim Kerja Reformasi Birokrasi Kementrian menyusun dokumen SOP kementrian.
5.       Ketua Tim Kerja Reformasi Birokrasi Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrai mengajukan dokumen SOP administrasi pemerintahan kementrian kepada mentri untuk di tetapkan .
6.       Menteri menetapkan dokumen SOP administrasi pemerintah kementrian dengan keputusan menteri.