Senin, 20 November 2017

Sistem Bisnis Jasa

Menurut pandangan Lovelock yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:36-37) bahwa jasa merupakan suatu proses yang menyangkut input dan output. Terdapat empat jenis input yang dapat diproses dalam suatu jasa, yaitu sebagai berikut :

a.     Pemrosesan terhadap pelanggan(People processing)
Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari jasa yang dibutuhkan pada suatu sistem jasa. Dalam proses ini diperlukan kehadiran fisik pelanggan dan hasilnya adalah pelanggan merasakan adanya perbedaan dalam dirinya.

b.    Pemrosesan terhadap barang/milik (Posessioning process)
Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari organisasi atau penyedia jasa untuk menyediakan jasa terhadap barang miliknya.

c.     Pemrosesan terhadap stimulus mental(Mental stimulus processing)
Merupakan suatu proses yang diarahkan pada pikiran pelanggan. Jasa dalam kategori ini diantaranya mencakup dunia hiburan, pendidikan.

d.    Pemrosesan terhadap informasi (Informating processing)
Merupakan proses pengolahan informasi yang berasal dari pelanggan dan hasilnya diolah melalui komputer. Informasi ini merupakan bentuk jasa yang tidak berwujud, namun hasilnya dapat dalam bentuk fisik seperti laporan atau dokumen tertentu.  

Disamping suatu proses, jasa dalam buku Ratih Hurriyati (2010:37-38) menurut Lovelock dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

a.     Sistem operasi jasa (service operating system)
Merupakan komponen yang terdapat dalam total sistem jasa, dimana input proses dan unsur produk jasa diciptakan melalui komponen sumber daya manusia dan komponen fisik.

b.    Sistem penyerahan jasa (service delivery system)
Berhubungan dengan bilamana, dimana dan bagaimana jasa diserahkan kepada pelanggan. Sistem ini tidak hanya meliputi unsur-unsur sistem dalam operasi jasa, tetapi termasuk juga hal-hal yang disiapkan pada konsumen lainnya.

c.     Pemasaran jasa (service marketing)
Meliputi seluruh titik kontak atau interaksi dengan konsumen yang mencakup : iklan, penagihan dan penelitian pasar.


Suatu aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri dari sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada pandangan konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Elemen-elemen lain tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang intensif kepada pelanggan melalui berbagai aktif media.

Pemasaran Jasa dan Relationship Marketing


Dinamika hampir semua pasar jasa telah berubah, tingkat kompetensi yang rendah telah mengarah ke persaingan yang ketat dan intens. Dalam pasar yang kompetitif ini, pemasaran telah menjadi kunci pembeda antara kesuksesan dan kegagalan korporat.
Pemasaran  merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk-produk dan jasa-jasa perusahaan, keinginan, dan kebutuhan konsumen, dan kegiatan-kegiatan para pesaing.Fungsi pemasaran terdiri dari 3 komponen kunci yaitu :

a.     Bauran pemasaran
Unsur-unsur atau elemen-elemen internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi. Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang telah dikembangkan dalam pemasaran.

b.    Kekuatan pasar
Peluang dan ancaman eksternal dimana operasi-operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi. Kekuatan-kekuatan pasar terdriri dari sejumlah bidang yang perlu dikembangkan, diantaranya :

1.     Pelanggan 
Perilaku pembelian dalam hal motivasi untuk membeli, kebiasaan membeli, lingkungan, ukuran pasar dan daya beli.

2.     Perilaku industri
Motivasi, struktur, praktik dan sikap para pengecer, perantara dan anggotaanggota rantai pemasok yang lain.

3.     Pesaing
Cara berposisi dan berperilaku sebuah perusahaan dipengaruhi oleh struktur industry dan sifat kompetensi.

4.     Pemerintah dan perundang-undangan
Pengawasan terhadap pemasaran yang menghubungkan dengan baik kegiatan-kegiatan pemasaran maupun praktek-praktek kompetitif.

c.     Proses penyelarasan
Proses strategik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal layak bagi kekuatan pasar. Keberhasilan sebuah program pemasaran yang pokok tergantung pada tingkat keselarasan antara lingkungan eksternal dan kemampuan internal organisasi tersebut. Dengan demikian, program pemasaran dapat dipandang sebagai penyelarasan, dan ini penting khususnya dalam konteks jasa


Strategi Pemasaran Online

Berikut beberapa strategi pemasaran yang diperlukan oleh pelaku bisnis sebagai senjata ampuh dalam menjalankan bisnis toko online mereka.

1.     Strategi pemasaran dengan website atau blog

Melalui website toko online atau blog, Anda dapat membuat bisnis toko online seakan-akan dibuka selama 24 jam. Hal penting yang perlu Anda perhatikan dari sebuah website toko online adalah kemampuan dalam menjelaskan secara jelas tentang produk yang dijual. Selain itu, para pelaku bisnis toko online juga harus mengunggah foto dengan kualitas bagus untuk menarik para konsumen sehingga mereka tidak ragu melakukan transaksi pembelian. Jangan lupa juga untuk mencantumkan sebuah konten atau deskripsi produk sebagai informasi yang bermanfaat bagi pengunjung, sehingga mereka tidak enggan berlama-lama di website Anda dan kembali lagi untuk mengunjunginya.

2.     Strategi pemasaran dengan mengoptimasi website toko online

Sebagian besar pengguna internet mencari suatu informasi melalui search engine seperti Google, Yahoo dan lain sebagainya sesuai dengan kata kunci yang mereka cari atau inginkan. Untuk itu, Anda perlu memperhatikan hal tersebut dengan berusaha menjadikan website toko online Anda berada di halaman depan atau di posisi terbaik search engine sehingga potensi pembelian di toko online Anda akan lebih besar. Anda bisa mempelajarinya dengan membaca artikel maupun buku yang khusus membahas mengenai SEO untuk bisnis toko online.

3.     Memanfaatkan sosial media

Jejaring sosial atau sosial media merupakan salah satu media yang sangat bagus dan efektif untuk mempromosikan produk toko online Anda. Mengapa demikian? Karena, sekarang ini sebagian besar dari para pengguna internet sudah memiliki akun sosial media seperti twitter, facebook dan lain sebagainya. Sehingga banyak dari para pelaku bisnis yang memanfaatkan situs sosial media tersebut untuk melakukan promosi produk.

4.     E-mail marketing

Selain menggunakan sosial media dan website toko online sebagai strategi pemasaran bisnis, para pelaku bisnis juga bisa memanfaatkan email marketing untuk melakukan promosi produk. Cara menginformasikan produk terbaru toko online Anda kepada calon pembeli melalui e-mail dirasa akan lebih tertarget, lebih mudah dan tentunya mengeluarkan biaya yang lebih murah.

5.     Komunitas atau forum

Pelaku bisnis toko online dapat menggunakan grup BBM (Blackberry Messenger) sebagai media untuk memasang foto produk. Anda pun harus memberi deskripsi produk secara singkat sehingga informasi mengenai produk yang Anda jual akan lebih cepat dikenal orang dan bisa meningkatkan penjualan toko online Anda.

6.     Promosi produk melalui iklan gratis

Iklan gratis sudah banyak tersedia di internet sehingga para pelaku bisnis toko online tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk mempromosikan produk. Caranya mudah, pelaku bisnis cukup melakukan registrasi ke situs iklan lalu membuat iklan produk.


Klasifikasi Jasa

Sebenarnya pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu (misalnya instalasi), dan pembelian suatu jasa seringkali pula meliputi barang-barang yang melengkapinya (misalnya makanan di restoran). Meskipun demikian, Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Walau begitu, produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. 

Klasifikasi jasa dapat dikelompokkan kedalam beberapa kriteria. Sejauh ini telah banyak pakar yang mengemukakan skema klasifikasi jasa, dimana masing-masing ahli menggunakan dasar perbedaan yang disesuaikan dengan sudut pandangnya sendirisendiri.

Menurut Tjiptoni secara garis besar klasifikasi jasa dapat dibedakan berdasarkan lima kriteria pokok  yaitu sebagai berikut:

1.     Segmen Pasar
Jasa dapat dibedakan menjadi jasa yang ditujukan pada konsumen akhir (misalnya katering, asuransi jiwa, pendidikan dll) dan jasa bagi konsumen organisasional (misalnya biro periklanan, jasa akuntansi dan perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen).

2.     Tingkat Keberwujudan
Berdasarkan tingkat keberwujudan, jasa dapat dibedakan menjadi:

a.     Rented-good service.
Dalam tipe ini konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu spesifik, seperti penyewaan kendaraan, VCD, apartemen, dan lain- lain. 

b.    Owned-good service 
Pada tipe ini produk yang dimiliki konsumen disepakati, dikembangkan, atau ditingkatkan kinerjanya melalui pemeliharaan atau perawatan oleh perusahaan jasa seperti jasa reparasi AC, arloji, motor, komputer, dan lainlain. 

c.     Non-good service
Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat intangible yang ditawarkan kepada para pelanggan, seperti supir, dosen, penata rias, pemandu wisata, dan lain-lain.:

3.     Ketrampilan Penyedia Jasa
Terdapat dua tipe jasa yaitu:
 a. Profesional services Seperti : dokter, dosen, perawat, guru
 b. Non-profesional services Seperti: sopir taksi

4.     Tujuan Organisasi Jasa
Berdasarkan tujuan organisasi pemberi jasa, kategori jasa dikelompokkan menjadi dua yaitu;
a. Commercial services (Pelayanan komersial) atau profit services (jasa keuntungan) Seperti: penerbangan, Periklanan, Perhotelan, Perbankan dan lain-lain 
b. Nonprofit service Seperti: Perpustakaan Umum, Panti Asuhan

5.     Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan
Berdasarkan tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan jasa dapat dikelompokkan dua yaitu :
 a. High-contact service, seperti universitas, bank, dokter, penata rambut, dan lain-lain
b. Low-contact service seperti bioskop, jasa, PLN, jasa komunikasi, jasa layanan pos, dan lain-lain.  

Meningkatnya minat dalam sektor jasa telah dibarengi dengan ketidak sepakatan dan perdebatan tentang apa yang membentuk jasa dan apakah pemasaran jasa merupakan bidang disiplin khusus. Philip kotler telah membadakan empat kategori tawaran, yang bervariasi dari barang murni hingga jasa murni diantaranya :

1. Barang berwujud murni yaitu penawaran yang terdiri dari barang berwujud, tidak ada jasa yang menyertainya. Contoh : garam, gula, pasta gigi, merica, sabun 

2. Barang berwujud di sertai layanan yaitu penawaran berupa barang berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa jenis jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Contoh : perusahaan dealer mobil tidak hanya menjual produknya saja tetapi disertai jasa pendukung dari awal, proses, dan sesudah produk itu dijual. 

3. Campuran yaitu penawaran terdiri dari barang dan jasa dalam proporsi yang sama. Contoh orang yang datang ke restoran untuk mendapat kan pelayanan dan makanan yang diberikan. 

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan yaitu penawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai dengan jasa tambahan atau barang pendukung. Contoh : penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi jasa udara 


5. Jasa murni yaitu penawaran hanya terdiri dari jasa. Contoh : psikiater, dosen, guru

Karakteristik Jasa




Bila pada pokok bahasan terdahulu pembicaraan lebih banyak menyangkut produk berupa barang, maka dalam pembahasan di sini akan ditekankan pada pemasaran jasa. Sektor jasa sendiri berkembang pesat akhir-akhir ini karena beberapa faktor penyebab, yaitu:

1. Adanya peningkatan pengaruh sektor jasa.
2. Waktu santai yang semakin banyak.
3. Persentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar.
4. Tingkat harapan hidup semakin meningkat.
5. Produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin kompleks.
6. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan.
7. Meningkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelangkaan sumber daya.
8. Perubahan teknologi berlangsung semakin cepat

Karakteristik jasa memiliki ciri-ciri tertentu. Karakterstik jasa berbeda bila dibandingkan dengan produk (barang fisik). Menurut Tjiptono (1998), ada 4 karakteristik pada jasa yang membedakan dengan barang yaitu sebagai berikut:

1.     Intangible (tidak berwujud)
Suatu jasa mempunyai sifat tak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen. Contoh: Model kendaraan dan kondisi mesin.

2.     Inseparability (tidak dapat dipusahkan)
Pada umumnya jasa yang diproduksi dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut. Contoh: Garansi service dan informasi sparepart.

3.     Variability (bervariasi)
Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan. Contoh: Mengganti sparepart.

4.     Perishability (tidak tahan lama)
Daya tahan suatu jasa tegantung terhadap suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. Contoh: Kondisi busi yang terendam banjir, bensin bercampur air, dan knalpot kemasukan air.

Sedangkan menurut Kotler terdapat 4 karakteristik yang dimiliki oleh jasa, yaitu:

1.     Tidak berwujud (intangibility)
Jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud. Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya seseorang yang menjalani “perawatan kesehatan” tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli jasa tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut. Konsumen akan mengambil kesimpulan mengenai mutu jasa tersebut dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, dan harga yang mereka lihat.

2.     Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan, sehingga mutu dari suatu jasa terjadi pada saat pemberian jasa. Interaksi yang terjadi antara penyedia jasa dan konsumen sangat mempengaruhi mutu dari jasa yang diberikan. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh penyedia jasa untuk menjaga mutu pelayanannya yaitu:
a) Bekerja dengan kelompok yang lebih besar, jadi pelayanan yang biasanya diberikan orang per orang sekarang langsung beberapa orang.
b) Bekerja lebih cepat.
c) Melatih lebih banyak karyawan dan membina keyakinan pada diri konsumen.

3.     Keragaman (variability)
Jasa sangat beragam, artinya memiliki banyak variasi jenis dan kualitas tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut disediakan. Para pemakai jasa sangat peduli dengan keragaman yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. Untuk menjaga mutu pelayanan dapat dilakukan melalui:
·       Investasi dalam seleksi dan pelatihan personalia yang baik.
·       Melakukan standardisasi terhadap proses kinerja di seluruh organisasi tersebut.
·       Memonitor kepuasan konsumen baik melalui sistem pesan dan kesan, survei konsumen, dan sebagainya.

4.     Tidak tahan lama (perishability)

Jasa tidak dapat disimpan karena sifatnya yang tidak berwujud fisik. Ini tidak menjadi masalah bila permintaannya stabil karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumya. Tetapi jika permintaan berfluktuasi maka akan menimbulkan masalah.  

Senin, 13 November 2017

Lembaga Pendanaan ( Fund Institition)

a.     Bank
Salah satu sumber dana yang dapat dipilih adalah Bank. Bank sering dianggap sebagai sumber dana yang paling siap memberikan pinjaman. Namun perlu diperhatikan juga, ada beberapa persyaratan dan resiko yang harus ditanggung ketika mengajukan pinjaman ke bank. Jangan sampai terjebak oleh beberapa syarat yang sebenarnya sangat memberatkan peminjam.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika meminjam modal dari bank adalah jumlah nominal kredit, cicilan, bunga, jaminan, tenor kredit, dan sanki-sanki yang harus dipenuhi bila tidak dapat membayar pinjaman. 

1) Pengertian bank
 Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di samping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan. Oleh karena tugas utamanya adalah memberikan kredit maka bank telah menentuka kebijaksanaan dan peraturan-peraturan mengenai pemberian kredit.
         Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

2) Fungsi Utama Bank

(a) Sebagai penghimpun dana dari masyarakat 
Menurut UU No. 10 tahun 1998 simpanan adalah dana yang dipercayakan masyarakat pada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

(b)  Sebagai penyalur dana/ pemberi kredit.
Agar uang yang disimpan di Bank tidak macet maka perlu disalurkan pada masyarakat dalam pinjaman berjangka (kredit), disisi lain untuk menjaga keseimbangan dan kesetabilan nilai rupiah melalui peredaran uang. Menurut UU No. 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan yang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan yang diwajibka pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.


3) Fungsi Umum Bank

(a) Menerima simpanan.
(b) Memberi kredit.
(c) Tempat pertukaran uang asing.
(d) Ikut serta menjaga peredaran uang asing.
(e) Menjaga kesetabilan nilai uang.

Asas perbankan di Indonesia dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.

4) Jenis Bank

(a) Bank Sentral
         Saat ini bank sentral secara khusus yaitu dengan UU No.23 Tahun 1999. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), menurut UU No. 23 Tahun 1999, bank sentral mempunyai status tersendiri dan tidak dapat dipersamakan dengan bentuk bank lain.
Berdasarkan UU tersebut Bank Indonesia mempunyai tugas pokok mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, hal ini diwujudkan dalam kebijakan sebagai berikut :
·       Menetapkan dan menjalankan kebijkan moneter.
·       Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
·       Menatur dan mengawasi bank

(b) Bank Umum
        Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam pengertian di atas adad dua hal yang perlu diperhatikan :

(1) Usaha serta konvensional, dalam hal ini yang dimaksud adalah usaha bank umum menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito serta memberikan kredit dalam jangka pendek.

(2) Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam, yaitu :
·       Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
·       Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musharakat).
·       Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
·       Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

Fungsi Bank Umum:
·       Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi.
·       Menciptakan Uang.
·       Menghimpun dana dan menyalurkan pada masyarakat.
·       Menawarkan jasa-jasa keuangan lainya.

(c) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan BPR tidak boleh memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Usaha BPR :
·       Menghimpun dana dari masyarakat.
·       Memberikan Kredit.
·       Menyediakan pembiayaan dan menetapkan dana berdasarkan prinsip syariah.
·       Menetapkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia dan atau tabungan pada bak lain. 

Hal yang tidak boleh dilakukan BPR, adalah :
·       Menerima simpanan dalam bentuk giro.
·       Ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
·       Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
·       Melakukan kegiatan perasuransian.

(d) Produk Bank

(1) Bank Sentral, produknya adalah :
·       Uang kartal.
·       Uang giral.
·       Jasa (memberikan kredit pada bank-bank di Indonesia).

(2) Bank Umum, produknya adalah :
·       Uang giral.
·       Jasa pinjaman.
·       Jasa pengiriman uang.
·       Jasa penukaran uang asing.
·       Jasa penitipan barang.
·       Jasa penitipan barang.

(3) Bank Perkreditan Rakyat
·       Jasa Kredit.
·       Jasa penyimpanan uang
 




Membeli Perusahaan Lain

Salah satu cara perusahaan mengimplementasikan strategi pertumbuhannya adalah melalui cara membeli apa yang diperlukan bagi perluasan perusahaannya dan untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya yang penting. Akuisisi merupakan pembelian secara sekaligus suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Perusahaan yang di akuisisi di ambil secara keseluruhan oleh perusahaan pembeli. 

Untuk pembeliian ini, tentunya diperlukan uang tunai. Cara semacam ini sering kali banyak untungnya karena fasilitas usaha telah ada, produksi sudah berjalan , pasar sudah ada, keuntungan sudah tampak, hubungan kerja dengan pihak lain. (bank, perbelakan, penyalur) sudah terjalin serta perizinan sudah ada.

Hal-hal dibawah ini kiranya diperhatikan dalam membeli perusahaan lain :
a. Selidiki apa yang menyebabkan pemilik lama berniat menjual
b. Periksa semua dokumen-dokumennya, pembukuannya termasuk perizinan usaha.
c. Perlu diketahuinya kondisi finansial
d. Selidiki jalannya usaha tahun-tahun terakhir e. Hubungan relasi usaha

Penerusan Perusahaan Kecil

Pergantian generasi merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam hal apapun. pengelolaan yang telah tua suatu saat akan digantikan generasi penerusnya yang lebih muda dan penuh vitalitas. Alih generasi ini hendaknya berjalan mulus sehingga keberhasilan generasi berikutnya dapat tercapai. Keadaan ini berlaku pula dalam dunia usaha.

Tidak selamanya seseorang dapat bertahan terus memimpin perusahaannya. Kemampuannya akan dibatasi oleh usia dan kondisi fisiknya. Suatu saat mau tidak mau pimpinan perusahaan diserahkan kepada penggantinya, terutama jika tuntutan pergantian itu terjadi mendadak, seperti sakit atau meninggal dunia. Kejatuhan ini disebabkan oleh tidak adanya persiapan untuk menghadapi hal semacam ini.

Mengingat setiap perusahaan mempunyai fungsi sosial, usaha kaderisasi merupakan tanggung jawab pimpinan perusahaan. Dalam upaya untuk melanggengka n perusahaan usaha  kaderisasi sudah selayaknya dipikirkan dan dipersiapkan sejak awal. Hal ini disebabkan harapan kelangsungan hidup perusahaan dipercayakan kepada mereka. Kader dapat berasal dari kalangan keluarga sendiri. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa kader adalah orang lain atau salah satu karyawan yang paling setia dan potensial.



Strategi Pertumbuhan


Untuk mengembangkan perusahaan supaya berhasil tergantung pada bagaimana menjalankan bisnis sesuai dengan aturan dan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi. Bisnis tidak akan sukses kecuali jika memenuhi berbagai perubahan yang terjadi dalam menjalankan bisnis. Untuk itu diperlukan kemampuan-kemampuan manajemen yang baik dalam mengelola sebuah bisnis.

Seiring globalisasi dan persaingan bebes menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing.  Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tetap agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu strategi perusahaan yaitu strategi pertumbuhan, yang berarti berkaitan erat dengan langkah yang ditempuh oleh perusahaan untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Strategi pertumbuhan adalah strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Strategi ini dilakukan pada kondisi bisnis yang tumbuh dan berkembang, meliputi:

a.     Konsentrasi
Strategi konsentrasi adalah jenis strategi pertumbuhan dan merupakan strategi yang paling umum dijumpai pada berbagai perusahaan dimana perusahaan hanya memfokuskan pada satu lini bisnis utamanya dengan menonjolkan prinsip ‗melakukan satu hal dengan sangat baik.
Strategi konsentrasi digunakan bagi perusahaan yang memiliki bisnis tunggal untuk mengejar pertumbuhannya. Fokus strategi konsentrasi adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan mengonsentrasikan pada bisnis intinya. Perusahaan yang menerapkan strategi konsentrasi dapat memilih salah satu strategi konsentrasi berikut ini:

1) Perusahaan berusaha meningkatkan tingkat penggunaan barang dari   konsumen yang sudah dimiliki.

2) Perusahaan berusaha menarik pelanggan yang dimiliki pesaing dan dialihkan menjadi calon konsumen perusahaan.

3) Perusahaan dapat mencoba menarik calon pembeli baru yang selama ini  belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing. 

b.    Perluasan Pasar
Strategi pengembangan pasar (market development) merupakan strategi yang memasarkan produk atau jasa saat ini kepada konsumen di segmen pasar yang baru maupun di wilayah area geografis pasar yang baru.
Strategi pengembangan pasar pada umumnya menempati urutan kedua strategi pertumbuhan setelah strategi konsentrasi, karena relatif tidak mahal dan tidak berisiko. Pilihan pengembangan pasar dilakukan dengan berusaha menarik calon pembeli baru yang selama ini belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing. Strategi ini dapat diterapkan dengan cara :

1)    Menjual produk yang sudah ada ke pasar baru dengan  memasuki/menambahsaluran distribusi yang baru.

2) Memperluas pasar pada tambahan area geografis dan segmen pasar yang berlainan untuk memaksimalkan potensi yang ada.

3) Mendorong konsumen untuk mencoba memakai produk dengan diberikan contoh sampel produk untuk dicoba.

4) Mengidentifikasi kegunaan baru dari produk yang ada saat ini maupun mengemas ulang dengan kemasan yang lebih ekonomis, praktis dan mudah dibawa.

5) Mempromosikan di media yang baru dengan menggunakan teknik promosi yang lebih kreatif.

6) Menawarkan harga yang lebih menarik dalam mempromosikan di wilayah baru dengan segmen yang baru.

7) Mengubah konten iklan, dan penempatannya dari publikasi perdagangan ke surat kabar.

8) Membuka kantor cabang baru di kota, daerah, atau negara lain maupun menambah penjualan personalnya.

c.     Pengembangan Produk
Strategi dengan melakukan perubahan produk secara subtansial dan atau membuat produk yang sebelumnya belum pernah dihasilkan sebagai produk baru. Perusahaan berusaha bertahan, memperkuat posisi, dan memperluas pangsa pasar yang lebih besar dengan menggunakan tambahan pilihan produk/jasa yang baru. Perusahaan menggunakan pilihan pengembangan perubahan produk secara substansial untuk menarik pelanggan di pasar yang telah ada maupun yang dimiliki pesaing. Pelanggan yang dimiliki pesaing untuk dialihkan menjadi calon pembeli yang potensial bagi perusahaan. Strategi pengembangan produk termasuk usaha memperpanjang daur hidup produk untuk memanfaatkan reputasi atau merek yang menguntungkan, dapat diterapkan dengan cara :
1) Memperkenalkan model produk yang lebih bervariasi.
2) Menyempurnakan atau memodifikasi produk yang telah ada sebagai produk baru.
3) Memperjelas keunikan dan kelebihan produk dibanding yang dimiliki pesaing.
4) Memberikan tambahan pada bentuk, pilihan, ukuran, dan kandungan yang baru  terhadap suatu produk.  

d.    Integrasi Horizontal
Strategi integrasi horizontal merupakan strategi untuk memperluas operasi perusahaan dengan mengkombinasikan perusahaannya dengan perusahaan yang lain dalam industri yang sama dengan jenis operasi yang sama. Strategi ini menghasilkan pertumbuhan melalui akuisisi atau merger bisnis pesaing, yang mempunyai lini bisnis yang sama, dengan tujuan meniadakan pesaing dan memberikan perusahaan akses ke pasar dan teknologi yang baru.

Alasan yang mendasari pilihan strategi integrasi horizontal adalah perusahaan berusaha memperbesar penguasaan pangsa pasar, yang diharapkan dapat memperbesar kekuatan pasar yang dimiliki. Perusahaan dapat bersaing dalam medan yang lebih luas, jika perusahaan mampu melakukan akuisisi pada beberapa perusahaan sejenis yang ada dalam satu industri dan berpeluang menjadi perusahaan yang dominan.

Integrasi horizontal juga diaplikasikan dengan tujuan untuk mengurangi persaingan yang sekarang atau yang potensial bagi pelanggan dan pemasok. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengambil pangsa pasar, fasilitas produksi, outlet distribusi atau teknologi dalam penelitian dan pengembangan maupun dengan mengakuisisi perusahaan lain yang sejenis dalam industri yang sama.

e.    Integrasi Vertikal  
Strategi integrasi vertikal merupakan strategi pertumbuhan karena melakukan perluasan usaha dengan menambah bidang usaha dari perusahaan pemasok atau bidang usaha dari perusahaan distributornya. Strategi ini dalam menghasilkan pertumbuhan melalui pertumbuhan internal atau mengakuisisi bisnis lain dengan penguasaan tahap-tahap proses produksi-konsumsi dari hulu ke hilir.
Strategi ini bertujuan untuk memperoleh kontrol yang lebih besar atas suatu lini bisnis serta meningkatkan profit melalui efisiensi dan upaya penjualan yang lebih baik. Terdapat dua jenis integrasi vertikal, yaitu :

1)    Integrasi Vertikal ke Belakang
Integrasi vertikal ke belakang atau ke arah hulu merupakan strategi untuk meningkatkan pengendalian atas pasokan bahan baku, sumber daya atau jasa. Ini terjadi jika perusahaan menguasai atau membeli perusahaan pemasoknya dengan menjadi pemasoknya sendiri. Sebagai contoh, sebuah produsen kemeja mengakuisisi produsen tekstil dengan membeli sahamnya, atau membeli asetnya, karena perusahaan yang dibeli beroperasi pada tahap sebelumnya dari rangkaian proses produksi.

2)    Integrasi Vertikal ke Depan
 Integrasi vertikal ke depan atau ke arah hilir merupakan strategi untuk meningkatkan pengendalian terhadap distribusi output maupun terhadap pengecer atas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan menjadi distributor bagi dirinya sendiri. Ini terjadi jika perusahaan menguasai atau membeli perusahaan yang lebih dekat dengan konsumen, seperti distributor pedagang beras, pedagang eceran, dan konsumen industri.

f.      Diversifikasi Konsentrik (Menambahkan produk/jasa baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa lama )
Strategi diversifikasi konsentris merupakan strategi konsentrasi terkait dengan masuk pada bisnis baru yang masih terkait atau memiliki kesesuaian yang tinggi dengan bisnis yang dilakukan perusahaan pada saat ini. Strategi diversifikasi konsentris menekankan pada kesamaan dalam hal pasar, saluran distribusi, produk dan teknologi, dengan sinergi pasar produk.

Implementasi strategi ini cocok dilakukan bila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat, tetapi daya tarik industri yang rendah. Hal ini dapat diaplikasikan dengan mengakuisisi bisnis yang memiliki jenis teknologi yang terkait, komplementaritas pemakaian antar produk, kebutuhan sumber daya yang serupa, jenis saluran distribusi yang digunakan, dan pasar yang dilayani sama dengan perusahaan induknya yang mengakuisisi. Strategi ini bertujuan agar perusahaan mendapat sinergi, efisiensi, atau pengaruh pasar yang lebih besar serta membagi resiko dengan prinsip ‗membagi telur ke berbagai keranjang‘ melalui penggunaan bersama sumber daya yang dimiliki tapi bukan saling ketergantungan. Penekanan strategi ini adalah membangun kapabilitas sumber daya kunci dan kompetensi inti perusahaan.  

g.     Diversivikasi Konglomerasi
Strategi diversifikasi konglomerat merupakan strategi pertumbuhan dengan menambah atau mengakuisisi yang lini bisnisnya berbeda sekali atau baru dengan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan, kepada pelanggan baru. Motivasi perusahaan melakukan strategi ini adalah sinergi keuangan dengan mencari keseimbangan dalam portofolio perusahaan antara bisnis yang keuntungannya stabil. 

Motivasi dari perusahaan yang mengakuisisi adalah meningkatkan nilai saham perusahaan, meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan, memperoleh sumber daya yang dibutuhkan secara cepat, meningkatkan efisiensi dan profitabilitas terutama jika terdapat sinergi antara perusahaan yang mengakuisisi dengan perusahaan yang diakuisisi. 

Strategi ini cocok dilakukan bila posisi kompetitif perusahaan berada pada rata-rata dan daya tarik industrinya rendah. Sehingga kedua faktor tersebut mendorong perusahaan mengalihkan upaya pengembangannya ke industri lain.

Mengembangkan Perusahaan

Jika Anda melihat beberapa perusahaan besar seperti Google, Facebook, atau Apple, pasti kita semua akan tercengang bila Anda tahu bahwa Mereka (perusahaan-perusahaan) tersebut yang mulanya hanya sebuah usaha kecil saja, bahkan ada yang berawal dari sebuah garasi rumah yang kecil. Kita semua sebenarnya dapat seperti mereka bila mengerti dan mempelajari bagaimana memulai dan meraih sukses dalam usaha kecil. Berikut beberapa tipsnya 

1.     Janganlah ambil resiko sendiri
Membuka usaha baru umumnya sangat beresiko, lebih baik carilah teman/ partner yang dapat Anda percaya. Jangan menginvestasikan uang Anda semua di sana, karena bila usaha tersebut tidak berjalan sesuai semestinya, Anda tidak langsung mengalami kebangkrutan.

2.     Perbudak diri sendiri
 Menjadi wirausaha pemula Anda harus bersedia untuk bekerja keras, meluangkan waktu lebih banyak, dan bersedia kerja lembur. Pada awalnya mungkin Anda tidak mendapatkan keuntungan, bahkan harus mengeluarka dana tambahan untuk gaji karyawan.

3.     Pilih karyawan dengan hati-hati 
Lakukan rekrutmen karyawan dengan hati-hati, dan jangan tergesa-gesa. Jangan sampai karyawan Anda nantinya justru akan menjadi penghalang dan pengganggu Anda meraih visi usaha Anda.

4.     Ketahui harga dasar
Hitunglah berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk menjalani usaha baru Anda, mulai dari sewa toko, listrik, gaji karyawan, pajak, hingga harga kertas dan tinta printer. Lalu bagi semua itu dengan berapa hari dalam setahun Anda akan bekerja, itulah jumlah minimum pendapatan yang Anda butuhkan setiap hari.

5.     Jual kelebihan, bukan harga
Jangan terjebak dengan perang harga yang justru memaksa Anda menjual harga di bawah modal dan melupakan kualitas. Komunikasikan dengan pelanggan bahwa produk Anda mempunyai nilai lebih dibanding yang lain.

6.     Hargailah waktu 
Sebagai wirausahawan baru, Anda harus menggunakan waktu Anda sebaik-baiknya untuk mencari peluang pelanggan baru dan bagaimana memperkenalkan produk Anda kepada pelanggan. Konsentrasikan waktu dan pikiran Anda lebih banyak untuk membesarkan usaha Anda.

7.     Manfaatkan teknologi 
Manfaatkan teknologi terkini, seperti internet untuk memperkenalkan usaha Anda dan pemasaran produknya. Gunakanlah fasilitas iklan gratis di beberapa situs penjualan secara online agar lebih banyak orang yang mengenal produk Anda.

8.     Perlakukan supplier Anda dengan baik 
Perlakukan vendor dan supplier Anda sebaik mungkin, seperti halnya Anda memperlakukan para pelanggan. Dengan hubungan yang terjalin dengan baik, mereka bisa saja memberikan diskon berdasarkan besarnya volume pemesanan Anda, memahami keterlambatan pembayaran, bahkan memberikan pengiriman gratis.

9.     Berusaha menjadi yang terbaik

 Berikan yang terbaik bagi pelanggan Anda, maka Anda akan tercengang dengan kekuatan marketing dari mulut ke mulut. Bagi usahawan baru, mungkin keadaan yang tidak begitu diinginkan menjadikan semangat untuk berusaha menjadi mengendor bahkan sampai titik nol. Namun jangan berputus asa di tengah jalan, berusahalah lebih keras, ulet dan tekun, maka perlahan - lahan Anda akan mulai merasakan hasil jerih payah Anda.

Karakteristik Lain dari Waralaba


a. Pihak-pihak yang terkaiit dalam waralaba sifatnya berdiri sendiri.
Terwaralaba berada dalam posisi independen terhadap pewaralaba. Independen maksudnya adalah terwaralaba berhak atas laba dari usaha yang dijalankanya,bertanggung jawab atas beban-beban usaha waralabanya sendiri.

b. Perbedaan sistem waralaba dengan sistem reseller.
Sistem waralaba berbeda dengan sistem reseller hosting yang ada pada perusahaan hosting pada umumnya. Pada sistem reseller,kita sebagai reseller harus membuat brand sendiri, mempromosikan sendiri, dan membangun pasar dari awal.selain itu, pada sistem reseller tidak didukung online customer support dan juga tidak didukung tim teknis.

c. Bentuk bisnis waralaba
Waralaba dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu : waralaba produk dan merek dagang (product and trade franchise) serta waralaba format bisnis (busines format franchise). Waralaba produk dan merek dagang adalah bentuk waralaba yang sangat sederhana . dalam waralaba produk dan merek dagang,pemberi waralaba memberikan hak kepada  penerima waralaba untuk menjual produk yang dikembangkan oleh pemberi waralaba disertai dengan pemberian izin untuk menggunakan merek dagang milik pemberi waralaba. Atas pembelian izin penggunaan merek dagang tersebut biasanya pemberi waralaba mendapatkan suatu bentuk pembayaran royaliti.

Selanjutnya pemberi waralaba  memperoleh keuntungan melalui penjualan produk yang diwaralabakan kepada penerima waralaba. Dalam bentuknya yang sangat sederhana ini Waralaba produk dan merek dagang sering sekali mengambil bentuk keagenan,distributor,lisensi penjualan.contoh dealer mobil (Auto 2000 dari Toyota) dan stasiun pompa bensin (pertamina),sedangkan waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang kepada pihak lain. 

Lisensi tersebut memberikan hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang atau nama dagang pemberi waralaba untuk menggunakan seluruh paket, yang terdiri dari  seluruh element yang diperlukan untuk membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih menjadi terampil dalam bisnis untuk menjalankan dengan bantuan yang terus-menerus.

Dalam bisnis franchise ini,yang dapat diminta dari franchisor  oleh franchisee adalah:

a. Brand name yang meliputi logo,peralatan,dan lain-lain. Franchisor baik juga memiliki aturan mengenai tampilan/display perwakilan toko (shop front) dengan baik  dan detail.

b. Sistem dan manual oprasional bisnis. Setiap franchisor memiliki standar operasi yang sistematis,praktis serta mudah untuk diterapkan  dan mestinya juga tertuang dalam bentuk tertulis.

c. Dukungan dalam beroprasi karena franchisor memiliki pengalaman yang lebih luas serta membina banyak franchise yang baru.

d. Pengawasan (monitoring). Franchisor yang baik akan melakukan pengawasan terhadap franchise untuk memastikan, bahwa sistem yang disediakan dijalankan dengan baik dan benar serta konsisten.

e. Penggabungan promosi/joint promotion. Ini berkaitan dengan unsur pertama,yaitu masalah sosialisasi brand name pemasokan. Ini berlaku bagi franchise tertentu.misalnya bagi franchise makanan dan minuman dimana franchisor juga merupakan supplier bahan makanan/minuman.

Skema Umum Bisnis Waralaba

Untuk sampai kepada bentuk kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak, hubungan franchisee dengan franchisor memerlukan :

a. penerimaan total terhadap visi, misi dan nilai bersama, baik oleh franchisor, franchisee dan staf mereka masing-masing.

b. Rasa saling mempercayai dan menghargai

c. Hak dan kewajiban yng terdefinisi jelas


d. Mempraktikan komunikasi yang baik di semua tingkat

e. Memiliki dedikasi pada keberhasilan jangka panjang

f. Saling memberi dukungan pada masa yang baik maupun yang buruk


g. Memberikan kontribusi pada pertumbuhan melalui umpan balik, riset dan pengmbangan serta promosi berkelanjutan.

Konsep Dasar Bisnis Waralaba


Menurut International Franchise Associatio, franchise atau waralaba pada hakikatnya memiliki tiga elemen, yaitu merek, sistem bisnis, dan biaya.

a. merek , dalam setiap perjanjian waralaba, sang pewaralaba selaku pemilik dari sistem waralabanya memberikan lisensi kepada terwaralaba utnuk menggunakan merek dagang/jasa dan logo yang dimiliki oleh pewaralaba

b. sistem bisnis, keberhasilan dari suatu organisasi waralaba tergantung dari penerapan sistem / metode bisnis yang sama antara pewaralaba dan terwaralaba. Sistem bisnis tersenut berupa pedoman yang mencakup standarisasi produk, metode untuk mempersiapkan atau mengplah produk atau jasa , standar rupa, dan fasilitas bisnis


c. biaya (fees) , dalam setiao format bisnis waralaba, sang pewaralaba baik secara langsung atau tidak langsung menarik pembayaran dari terwaralaba atas penggunaan merek dan atas partisipasi dalam sistem waralaba yang dijalankan. Biaya biasanya terdiri atas biaya awal, biaya royalti, biaya jasa, biaya lisensi dan atau biaya pemasaran bersama.  

Ragam Tipe Waralaba


a. unit franchising
bentuk waralaba ini adalah yang paling umum. Dalam unit franchise, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan sejumlah satu (single) bisnis waralabanya dalam lokasi atau daerah yang telah ditentukan. Ada dua pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu pewaralaba dan terwaralaba.

b. Area Development Franchising
Dalam area development franchising, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba (area developer) suatu daerah tertentu yang harus dikembangkan. Terwaraaba tersebut memiliki hak dan kewajiban untuk membuka dan mengoperasikan sendiri sejumlah unit waralaba tertentu sesuai dengan jadwal rencana pengembangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika target jadwal rencana pengembangan waralaba yang bersangkutan tidak tercapai, pewaralaba akan memutuskan kontrak perjanjian pengembangan waralaba pada daerah tersebut. Namun unit waralaba yang telah berdiri tetap dapat dioperasikan oleh terwaralaba.

c. Subfranchising
Subfranchising kadang disebut juga master franchising, sifatnya mirip dengan area development franchising, hanya saja waralaba ini melibatkan tiga pihak. Perbedaannya pada bentuk waralaba ini franchisee memiliki pilihan antara membuka sendiri unit waralabanya atau menjual kembali unit waralaba kepada pihak ke-3, selama tujuan pengembangan waralaba dalam suatu daerah dapat tercapai. Bentuk kesepakatan ini umum digunakan oleh sistem waralaba internasional.

d. conversion or affiliation franchising
Bentuk waralaba ini terjadi jika seorang pemilik dari suatu bisnis yang telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem operasi dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Dalam affiliation franchising ini, terwaralaba biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan merek lama yang telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari sang pewaralaba. Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industry hotel.

e. nontradistional franchising
Pada bentuk waralaba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk ditempatkan pada tempat-tempat tertentu yang khusus. Misalkan, suatu unit waralaba yang dijual di dalam lokasi bisnis milik orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat dua perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik bisnis.