OBLIGASI DAN VALUASINYA
A. PERUBAHAN NILAI OBLIGASI DARI WAKTU KE WAKTU
Obligasi yang baru diterbitkan dikenal dengan
sebutan emisi baru (new issue). Setelah diterbitkan, obligasi itu
disebut dengan obligasi beredar atau disebut juga emisi lama (seasoned
issue). Obligasi yang baru diterbitkan umumnya dijual pada harga yang
sangat mendekati nilai parinya. Sementara nharga obligasi beredar sangat
bervariasi dibandingkan dengan nilai parinya. Kecuali pada obligasi dengan
tingkat bunga mengambang, pembayaran kupon adalah konstan. Jadi, ketika kondisi
perekonomian berubah, obligasi dengan kupon $100 yang terjual pada nilai pari
$1.000 saat diterbitkan akan dijual lebih tinggi atau lebih rendah dari
$1.0000. setiap obligasi memilik jatuh tempo 15 tahun, masing-masing memiliki
resiko kredit yang sama sehingga memiliki tingkat bunga pasar yang sama, yaitu
10%. Namun, obligasi memiliki harga yang berbeda-beda karena perbedaan tingkat
kupon. Pada harga obligasi-obligasi tersebut dari waktu ke waktu, dengan
berasumsi nbahwa tingkat bunga pasar akan tetap konstan pada 10% dan Allied
tidak gagal bayar atas obligasi-obligasinya.
B. OBLIGASI DENGAN KUPON SETENGAH TAHUNAN.
Meskipun beberapa obligasi membayarkan bunga secara tahunan, sebagian besar mayoritas obligasi pada kenyataannya melakukan pembayaran secara setengah tahunan.
Meskipun beberapa obligasi membayarkan bunga secara tahunan, sebagian besar mayoritas obligasi pada kenyataannya melakukan pembayaran secara setengah tahunan.
C. MENILAI TINGKAT RISIKO OBLIGASI
ü Resiko tingkat bunga
Risiko penurunan nilai obligasi yang
diakibatkan oleh naiknya tingkat bunga ini disebut sebagai risiko tingkat
bunga (interest rate risk) atau risiko harga tingkat bunga (interest
rate price risk). Risiko tingkat bunga akan lebih tinggi pada obligasi
dengan jauh tempo yang lebih panjang dibandingkan dengan obligasi yang akan
jatuh tempo dalam waktu dekat. Hal ini terjadi karena makin panjang waktu jatuh
tempo, makin lama obligasi tersebut akan dilunasi dan makin lama pula pemegang
obligasi dapat menggantikannya dengan obligasi yang memiliki kupon lebih
tinggi.
ü Risiko Tingkat Reinvestasi
Risiko terjadinya penurunan pendapatan akibat
turunya tingkat bunga disebut risiko tingkat reinvestasi (reinvestment
rate risk), dan pentingnya arti risiko ini telah ditunjukkan kepada seluruh
pemegang obligasi dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari merosotnya
tingkat bunga secara tajam sejak tahun 1990-an. Risiko ini sudah pasti akan
tinggi pada obligasi yang dapat ditebus.
ü Membandingkan risiko tingkat bunga
dan Tingkat Reinvestasi
Risiko tingkat bunga berhubungan dengan nilai
portofolio obligasi, sedangkan risiko tingkat reinvetasi berhubungan dengan
pendapatan yang dihasilkan oleh portofolio. Jika anda memiliki obligasi jangka
panjang, anda akan menghadapi risiko tingkat bunga yang signifikan karena nilai
portofolio anda akan turun jika tingkat bunga meningkat, tetapi anda tidak akan
banyak menghadapi risiko tingkat reinvestasi karena pendapatn anda akan tetap
stabil.
D. RISIKO GAGAL BAYAR
Kemungkinan gagal bayar merupakan risiko penting lain yang dihadapi oleh pemegang obligasi. Jika emiten gagal bayar, jumlah yang diterima oleh investor akan lebih kecil daripada pengembalian yang dijanjikan. Ingat kembali pada bab 6 bahwa tingkat bunga yang dinyatakan memasukkan pula premi risiko gagal-makin tinggi kemungkinan gagal bayar, maka tinggi reminya dan berakibat pada imbal hasilnya saat jatuh tempo,.risiko gagagl bayar untuk efek pemerintah adalah nol, tetapi risiko ini merupakan risiko yang substansial untuk perusahaan dan obligasi pemerintah daerah dengan mutu yang lebih rendah. Ada beberapa permasalahan yang berhubungan dengan gagal bayar yaitu :
q Kita menunjukkan bahwa perusahaan
dapat mempengaruhi risiko gagal bayar dengan mengubah jenis obligasi yang
diterbitkannya.
q Kita membahas peringkat obligasi
yang digunakan untuk membantu menilai risiko gagal bayar.
q Kita akan melihat kebangkrutan dan
reorganisasi yang mempengaruhi jumlah yang diperkirakan akan diterima oleh
investor jika terjadi gagal bayar.
Berbagai jenis obligasi perusahaan
Ada beberapa jenis obligasi yaitu :
o Obligasi Hipotek
obligasi yang dijamin oleh aset tetap. Obligasi
hipotek pertama merupakan senior yang memiliki prioritas atas klaim dari
obligasi hipotek kedua.
o Obligasi tanpa jaminan
obligasi yang tidak dijamin sehingga tidak
memberikan agunan spesifik sebagai jaminan bagi obligasi. Karena itu, pemegang
obligasi tanpa jaminan merupakan kreditor biasa yang klaimnya dilindungi oleh
properti yang tidak diagunkan. Obligasi tanpa jaminan juga diterbitkan oleh
perusahaan lemah yang telah mengagunkan sebagian besar asetnya sebagai jaminan
untuk pinjaman hipotek.
o Obligasi tanpa jaminan subordinasi
obligasi yang dapat disubordinasikan ke wasel
bayar yang ditunjuk (biasanya pinjaman bank) atau seluruh utang yang lain.
Dalam peristiwa likuiditas atau reorganisasi, pemegang obligasi tanpa jaminan
subordinasi tidak akan menerima apapun sampai seluruh utang senior seperti yang
disebutkan.
Kriteria peringkat Obligasi
Peringkat obligasi didasarkan atas
faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif yang beberpa diantaranya :
› Rasio-rasio
› Ketentuan hipotek
› Ketentuan subordinasi
› Ketentuan jaminan
› Dana penulasan
› Jatuh tempo
› Stabilitas
› Regulasi
› Antitrust
› Operasi diluar negeri
› Faktor lingkungan hidup
› Kewajiban atas produk
› Kewajiban pensiun
› Masalah ketenagakerjaan
› Kebijakan akuntansi
Arti penting peringkat
Obligasi
Peringkat obligasi memiliki arti penting bagi
perusahaan dan investor.
• Karena peringkat obligasi merupakan
indikator dari risiko gagal bayarnya, peringkat memiliki pengaruh langsung yang
dapat diukur pada tingkat bunga obligasi dan biaya utang perusahaan.
• Sebagian besar obligasi dibeli oleh
investor institusional dan bukan individual, kebanyakan institusi dibatasi
hanya boleh membeli efek yang layak investasi.
Perubahan peringkat obligasi perusahaan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk meminjam modal dana dan biaya modal
perusahaan tersebut.
PERUBAHAN PERINGKAT
Perubahan peringkat obligasi perusahaan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk meminjam modal dana dan biaya modal
perusahaan tersebut. Lembaga pemeringkat melakukan melakukan peninjauan atas
obligasi yang beredar secara berkala, terkadang menaikan atau menurunkan suatu
obligasi sebagai hasil dari perubahan kondisi yang terjadi pada emiten.
Pada waktu yang sama penting untuk dipahami
bahwa peringkat tidak serta merta disesuaikan terhadap perubahan dalam kualitas
kredit; dalam beberapa kasus, bisa jadi terdapat jarak yang cukup panjang
antara perubahan kualitas kredit dengan perubahan peringkat.
KEBANGKRUTAN DAN REORGANISASI
v Ketika suatu usaha menjadi tidak
solven, yang artinya usaha tersebut tidak memiliki cukup kas untuk memenuhi
pembayaran bunga dan pokok pinjamannya. Harus ada keputusan yang kemudian
diambil apakah akan menutup perusahaan melalui likuidasi atau mengizinkannya
melakukan reorganisasi dan tetap ada.
v Dalam reorganisasi, kreditor
perusahaan akan melakukan negosiasi dengan manajemen tentang
persyaratan-persyaratan dari kemungkinan reorganiasasi tersebut. Rencana
reorganiasi mengharuskan dilakukannya restrukturisasi utang, dimana dalam hal ini
tingkat bunga akan di turunkan, jangka waktu jatuh temponya di perpanjang, atau
sebagian utang ditukar dengan ekuitas. Tujuan restrukturisasi adalah mengurangi
beban keuangan sampai ke suatu tingkat yang dapat di dukung oleh arus kas
perusahaan.
Likuidasi terjadi jika nilai perusahaan
dianggap lebih besar dalam keadan mati daripada hidup. Jika pengadilan
kebangkrutan memerintahkan dilakukannya likuidasi, aset perusahaan akan di
lelang dan kas yang di terima akan di distribusikan sesuai ketentuan yang tercantum
dalam Bab 7 Undang-Undang Kebangkrutan.
Untuk saat ini yang perlu anda ketahui adalah :
1. Peraturan kebangkrutan federal yang mengatur
baik reorganisasi maupun likuidasi.
2. Kebangkrutan sering kali terjadi.
3. Prioritas atas klaim tentu harus diikuti
ketika mendistribusikan aset perusahaan yang dilikuidasi.
4. Perlakuan kepada pemegang obligasi tersebut,
dan
5. Reorganiasi pemegang saham bisa umumnya
hanya menerima dalam jumlah kecil dan sama sekali tidak menerima likuidasi
karena aset biasanya memiliki nilai lebih kecil dibanding jumlah hutang yang
masih belum dibayar.
PASAR OBLIGASI
Untuk mengevaluasi obligasi setengah tahunan,
kita harus mengubah model valuas menjadi sebagai berikut:
Ø Membagi
pembayaran bunga kupon tahunan dengan 2 untuk mendapatkan jumlah dolar
bunga yang dibayarkan setiap enam bulan.
Ø Mengalikan jumlah tahun sampai jatuh tempo, N,
dengan 2 untuk menentukan jumlah periode setengah tahunan.
Ø Membagi tingkat bunga nominal (yang
dinyatakan), rd dengan 2 untuk menentukan tingkat bunga berkala (setengah
tahunan).
Dengan melakukan perubahan-perubahan di atas,
maka akan menghasilkan persamaan berikut ini untuk menghitung nilai obligasi
setengah tahunan.
0 komentar:
Posting Komentar