Senin, 20 November 2017

Siklus Kehidupan Produk

Setelah produk baru dipasarkan, produk akan masuk pada tahap siklus hidup produk (product life cycle). Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan kembali strategi pemasarannya beberapa kali. 
Kondisi ekonomi berubah, pesaing melancarkan serangan baru, dan produk itu melewati tahap baru sejalan dengan minat dan persyaratan pembeli. Konsekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi pengganti yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan bertahan selamanya. PLC (product life cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang kompetitif. Sebuah produk memiliki siklus hidup artinya menegaskan pada 4 hal yaitu :

1. Produk memiliki umur terbatas.
2. Penjualan produk melalui berbagai tahap, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual.
3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.
4. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur pembelian, dan SDM yang berbeda tiap tahap siklus hidupnya.

Siklus hidup produk terdiri dari :

1. Perkenalan (introduction) Periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Pertumbuhan (growth) Periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar.
3. Kedewasaan (maturity) Periode penurunan pertumbuhan penuaan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Laba stabil atau menurun karena persaingan yang meningkat.
4. Penurunan (declined) Periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang menipis.

Teknik Memperpanjang Daur Hidup Produk. Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :

1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.

2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.

3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil baru dan segar.

4. Mencari target konsumen baru Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar. 

Peranan Daur Hidup Produk dalam Strategi Pemasaran, daur hidup produk dapat memberikan indikasi tentang perkembangan suatu produk yang dapat diterima oleh konsumen. Ukuran yang menunjukkan perkembangan tersebut adalah tingkat penjualan produk, di samping juga tingkat keuntungan. Daur hidup produk yang dapat dilalui oleh suatu produk secara normal meliputi empat tahap, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan.

Atas dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Perbedaan setiap tahap dalam daur hidup produk itu memerlukan strategi pemasaran yang berbeda pula. Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variabel bauran pemasaran dengan penekanan khusus pada salah satu variabel tertentu. Pada tahap perkenalan lebih diutamakan promosi, pada tahap pertumbuhan lebih diutamakan distribusi, pada tahap kedewasaan lebih diutamakan harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya.  Bagaimana PLC Bisa Terjadi ?

Penjelasan yang banyak diterima adalah penjelasan yang didasari oleh konsep perilaku konsumen yang disebut Consumer Adoption Process. Proses ini biasanya memerlukan waktu. Masyarakat umumnya mengetahui keberadaan suatu produk baru setelah produk tersebut ada di pasar selama beberapa waktu, dan kemudian mereka menerimanya secara bertahap. Rogers membagi tahapan-tahapan proses adopsi menjadi lima tahap, yaitu:

a. Kesadaran (awareness), yaitu konsumen mengetahui tentang adanya produk baru, tetapi tidak mempunyai informasi mengenai produk tersebut.
b. Perhatian (interest), yaitu konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai produk baru tersebut.
c. Penilaian (evaluation), yaitu konsumen mempertimbangkan dan menilai untung ruginya mencoba produk baru tersebut.
d. Pencobaan (trial), yaitu konsumen mencoba produk baru secara kecil-kecilan, untuk memperkirakan kegunaannya.

e. Adopsi, yaitu konsumen memutuskan untuk menggunakan produk baru tersebut secara teratur.  

Segmentasi Pasar dan Kepuasan Konsumen

1.     Pengertian segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompokkelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut : 
·       Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati. 
·       Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
·       Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
·       Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.


2.     KepuasanKonsumen

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
·       Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
·       Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan.

3.     Segmentasi dan Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Tingkatkan Efisiensi ProsesProduksi, Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
Fokus Pada “Core Business”Terpenting AndaApakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.

BerdayakanOrang-orangYang BerdedikasiMelalui Kepemimpinan Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.

Konsep Marketing Mix untuk Industri Jasa

Menurut Kotler dan Armstrong (1997) yang menyatakan bahwa "Marketing mix as the set of controllable marketing variables that the firm bleads toproduce the response it wants in the target market”. Dalam arti lain bauran marketing merupakan cara bagaimana produk tersebut dibuat dengan tepat pada market yang tepat dengan harga yang tepat, proses distribusi yang tepat, dan waktu yang tepat. Konsep ini merupakan konsep dasar dalam marketing yang juga dikenal dengan nama Indonesia “Bauran Pemasaran”. Pada awalnya, marketing mix terdiri dari 4 komponen utama yakni product, price, place, and promotion (4P). Seperti teori dan konsep dalam dunia pendidikan lainnya, marketing mix ini juga mengalami penambahan kompenen dari 4P menjadi 7P. Tambahan (extended) komponen ini dibuat untuk memudahkan proses analisisnya pada bidang jasa melalui komponen people, process and physical evidence. Terlepas dari semua teori yang ada di buku-buku pemasaran saat ini, pemahaman hijau dan sederhana saya tentang marketing mix (4P + 3P) adalah sebagai berikut :

1. PRODUCT (PRODUK)
        Konsep produk yang paling utama adalah bagaimana produk yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan, harapan/ekspektasi, dan juga willingness to pay dari konsumen dalam kerangka produk sebagai customers solution. Untuk mewujudkan ini semua, diperlukan produk yang berkualitas sebagai modal dasar dalam memenangi persaingan (quality speaks itself). 

2. PRICE (HARGA)
        Dalam dunia akuntansi, harga merupakan turunan dari biaya dan juga keuntungan yang diinginkan sehingga secara tidak langsung dapat diartikan bahwa harga berbanding lurus dengan kualitas. Melalui konsep sesederhana inilah mobilmobil keluaran eropa cenderung mempunyai harga diatas mobil-mobil dari jepang. Hal ini tidaklah mengherankan karena paling tidak mobil eropa unggul dalam dua hal dibandingkan mobil jepang yakni dari aspek lutionkenyamanan dan keamanan (price speak quality). Namun saat ini kita juga dibuat terkaget-kaget dengan sepak terjang produk cina di pasaran. Hampir semua jenis/kategori produk berhasil dimasuki oleh produk cina. Pada Produsen cina sangat jeli melihat peluang bisnis yang belum tergarap sempurna namun sangat prospektif dari segi jumlah permintaan (demand). Mereka pada awalnya sangat meyakini bahwa pada dasarnya market low end masih “terbuka menganga” dan saat ini belum banyak (bisa dikatakan tidak ada) yang mengakomodir.
Contoh kasus yang paling dekat adalah di Industri telepon genggam (handphone). Lihatlah bagaimana produk handphone cina sudah sangat “megang” pasar di Indonesia. Merek-merek kenamaan yang sudah mapan seperti Nokia, blackberry, sony, apple-iphone dibuat ketar-ketir dengan penetrasi pasar produk cina. Ketika pemain besar mengeluarkan item produk baru dengan suatu fitur unggulan, maka dapat di pastikan handphone cina akan mengeluarkan hal yang serupa (mirip) dengan harga sampai setengahnya dalam hitungan hari/minggu. Coba kita amati dengan seksama bagaimana handphone cina ini sudah punya fitur chat layaknya blackberry, penampilan slim, touch screen  dan dalam desain tablet layaknya produk keluaran apple. Jadi kesimpulannya, harga tinggi ataupun harga rendah sama-sama applicable tergatung market yang hendak dibidik.

3. PLACE (SALURAN DISTRIBUSI/TEMPAT)
         Place dalam konteks ini lebih mengarah kepada ketersediaan dan penempatan produk. Ibarat pepatah mengatakan “posisi menentukan prestasi”, maka komponen place menjadi sesuatu yang juga sangat vital. Dengan semakin berkembangnya teknologi, akses konsumen terhadap suatu barang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Saat ini banyak ditemui penjual yang menawarkan barangnya tidak melalui toko konvensional namun sudah secara online di dunia maya. Aksesibiliti yang semakin baik terhadap dunia IT menyebabkan transformasi besar terhadap bagaimana dan dimana barang dijual serta bagaimana cara konsumen mengakses dan melakukan pemesanan. 

4. PROMOTION (PROMOSI)
           Berkaiatan dengan poin no 3, promosi untuk barang/jasa saat ini sudah sangat berubah dibandingkan 10-20 tahun yang lalu. Survey membuktikan bahwa saat ini sebagai besar konsumen menghabiskan lebih dari 12 jam/hari didepan internet melalui berbagai macam sarana seperti smart phone, netbook, ipad, tablet, dll sehingga banyak penjual maupun perusahaan periklanan yang mulai merambah dunia maya agar memperoleh perhatian yang lebih besar dari konsumen yang mereka bidik. Saat ini hampir semua penjual atau produsen menyadari adanya transformasi informasi yang dapat menekan biaya promosi untuk barang/jasa. Sarana yang paling banyak digunakan adalah melalui “opensource”. Kita bisa lihat bagaimana promosi begitu gencarnya di ranah public yang sifatnya opensource seperti facebook, twitter,skype, dll

5. PEOPLE (ORANG)
         Dengan semakin banyaknya jumlah produk/jasa dengan spesifikasi yang hampir mirip dipasaran, diperlukan personal touch dari pihak penjual/perusahaan dalam membina hubungan dengan konsumennya. Semua ini harus dilakukan karena make your customer satisfied is not enough, we need to make them delightful. Dengan tidak berimbangnya supply dibandingkan demand, maka bisnis saat ini sudah seperti “tukang jahit” dimana penjual/perusahaan harus mengidentifikasi secara detail kebutuhan setiap konsumen (minimal per segmennya). Untuk mewujudkan ini semua diperlukan karyawan yang berkualitas yang pastinya juga dilahirkan dari sebuah sistem yang baik (recruiting, training, motivation, rewards, teamwork, and education training)

6. PROCESS (PROSES)
          “Output” yang baik sealu diperoleh dari “proses” yang baik pula. Inti dari konsep ini adalah bagaimana perusahaan mendapatkan customer dengan memperhatikan beberapa aspek penting seperti efektivitas & efisiensi aktivitas perusahaan, standarisasi yang jelas dari suatu produk,proses penciptaan keunikan dari suatu barang, dll. 

7. PHYSICAL EVIDENCE (BUKTI FISIK)
          Dengan semakin ketatnya persaingan yang ditandainya dengan banyaknya alternatif akan suatu barang, penjual/perusahaan harus mampu meyakinkan konsumen lewat penampilan luar (outfit). Hal ini dirasakan logis sebab konsumen pun dalam hal ini tidak mempunyai cukup waktu untuk menganalisis dan menentukan suatu pilihan barang/jasa. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penjual/perusahaan dalam hal ini adalah benchmarking yang sempurna terhadap satu  Inti dari kosep ini adalah bagaimana perusahaan meyakinkan konsumen, antara lain dengan facility design, equipment, employee dress, business card, dll. Hasil yang ingin dicapai dalam hal ini adalah memenangi hati/pilihan konsumen dalam waktu yang terbatas (good first impression)           



Berdasarkan 7 unsur tersebut jika dibandingkan penerapannya antara industri jasa dengan industri barang jelas berbeda. Jika kita membeli suatu barang yang kita tahu kuliatas barang tersebut, apa brand-nya sesuai dengan gaya hidup kita, apa barang tersebut tahan lama, apa harganya sesuai dengan kantong kita, tanpa memperdulikan siapa, bagaimana, kapan orang tersebut membuat barang itu. Yang market tahu adalah kepuasan mendapatkan barang sesuai yang konsumen butuhkan. Berbeda halnya jika dalam industri jasa, konsumen ingin mendapatkan lebih dari sekedar produk yang didapat. Mereka ingin mendapatkan sebuah jasa disamping produk yang mereka dapatkan, adanya kepuasan pelayanan saat produk tersebut sampai di tangan konsumen, bagaimana cara meyakinkan bahwa produk yang ditawarkan adalah produk terbaik diantara pesaingnya, bagaimana pemberi jasa mengerti apa yg dibutuhkan konsumen sehingga bisa memperbaharui produk dan jasa yang lebih baik lagi. Ditambah adanya perhatian terhadap orang yang memberikan pelayanan (jasa nama) kepada konsumen.

Sistem Bisnis Jasa

Menurut pandangan Lovelock yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:36-37) bahwa jasa merupakan suatu proses yang menyangkut input dan output. Terdapat empat jenis input yang dapat diproses dalam suatu jasa, yaitu sebagai berikut :

a.     Pemrosesan terhadap pelanggan(People processing)
Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari jasa yang dibutuhkan pada suatu sistem jasa. Dalam proses ini diperlukan kehadiran fisik pelanggan dan hasilnya adalah pelanggan merasakan adanya perbedaan dalam dirinya.

b.    Pemrosesan terhadap barang/milik (Posessioning process)
Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari organisasi atau penyedia jasa untuk menyediakan jasa terhadap barang miliknya.

c.     Pemrosesan terhadap stimulus mental(Mental stimulus processing)
Merupakan suatu proses yang diarahkan pada pikiran pelanggan. Jasa dalam kategori ini diantaranya mencakup dunia hiburan, pendidikan.

d.    Pemrosesan terhadap informasi (Informating processing)
Merupakan proses pengolahan informasi yang berasal dari pelanggan dan hasilnya diolah melalui komputer. Informasi ini merupakan bentuk jasa yang tidak berwujud, namun hasilnya dapat dalam bentuk fisik seperti laporan atau dokumen tertentu.  

Disamping suatu proses, jasa dalam buku Ratih Hurriyati (2010:37-38) menurut Lovelock dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

a.     Sistem operasi jasa (service operating system)
Merupakan komponen yang terdapat dalam total sistem jasa, dimana input proses dan unsur produk jasa diciptakan melalui komponen sumber daya manusia dan komponen fisik.

b.    Sistem penyerahan jasa (service delivery system)
Berhubungan dengan bilamana, dimana dan bagaimana jasa diserahkan kepada pelanggan. Sistem ini tidak hanya meliputi unsur-unsur sistem dalam operasi jasa, tetapi termasuk juga hal-hal yang disiapkan pada konsumen lainnya.

c.     Pemasaran jasa (service marketing)
Meliputi seluruh titik kontak atau interaksi dengan konsumen yang mencakup : iklan, penagihan dan penelitian pasar.


Suatu aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri dari sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada pandangan konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Elemen-elemen lain tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang intensif kepada pelanggan melalui berbagai aktif media.

Pemasaran Jasa dan Relationship Marketing


Dinamika hampir semua pasar jasa telah berubah, tingkat kompetensi yang rendah telah mengarah ke persaingan yang ketat dan intens. Dalam pasar yang kompetitif ini, pemasaran telah menjadi kunci pembeda antara kesuksesan dan kegagalan korporat.
Pemasaran  merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk-produk dan jasa-jasa perusahaan, keinginan, dan kebutuhan konsumen, dan kegiatan-kegiatan para pesaing.Fungsi pemasaran terdiri dari 3 komponen kunci yaitu :

a.     Bauran pemasaran
Unsur-unsur atau elemen-elemen internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi. Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang telah dikembangkan dalam pemasaran.

b.    Kekuatan pasar
Peluang dan ancaman eksternal dimana operasi-operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi. Kekuatan-kekuatan pasar terdriri dari sejumlah bidang yang perlu dikembangkan, diantaranya :

1.     Pelanggan 
Perilaku pembelian dalam hal motivasi untuk membeli, kebiasaan membeli, lingkungan, ukuran pasar dan daya beli.

2.     Perilaku industri
Motivasi, struktur, praktik dan sikap para pengecer, perantara dan anggotaanggota rantai pemasok yang lain.

3.     Pesaing
Cara berposisi dan berperilaku sebuah perusahaan dipengaruhi oleh struktur industry dan sifat kompetensi.

4.     Pemerintah dan perundang-undangan
Pengawasan terhadap pemasaran yang menghubungkan dengan baik kegiatan-kegiatan pemasaran maupun praktek-praktek kompetitif.

c.     Proses penyelarasan
Proses strategik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal layak bagi kekuatan pasar. Keberhasilan sebuah program pemasaran yang pokok tergantung pada tingkat keselarasan antara lingkungan eksternal dan kemampuan internal organisasi tersebut. Dengan demikian, program pemasaran dapat dipandang sebagai penyelarasan, dan ini penting khususnya dalam konteks jasa


Strategi Pemasaran Online

Berikut beberapa strategi pemasaran yang diperlukan oleh pelaku bisnis sebagai senjata ampuh dalam menjalankan bisnis toko online mereka.

1.     Strategi pemasaran dengan website atau blog

Melalui website toko online atau blog, Anda dapat membuat bisnis toko online seakan-akan dibuka selama 24 jam. Hal penting yang perlu Anda perhatikan dari sebuah website toko online adalah kemampuan dalam menjelaskan secara jelas tentang produk yang dijual. Selain itu, para pelaku bisnis toko online juga harus mengunggah foto dengan kualitas bagus untuk menarik para konsumen sehingga mereka tidak ragu melakukan transaksi pembelian. Jangan lupa juga untuk mencantumkan sebuah konten atau deskripsi produk sebagai informasi yang bermanfaat bagi pengunjung, sehingga mereka tidak enggan berlama-lama di website Anda dan kembali lagi untuk mengunjunginya.

2.     Strategi pemasaran dengan mengoptimasi website toko online

Sebagian besar pengguna internet mencari suatu informasi melalui search engine seperti Google, Yahoo dan lain sebagainya sesuai dengan kata kunci yang mereka cari atau inginkan. Untuk itu, Anda perlu memperhatikan hal tersebut dengan berusaha menjadikan website toko online Anda berada di halaman depan atau di posisi terbaik search engine sehingga potensi pembelian di toko online Anda akan lebih besar. Anda bisa mempelajarinya dengan membaca artikel maupun buku yang khusus membahas mengenai SEO untuk bisnis toko online.

3.     Memanfaatkan sosial media

Jejaring sosial atau sosial media merupakan salah satu media yang sangat bagus dan efektif untuk mempromosikan produk toko online Anda. Mengapa demikian? Karena, sekarang ini sebagian besar dari para pengguna internet sudah memiliki akun sosial media seperti twitter, facebook dan lain sebagainya. Sehingga banyak dari para pelaku bisnis yang memanfaatkan situs sosial media tersebut untuk melakukan promosi produk.

4.     E-mail marketing

Selain menggunakan sosial media dan website toko online sebagai strategi pemasaran bisnis, para pelaku bisnis juga bisa memanfaatkan email marketing untuk melakukan promosi produk. Cara menginformasikan produk terbaru toko online Anda kepada calon pembeli melalui e-mail dirasa akan lebih tertarget, lebih mudah dan tentunya mengeluarkan biaya yang lebih murah.

5.     Komunitas atau forum

Pelaku bisnis toko online dapat menggunakan grup BBM (Blackberry Messenger) sebagai media untuk memasang foto produk. Anda pun harus memberi deskripsi produk secara singkat sehingga informasi mengenai produk yang Anda jual akan lebih cepat dikenal orang dan bisa meningkatkan penjualan toko online Anda.

6.     Promosi produk melalui iklan gratis

Iklan gratis sudah banyak tersedia di internet sehingga para pelaku bisnis toko online tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk mempromosikan produk. Caranya mudah, pelaku bisnis cukup melakukan registrasi ke situs iklan lalu membuat iklan produk.


Klasifikasi Jasa

Sebenarnya pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu (misalnya instalasi), dan pembelian suatu jasa seringkali pula meliputi barang-barang yang melengkapinya (misalnya makanan di restoran). Meskipun demikian, Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Walau begitu, produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. 

Klasifikasi jasa dapat dikelompokkan kedalam beberapa kriteria. Sejauh ini telah banyak pakar yang mengemukakan skema klasifikasi jasa, dimana masing-masing ahli menggunakan dasar perbedaan yang disesuaikan dengan sudut pandangnya sendirisendiri.

Menurut Tjiptoni secara garis besar klasifikasi jasa dapat dibedakan berdasarkan lima kriteria pokok  yaitu sebagai berikut:

1.     Segmen Pasar
Jasa dapat dibedakan menjadi jasa yang ditujukan pada konsumen akhir (misalnya katering, asuransi jiwa, pendidikan dll) dan jasa bagi konsumen organisasional (misalnya biro periklanan, jasa akuntansi dan perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen).

2.     Tingkat Keberwujudan
Berdasarkan tingkat keberwujudan, jasa dapat dibedakan menjadi:

a.     Rented-good service.
Dalam tipe ini konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu spesifik, seperti penyewaan kendaraan, VCD, apartemen, dan lain- lain. 

b.    Owned-good service 
Pada tipe ini produk yang dimiliki konsumen disepakati, dikembangkan, atau ditingkatkan kinerjanya melalui pemeliharaan atau perawatan oleh perusahaan jasa seperti jasa reparasi AC, arloji, motor, komputer, dan lainlain. 

c.     Non-good service
Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat intangible yang ditawarkan kepada para pelanggan, seperti supir, dosen, penata rias, pemandu wisata, dan lain-lain.:

3.     Ketrampilan Penyedia Jasa
Terdapat dua tipe jasa yaitu:
 a. Profesional services Seperti : dokter, dosen, perawat, guru
 b. Non-profesional services Seperti: sopir taksi

4.     Tujuan Organisasi Jasa
Berdasarkan tujuan organisasi pemberi jasa, kategori jasa dikelompokkan menjadi dua yaitu;
a. Commercial services (Pelayanan komersial) atau profit services (jasa keuntungan) Seperti: penerbangan, Periklanan, Perhotelan, Perbankan dan lain-lain 
b. Nonprofit service Seperti: Perpustakaan Umum, Panti Asuhan

5.     Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan
Berdasarkan tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan jasa dapat dikelompokkan dua yaitu :
 a. High-contact service, seperti universitas, bank, dokter, penata rambut, dan lain-lain
b. Low-contact service seperti bioskop, jasa, PLN, jasa komunikasi, jasa layanan pos, dan lain-lain.  

Meningkatnya minat dalam sektor jasa telah dibarengi dengan ketidak sepakatan dan perdebatan tentang apa yang membentuk jasa dan apakah pemasaran jasa merupakan bidang disiplin khusus. Philip kotler telah membadakan empat kategori tawaran, yang bervariasi dari barang murni hingga jasa murni diantaranya :

1. Barang berwujud murni yaitu penawaran yang terdiri dari barang berwujud, tidak ada jasa yang menyertainya. Contoh : garam, gula, pasta gigi, merica, sabun 

2. Barang berwujud di sertai layanan yaitu penawaran berupa barang berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa jenis jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Contoh : perusahaan dealer mobil tidak hanya menjual produknya saja tetapi disertai jasa pendukung dari awal, proses, dan sesudah produk itu dijual. 

3. Campuran yaitu penawaran terdiri dari barang dan jasa dalam proporsi yang sama. Contoh orang yang datang ke restoran untuk mendapat kan pelayanan dan makanan yang diberikan. 

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan yaitu penawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai dengan jasa tambahan atau barang pendukung. Contoh : penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi jasa udara 


5. Jasa murni yaitu penawaran hanya terdiri dari jasa. Contoh : psikiater, dosen, guru

Karakteristik Jasa




Bila pada pokok bahasan terdahulu pembicaraan lebih banyak menyangkut produk berupa barang, maka dalam pembahasan di sini akan ditekankan pada pemasaran jasa. Sektor jasa sendiri berkembang pesat akhir-akhir ini karena beberapa faktor penyebab, yaitu:

1. Adanya peningkatan pengaruh sektor jasa.
2. Waktu santai yang semakin banyak.
3. Persentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar.
4. Tingkat harapan hidup semakin meningkat.
5. Produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin kompleks.
6. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan.
7. Meningkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelangkaan sumber daya.
8. Perubahan teknologi berlangsung semakin cepat

Karakteristik jasa memiliki ciri-ciri tertentu. Karakterstik jasa berbeda bila dibandingkan dengan produk (barang fisik). Menurut Tjiptono (1998), ada 4 karakteristik pada jasa yang membedakan dengan barang yaitu sebagai berikut:

1.     Intangible (tidak berwujud)
Suatu jasa mempunyai sifat tak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen. Contoh: Model kendaraan dan kondisi mesin.

2.     Inseparability (tidak dapat dipusahkan)
Pada umumnya jasa yang diproduksi dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut. Contoh: Garansi service dan informasi sparepart.

3.     Variability (bervariasi)
Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan. Contoh: Mengganti sparepart.

4.     Perishability (tidak tahan lama)
Daya tahan suatu jasa tegantung terhadap suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. Contoh: Kondisi busi yang terendam banjir, bensin bercampur air, dan knalpot kemasukan air.

Sedangkan menurut Kotler terdapat 4 karakteristik yang dimiliki oleh jasa, yaitu:

1.     Tidak berwujud (intangibility)
Jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud. Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya seseorang yang menjalani “perawatan kesehatan” tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli jasa tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut. Konsumen akan mengambil kesimpulan mengenai mutu jasa tersebut dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, dan harga yang mereka lihat.

2.     Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan, sehingga mutu dari suatu jasa terjadi pada saat pemberian jasa. Interaksi yang terjadi antara penyedia jasa dan konsumen sangat mempengaruhi mutu dari jasa yang diberikan. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh penyedia jasa untuk menjaga mutu pelayanannya yaitu:
a) Bekerja dengan kelompok yang lebih besar, jadi pelayanan yang biasanya diberikan orang per orang sekarang langsung beberapa orang.
b) Bekerja lebih cepat.
c) Melatih lebih banyak karyawan dan membina keyakinan pada diri konsumen.

3.     Keragaman (variability)
Jasa sangat beragam, artinya memiliki banyak variasi jenis dan kualitas tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut disediakan. Para pemakai jasa sangat peduli dengan keragaman yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. Untuk menjaga mutu pelayanan dapat dilakukan melalui:
·       Investasi dalam seleksi dan pelatihan personalia yang baik.
·       Melakukan standardisasi terhadap proses kinerja di seluruh organisasi tersebut.
·       Memonitor kepuasan konsumen baik melalui sistem pesan dan kesan, survei konsumen, dan sebagainya.

4.     Tidak tahan lama (perishability)

Jasa tidak dapat disimpan karena sifatnya yang tidak berwujud fisik. Ini tidak menjadi masalah bila permintaannya stabil karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumya. Tetapi jika permintaan berfluktuasi maka akan menimbulkan masalah.  

Senin, 13 November 2017

Lembaga Pendanaan ( Fund Institition)

a.     Bank
Salah satu sumber dana yang dapat dipilih adalah Bank. Bank sering dianggap sebagai sumber dana yang paling siap memberikan pinjaman. Namun perlu diperhatikan juga, ada beberapa persyaratan dan resiko yang harus ditanggung ketika mengajukan pinjaman ke bank. Jangan sampai terjebak oleh beberapa syarat yang sebenarnya sangat memberatkan peminjam.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika meminjam modal dari bank adalah jumlah nominal kredit, cicilan, bunga, jaminan, tenor kredit, dan sanki-sanki yang harus dipenuhi bila tidak dapat membayar pinjaman. 

1) Pengertian bank
 Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di samping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan. Oleh karena tugas utamanya adalah memberikan kredit maka bank telah menentuka kebijaksanaan dan peraturan-peraturan mengenai pemberian kredit.
         Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

2) Fungsi Utama Bank

(a) Sebagai penghimpun dana dari masyarakat 
Menurut UU No. 10 tahun 1998 simpanan adalah dana yang dipercayakan masyarakat pada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

(b)  Sebagai penyalur dana/ pemberi kredit.
Agar uang yang disimpan di Bank tidak macet maka perlu disalurkan pada masyarakat dalam pinjaman berjangka (kredit), disisi lain untuk menjaga keseimbangan dan kesetabilan nilai rupiah melalui peredaran uang. Menurut UU No. 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan yang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan yang diwajibka pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.


3) Fungsi Umum Bank

(a) Menerima simpanan.
(b) Memberi kredit.
(c) Tempat pertukaran uang asing.
(d) Ikut serta menjaga peredaran uang asing.
(e) Menjaga kesetabilan nilai uang.

Asas perbankan di Indonesia dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.

4) Jenis Bank

(a) Bank Sentral
         Saat ini bank sentral secara khusus yaitu dengan UU No.23 Tahun 1999. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), menurut UU No. 23 Tahun 1999, bank sentral mempunyai status tersendiri dan tidak dapat dipersamakan dengan bentuk bank lain.
Berdasarkan UU tersebut Bank Indonesia mempunyai tugas pokok mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, hal ini diwujudkan dalam kebijakan sebagai berikut :
·       Menetapkan dan menjalankan kebijkan moneter.
·       Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
·       Menatur dan mengawasi bank

(b) Bank Umum
        Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam pengertian di atas adad dua hal yang perlu diperhatikan :

(1) Usaha serta konvensional, dalam hal ini yang dimaksud adalah usaha bank umum menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito serta memberikan kredit dalam jangka pendek.

(2) Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam, yaitu :
·       Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
·       Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musharakat).
·       Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
·       Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

Fungsi Bank Umum:
·       Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi.
·       Menciptakan Uang.
·       Menghimpun dana dan menyalurkan pada masyarakat.
·       Menawarkan jasa-jasa keuangan lainya.

(c) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan BPR tidak boleh memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Usaha BPR :
·       Menghimpun dana dari masyarakat.
·       Memberikan Kredit.
·       Menyediakan pembiayaan dan menetapkan dana berdasarkan prinsip syariah.
·       Menetapkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia dan atau tabungan pada bak lain. 

Hal yang tidak boleh dilakukan BPR, adalah :
·       Menerima simpanan dalam bentuk giro.
·       Ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
·       Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
·       Melakukan kegiatan perasuransian.

(d) Produk Bank

(1) Bank Sentral, produknya adalah :
·       Uang kartal.
·       Uang giral.
·       Jasa (memberikan kredit pada bank-bank di Indonesia).

(2) Bank Umum, produknya adalah :
·       Uang giral.
·       Jasa pinjaman.
·       Jasa pengiriman uang.
·       Jasa penukaran uang asing.
·       Jasa penitipan barang.
·       Jasa penitipan barang.

(3) Bank Perkreditan Rakyat
·       Jasa Kredit.
·       Jasa penyimpanan uang
 




Membeli Perusahaan Lain

Salah satu cara perusahaan mengimplementasikan strategi pertumbuhannya adalah melalui cara membeli apa yang diperlukan bagi perluasan perusahaannya dan untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya yang penting. Akuisisi merupakan pembelian secara sekaligus suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Perusahaan yang di akuisisi di ambil secara keseluruhan oleh perusahaan pembeli. 

Untuk pembeliian ini, tentunya diperlukan uang tunai. Cara semacam ini sering kali banyak untungnya karena fasilitas usaha telah ada, produksi sudah berjalan , pasar sudah ada, keuntungan sudah tampak, hubungan kerja dengan pihak lain. (bank, perbelakan, penyalur) sudah terjalin serta perizinan sudah ada.

Hal-hal dibawah ini kiranya diperhatikan dalam membeli perusahaan lain :
a. Selidiki apa yang menyebabkan pemilik lama berniat menjual
b. Periksa semua dokumen-dokumennya, pembukuannya termasuk perizinan usaha.
c. Perlu diketahuinya kondisi finansial
d. Selidiki jalannya usaha tahun-tahun terakhir e. Hubungan relasi usaha

Penerusan Perusahaan Kecil

Pergantian generasi merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam hal apapun. pengelolaan yang telah tua suatu saat akan digantikan generasi penerusnya yang lebih muda dan penuh vitalitas. Alih generasi ini hendaknya berjalan mulus sehingga keberhasilan generasi berikutnya dapat tercapai. Keadaan ini berlaku pula dalam dunia usaha.

Tidak selamanya seseorang dapat bertahan terus memimpin perusahaannya. Kemampuannya akan dibatasi oleh usia dan kondisi fisiknya. Suatu saat mau tidak mau pimpinan perusahaan diserahkan kepada penggantinya, terutama jika tuntutan pergantian itu terjadi mendadak, seperti sakit atau meninggal dunia. Kejatuhan ini disebabkan oleh tidak adanya persiapan untuk menghadapi hal semacam ini.

Mengingat setiap perusahaan mempunyai fungsi sosial, usaha kaderisasi merupakan tanggung jawab pimpinan perusahaan. Dalam upaya untuk melanggengka n perusahaan usaha  kaderisasi sudah selayaknya dipikirkan dan dipersiapkan sejak awal. Hal ini disebabkan harapan kelangsungan hidup perusahaan dipercayakan kepada mereka. Kader dapat berasal dari kalangan keluarga sendiri. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa kader adalah orang lain atau salah satu karyawan yang paling setia dan potensial.



Strategi Pertumbuhan


Untuk mengembangkan perusahaan supaya berhasil tergantung pada bagaimana menjalankan bisnis sesuai dengan aturan dan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi. Bisnis tidak akan sukses kecuali jika memenuhi berbagai perubahan yang terjadi dalam menjalankan bisnis. Untuk itu diperlukan kemampuan-kemampuan manajemen yang baik dalam mengelola sebuah bisnis.

Seiring globalisasi dan persaingan bebes menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing.  Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tetap agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu strategi perusahaan yaitu strategi pertumbuhan, yang berarti berkaitan erat dengan langkah yang ditempuh oleh perusahaan untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Strategi pertumbuhan adalah strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Strategi ini dilakukan pada kondisi bisnis yang tumbuh dan berkembang, meliputi:

a.     Konsentrasi
Strategi konsentrasi adalah jenis strategi pertumbuhan dan merupakan strategi yang paling umum dijumpai pada berbagai perusahaan dimana perusahaan hanya memfokuskan pada satu lini bisnis utamanya dengan menonjolkan prinsip ‗melakukan satu hal dengan sangat baik.
Strategi konsentrasi digunakan bagi perusahaan yang memiliki bisnis tunggal untuk mengejar pertumbuhannya. Fokus strategi konsentrasi adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan mengonsentrasikan pada bisnis intinya. Perusahaan yang menerapkan strategi konsentrasi dapat memilih salah satu strategi konsentrasi berikut ini:

1) Perusahaan berusaha meningkatkan tingkat penggunaan barang dari   konsumen yang sudah dimiliki.

2) Perusahaan berusaha menarik pelanggan yang dimiliki pesaing dan dialihkan menjadi calon konsumen perusahaan.

3) Perusahaan dapat mencoba menarik calon pembeli baru yang selama ini  belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing. 

b.    Perluasan Pasar
Strategi pengembangan pasar (market development) merupakan strategi yang memasarkan produk atau jasa saat ini kepada konsumen di segmen pasar yang baru maupun di wilayah area geografis pasar yang baru.
Strategi pengembangan pasar pada umumnya menempati urutan kedua strategi pertumbuhan setelah strategi konsentrasi, karena relatif tidak mahal dan tidak berisiko. Pilihan pengembangan pasar dilakukan dengan berusaha menarik calon pembeli baru yang selama ini belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing. Strategi ini dapat diterapkan dengan cara :

1)    Menjual produk yang sudah ada ke pasar baru dengan  memasuki/menambahsaluran distribusi yang baru.

2) Memperluas pasar pada tambahan area geografis dan segmen pasar yang berlainan untuk memaksimalkan potensi yang ada.

3) Mendorong konsumen untuk mencoba memakai produk dengan diberikan contoh sampel produk untuk dicoba.

4) Mengidentifikasi kegunaan baru dari produk yang ada saat ini maupun mengemas ulang dengan kemasan yang lebih ekonomis, praktis dan mudah dibawa.

5) Mempromosikan di media yang baru dengan menggunakan teknik promosi yang lebih kreatif.

6) Menawarkan harga yang lebih menarik dalam mempromosikan di wilayah baru dengan segmen yang baru.

7) Mengubah konten iklan, dan penempatannya dari publikasi perdagangan ke surat kabar.

8) Membuka kantor cabang baru di kota, daerah, atau negara lain maupun menambah penjualan personalnya.

c.     Pengembangan Produk
Strategi dengan melakukan perubahan produk secara subtansial dan atau membuat produk yang sebelumnya belum pernah dihasilkan sebagai produk baru. Perusahaan berusaha bertahan, memperkuat posisi, dan memperluas pangsa pasar yang lebih besar dengan menggunakan tambahan pilihan produk/jasa yang baru. Perusahaan menggunakan pilihan pengembangan perubahan produk secara substansial untuk menarik pelanggan di pasar yang telah ada maupun yang dimiliki pesaing. Pelanggan yang dimiliki pesaing untuk dialihkan menjadi calon pembeli yang potensial bagi perusahaan. Strategi pengembangan produk termasuk usaha memperpanjang daur hidup produk untuk memanfaatkan reputasi atau merek yang menguntungkan, dapat diterapkan dengan cara :
1) Memperkenalkan model produk yang lebih bervariasi.
2) Menyempurnakan atau memodifikasi produk yang telah ada sebagai produk baru.
3) Memperjelas keunikan dan kelebihan produk dibanding yang dimiliki pesaing.
4) Memberikan tambahan pada bentuk, pilihan, ukuran, dan kandungan yang baru  terhadap suatu produk.  

d.    Integrasi Horizontal
Strategi integrasi horizontal merupakan strategi untuk memperluas operasi perusahaan dengan mengkombinasikan perusahaannya dengan perusahaan yang lain dalam industri yang sama dengan jenis operasi yang sama. Strategi ini menghasilkan pertumbuhan melalui akuisisi atau merger bisnis pesaing, yang mempunyai lini bisnis yang sama, dengan tujuan meniadakan pesaing dan memberikan perusahaan akses ke pasar dan teknologi yang baru.

Alasan yang mendasari pilihan strategi integrasi horizontal adalah perusahaan berusaha memperbesar penguasaan pangsa pasar, yang diharapkan dapat memperbesar kekuatan pasar yang dimiliki. Perusahaan dapat bersaing dalam medan yang lebih luas, jika perusahaan mampu melakukan akuisisi pada beberapa perusahaan sejenis yang ada dalam satu industri dan berpeluang menjadi perusahaan yang dominan.

Integrasi horizontal juga diaplikasikan dengan tujuan untuk mengurangi persaingan yang sekarang atau yang potensial bagi pelanggan dan pemasok. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengambil pangsa pasar, fasilitas produksi, outlet distribusi atau teknologi dalam penelitian dan pengembangan maupun dengan mengakuisisi perusahaan lain yang sejenis dalam industri yang sama.

e.    Integrasi Vertikal  
Strategi integrasi vertikal merupakan strategi pertumbuhan karena melakukan perluasan usaha dengan menambah bidang usaha dari perusahaan pemasok atau bidang usaha dari perusahaan distributornya. Strategi ini dalam menghasilkan pertumbuhan melalui pertumbuhan internal atau mengakuisisi bisnis lain dengan penguasaan tahap-tahap proses produksi-konsumsi dari hulu ke hilir.
Strategi ini bertujuan untuk memperoleh kontrol yang lebih besar atas suatu lini bisnis serta meningkatkan profit melalui efisiensi dan upaya penjualan yang lebih baik. Terdapat dua jenis integrasi vertikal, yaitu :

1)    Integrasi Vertikal ke Belakang
Integrasi vertikal ke belakang atau ke arah hulu merupakan strategi untuk meningkatkan pengendalian atas pasokan bahan baku, sumber daya atau jasa. Ini terjadi jika perusahaan menguasai atau membeli perusahaan pemasoknya dengan menjadi pemasoknya sendiri. Sebagai contoh, sebuah produsen kemeja mengakuisisi produsen tekstil dengan membeli sahamnya, atau membeli asetnya, karena perusahaan yang dibeli beroperasi pada tahap sebelumnya dari rangkaian proses produksi.

2)    Integrasi Vertikal ke Depan
 Integrasi vertikal ke depan atau ke arah hilir merupakan strategi untuk meningkatkan pengendalian terhadap distribusi output maupun terhadap pengecer atas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan menjadi distributor bagi dirinya sendiri. Ini terjadi jika perusahaan menguasai atau membeli perusahaan yang lebih dekat dengan konsumen, seperti distributor pedagang beras, pedagang eceran, dan konsumen industri.

f.      Diversifikasi Konsentrik (Menambahkan produk/jasa baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa lama )
Strategi diversifikasi konsentris merupakan strategi konsentrasi terkait dengan masuk pada bisnis baru yang masih terkait atau memiliki kesesuaian yang tinggi dengan bisnis yang dilakukan perusahaan pada saat ini. Strategi diversifikasi konsentris menekankan pada kesamaan dalam hal pasar, saluran distribusi, produk dan teknologi, dengan sinergi pasar produk.

Implementasi strategi ini cocok dilakukan bila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat, tetapi daya tarik industri yang rendah. Hal ini dapat diaplikasikan dengan mengakuisisi bisnis yang memiliki jenis teknologi yang terkait, komplementaritas pemakaian antar produk, kebutuhan sumber daya yang serupa, jenis saluran distribusi yang digunakan, dan pasar yang dilayani sama dengan perusahaan induknya yang mengakuisisi. Strategi ini bertujuan agar perusahaan mendapat sinergi, efisiensi, atau pengaruh pasar yang lebih besar serta membagi resiko dengan prinsip ‗membagi telur ke berbagai keranjang‘ melalui penggunaan bersama sumber daya yang dimiliki tapi bukan saling ketergantungan. Penekanan strategi ini adalah membangun kapabilitas sumber daya kunci dan kompetensi inti perusahaan.  

g.     Diversivikasi Konglomerasi
Strategi diversifikasi konglomerat merupakan strategi pertumbuhan dengan menambah atau mengakuisisi yang lini bisnisnya berbeda sekali atau baru dengan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan, kepada pelanggan baru. Motivasi perusahaan melakukan strategi ini adalah sinergi keuangan dengan mencari keseimbangan dalam portofolio perusahaan antara bisnis yang keuntungannya stabil. 

Motivasi dari perusahaan yang mengakuisisi adalah meningkatkan nilai saham perusahaan, meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan, memperoleh sumber daya yang dibutuhkan secara cepat, meningkatkan efisiensi dan profitabilitas terutama jika terdapat sinergi antara perusahaan yang mengakuisisi dengan perusahaan yang diakuisisi. 

Strategi ini cocok dilakukan bila posisi kompetitif perusahaan berada pada rata-rata dan daya tarik industrinya rendah. Sehingga kedua faktor tersebut mendorong perusahaan mengalihkan upaya pengembangannya ke industri lain.