Senin, 20 November 2017

Strategi Pemasaran Tiap Tahap Siklus Kehidupan Produk

Pengelolaan strategi siklus hidup didasarkan kepada keempat tahapan siklus hidup produk, yaitu tahap perkenalan, tahap petumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan. Berikut adalah 4 strategi dalam tiap siklus kehidupan produk, diantaranya :

1.     Strategi Pemasaran Tahap Perkenalan

         Dalam meluncurkan produk baru, manajemen pemasaran dapat membentuk suatu tingkat tinggi atau rendah bagi setiap variabel pemasaran, seperti harga, promosi, distribusi, dan mutu produk. Dalam hal harga dan promosi menurut Arman dkk (2006), manajemen dapat melaksanakan satu dari empat strategi yaitu:

a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming), Peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan level promosi tinggi. Strategi ini dapat diterima dengan asumsi sebagian besar pasar potensial tidak menyadari produk itu, harga yang diminta, perusahaan menghadapi persaingan potensial dan untuk membangun preferensi merk.

b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming), Peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Strategi ini bila ukuran pasar terbatas, sebagian besar sadar tentang produk itu, pembeli bersedia membayar harga tinggi, dan persaingan potensial belum mengancam.

c. Strategi penetrasi cepat (rapid-penetration), Peluncuran produk dengan harga rendah dan biaya promosi besar. Strategi ini cocok digunakan jika pasar tidak menyadari kehadiran produk, sebagian pembeli peka terhadap harga, terdapat persaingan potensial yang kuat, biaya produksi menurun sejalan dengan skala produksi dan pengalaman.

d. Strategi penetrasi lambat (slow-penetration), Peluncuran produk dengan harga  rendah dan promosi rendah. Strategi ini bila pasar besar, mempunyai kesadaran yang tinggi tentang harga, dan terdapat beberapa persaingan potensial. 

Para pelopor tahu bahwa persaingan akhirnya akan tiba dan menyebabkan harga serta pangsa pasar menurun. Frey telah menggambarkan 5 tahap persaingan (competitive cycle) yang harus diantisipasi pelopor yaitu :

a. Awalnya pelopor pemasok tunggal, dengan 100% kapasitas produksi dan penjualan. Tahap kedua, penetrasi persaingan, dimulai ketika pesaing baru membangun kapasitas produksi dan memulai penjualan komersial. Pesaing lain juga ikut masuk, dan pangsa kapasitas produksi serta pangsa penjualan pasar turun. Semakin banyaknya pesaing yang memasuki pasar dan menetapkan harga yang lebih rendah daripada pemimpin pasar menyebabkan persepsi mengenai nilai relatif tawaran pemimpin menurun, memaksa pengurangan premi harga dari pemimpin. 

b. Kapasitas cinderung dibangun berlebih selama tahap pertumbuhan cepat. Ketika terjadi penurunan siklikal, kelebihan kapasitas industri akan menurunkan margin ketingkat yang lebih rendah. Para pesaing baru memutuskan untuk tidak masuk, dan pesaing yang telah ada berusaha untuk memperkuat posisinya.

c. Stabilitas pangsa pasar diikuti oleh tahap persaingan komuditas. Produk dipandang sebagai komuditas, pembeli tidak lagi membayar premi harga, dan pemasok hanya memperoleh tingkat pengembalian investasi dan rata-rata. Pada titik ini, tahap penarikan dimulai. Pelopor mungkin memutuskan untuk memperbesar pangsa pasar saat perusahaan lain menarik diri.


2.     Strategi Pemasaran Tahap

        Pertumbuhan Tahap ini ditandai dengan adanya peningkatan penjualan. Konsumen awal merasa senang dan konsumen berikutnya mulai membeli. Pesaing baru mulai memasuki pasar, harga bertahan atau sedikit turun, dan laba meningkat. Menurut Kotler (2009), sepanjang tahap pertumbuhan, perusahaan dapat menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar selama mungkin:

a. Meningkatkan kualitas produk, menambah ciri-ciri atau fitur-fitur produk, serta memperbaiki modelnya.
b. Menambah model baru dan produk penyerta (misal: produk dengan ukuran berbeda, rasa, dan sebagainya untuk melindungi produk utama).
c. Memasuki segmen pasar baru.
d. Meningkatkan cakupan dan memasuki saluran distribusi baru.
e. Beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product-awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk tertentu (productpreference advertising).
f. Menurunkan harga untuk menarik lapisan berikutnya yang sensitif terhadap harga.

Dalam tahap pertumbuhan perusahaan yang melakukan strategi perluasan pasar yang akan memperkuat posisi persaingannya, tentu saja akan menambah biaya yang cukup besar. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan akan menghadapi pilihan antara pangsa pasar yang besar dan keuntungan saat ini yang tinggi. Dengan mengeluarkan uang untuk peningkatan produk dan distribusi, perusahaan dapat menghadapi  posisi yang dominan. Dengan kata lain, perusahaan akan melepaskan keuntungan saat ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada tahap berikutnya.


1.     Strategi Pemasaran Tahap Kedewasaan

        Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan produk akan menurun dan produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama dari tahap sebelumnya dan merupakan tantangan berat bagi manajer pemasaran. Kebanyakan produk berada pada tahap kedewasaan dari siklus hidup. Menurut Kotler (2009) ada tiga fase kedewasaan, yaitu:

a.     Fase kedewasaan bertumbuh (growth maturity): Tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun dan tidak ada saluran distribusi baru.

b.    Fase kedewasaaan stabil (stable maturity): Penjualan datar atas dasar per kapita karena kejenuhan pasar, dan masa depan penjualan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.

c.     Fase kedewasaan menurun (decaying maturity): Penjualan menurun dan konsumen mulai beralih ke produk lain. 


Kelebihan produk, persaingan sangat ketat, mereka membuat niche pasar, dan penurunan harga. Yang mendominasi adalah perusahaan kuat. Konsentrasi sumber daya mereka ada pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.Terdapat tiga cara bermanfaat yang mengubah jumlah pemakaian terhadap suatu merek (brand), yaitu:

a. Modifikasi pasar (market modification): dengan konsep menarik perhatian orang yang bukan pemakai, memasuki segmen pasar baru, dan merebut pelanggan pesaing. Perusahaan dapat berusaha memperluas pasar bagi merek yang telah dewasa dengan mengatur 2 faktor yang membentuk volume penjualan. Perusahaan dapat berusaha memperluas jumlah pemakai merek dengan menarik orang yang bukan pemakai. Selain itu perusahaan dapat memperluas jumlah pengguna merek dengan cara memenangkan pelanggan pesaing. Contohnya pendekatan ini banyak digunakan oleh perusahaan sabun mandi seperti sabun lifebuoy selalu membujuk pelanggan pengguna sabun nuvo.

b. Modifikasi produk (product modification): meningkatkan volume penjualan dengan cara memodifikasi karakteristik produk melalui peningkatan mutu produk, peningkatan ciri-ciri atau fitur-fitur produk, dan peningkatan model produk.

c. Modifikasi bauran pasar (marketing program modification): Para manager dapat berusaha mendorong penjualan dengan memodifikasi berbagai unsur bauran pemasaran lain, dengan membuat daftar pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1) Harga. Apakah pemotongan harga menarik pembeli baru? Jika iya haruskah daftar harga diturunkan, atau harga diturunkan melalui harga khusus diskon untuk pembelian awal atau untuk jumlah banyak, dengan menanggung biaya pengangkutan atau dengan syarat kredit yang lebih mudah? Ataukah lebih baik menaikkan harga sebagai tanda mutunya lebih unggul.
2) Distribusi. Dapatkah perusahaan memperoleh dukungan dan rak panjang yang lebih banyak di toko yang telah ada? Dapatkah memasuki lebih banyak lagi? Dapatkah perusahaan memperkenalkan produk ke saluran distribusi baru?
3) Periklanan. Haruskah pengeluaran iklan ditingkatkan? Haruskah pesan atau kata-kata dalam iklan diubah? Haruskah bauran medianya diubah? Haruskah waktu, frekuensi, atau ukuran iklan diubah?
4) Promosi. Haruskah perusahaan meningkatkan promosi penjualan, transaksi tawar menawar, kupon pembulatan sen kebawah, rabat, garansi, hadiah, dan undian?
5) Penjualan personal. Haruskah jumlah dan mutu wiraniaga ditingkatkan? Haruskah dasar spesialisasi tenaga penjualan diganti? Haruskah daerah penjualan ditinjau kembali? Haruskah tenaga penjualan insentif diganti? Dapatkah rencana penjualan melalui telepon diperbaiki?
6) Pelayanan. Dapatkah perusahaan mempercepat pengiriman? Dapatkah perusahaan memperluas bantuan teknis bagi pelanggan? Dapatkah perusahaan memberikan lebih banyak kredit?

2.     Strategi Pemasaran Tahap Penurunan

         Penurunan bisa cepat atau lambat, karena alasan teknologi, pergeseran selera konsumen, dan meningkatnya persaingan. Mempertahankan produk adalah beban bagi perusahaan maupun  karyawan. Menurut Arman dkk (2006) berikut adalah strategi bertahan dalam tahap penurunan yang tersedia untuk perusahaan yaitu :karyawan. Menurut Arman dkk (2006) berikut adalah strategi bertahan dalam tahap penurunan yang tersedia untuk perusahaan yaitu :
a. Meningkatkan investasi perusahaan untuk mendominasi atau memperkuat posisi pasar.
b. Mempertahankan level investasi sampai ketidakpastian industri itu terselesaikan.
c. Mengurangi investasi secara selektif dengan melepas pelanggan yang tidak menguntungkan.
d. Menuai investasi untuk memulihkan kas secepatnya.
e. Melepas usaha secepat mungkin dengan menjual asetnya.  
 



Siklus Kehidupan Produk

Setelah produk baru dipasarkan, produk akan masuk pada tahap siklus hidup produk (product life cycle). Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan kembali strategi pemasarannya beberapa kali. 
Kondisi ekonomi berubah, pesaing melancarkan serangan baru, dan produk itu melewati tahap baru sejalan dengan minat dan persyaratan pembeli. Konsekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi pengganti yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan bertahan selamanya. PLC (product life cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang kompetitif. Sebuah produk memiliki siklus hidup artinya menegaskan pada 4 hal yaitu :

1. Produk memiliki umur terbatas.
2. Penjualan produk melalui berbagai tahap, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual.
3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.
4. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur pembelian, dan SDM yang berbeda tiap tahap siklus hidupnya.

Siklus hidup produk terdiri dari :

1. Perkenalan (introduction) Periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Pertumbuhan (growth) Periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar.
3. Kedewasaan (maturity) Periode penurunan pertumbuhan penuaan karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Laba stabil atau menurun karena persaingan yang meningkat.
4. Penurunan (declined) Periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang menipis.

Teknik Memperpanjang Daur Hidup Produk. Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :

1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.

2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.

3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil baru dan segar.

4. Mencari target konsumen baru Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar. 

Peranan Daur Hidup Produk dalam Strategi Pemasaran, daur hidup produk dapat memberikan indikasi tentang perkembangan suatu produk yang dapat diterima oleh konsumen. Ukuran yang menunjukkan perkembangan tersebut adalah tingkat penjualan produk, di samping juga tingkat keuntungan. Daur hidup produk yang dapat dilalui oleh suatu produk secara normal meliputi empat tahap, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan.

Atas dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Perbedaan setiap tahap dalam daur hidup produk itu memerlukan strategi pemasaran yang berbeda pula. Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variabel bauran pemasaran dengan penekanan khusus pada salah satu variabel tertentu. Pada tahap perkenalan lebih diutamakan promosi, pada tahap pertumbuhan lebih diutamakan distribusi, pada tahap kedewasaan lebih diutamakan harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya.  Bagaimana PLC Bisa Terjadi ?

Penjelasan yang banyak diterima adalah penjelasan yang didasari oleh konsep perilaku konsumen yang disebut Consumer Adoption Process. Proses ini biasanya memerlukan waktu. Masyarakat umumnya mengetahui keberadaan suatu produk baru setelah produk tersebut ada di pasar selama beberapa waktu, dan kemudian mereka menerimanya secara bertahap. Rogers membagi tahapan-tahapan proses adopsi menjadi lima tahap, yaitu:

a. Kesadaran (awareness), yaitu konsumen mengetahui tentang adanya produk baru, tetapi tidak mempunyai informasi mengenai produk tersebut.
b. Perhatian (interest), yaitu konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai produk baru tersebut.
c. Penilaian (evaluation), yaitu konsumen mempertimbangkan dan menilai untung ruginya mencoba produk baru tersebut.
d. Pencobaan (trial), yaitu konsumen mencoba produk baru secara kecil-kecilan, untuk memperkirakan kegunaannya.

e. Adopsi, yaitu konsumen memutuskan untuk menggunakan produk baru tersebut secara teratur.  

Segmentasi Pasar dan Kepuasan Konsumen

1.     Pengertian segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompokkelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut : 
·       Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati. 
·       Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
·       Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
·       Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.


2.     KepuasanKonsumen

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
·       Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
·       Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan.

3.     Segmentasi dan Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Tingkatkan Efisiensi ProsesProduksi, Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
Fokus Pada “Core Business”Terpenting AndaApakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.

BerdayakanOrang-orangYang BerdedikasiMelalui Kepemimpinan Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.

Konsep Marketing Mix untuk Industri Jasa

Menurut Kotler dan Armstrong (1997) yang menyatakan bahwa "Marketing mix as the set of controllable marketing variables that the firm bleads toproduce the response it wants in the target market”. Dalam arti lain bauran marketing merupakan cara bagaimana produk tersebut dibuat dengan tepat pada market yang tepat dengan harga yang tepat, proses distribusi yang tepat, dan waktu yang tepat. Konsep ini merupakan konsep dasar dalam marketing yang juga dikenal dengan nama Indonesia “Bauran Pemasaran”. Pada awalnya, marketing mix terdiri dari 4 komponen utama yakni product, price, place, and promotion (4P). Seperti teori dan konsep dalam dunia pendidikan lainnya, marketing mix ini juga mengalami penambahan kompenen dari 4P menjadi 7P. Tambahan (extended) komponen ini dibuat untuk memudahkan proses analisisnya pada bidang jasa melalui komponen people, process and physical evidence. Terlepas dari semua teori yang ada di buku-buku pemasaran saat ini, pemahaman hijau dan sederhana saya tentang marketing mix (4P + 3P) adalah sebagai berikut :

1. PRODUCT (PRODUK)
        Konsep produk yang paling utama adalah bagaimana produk yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan, harapan/ekspektasi, dan juga willingness to pay dari konsumen dalam kerangka produk sebagai customers solution. Untuk mewujudkan ini semua, diperlukan produk yang berkualitas sebagai modal dasar dalam memenangi persaingan (quality speaks itself). 

2. PRICE (HARGA)
        Dalam dunia akuntansi, harga merupakan turunan dari biaya dan juga keuntungan yang diinginkan sehingga secara tidak langsung dapat diartikan bahwa harga berbanding lurus dengan kualitas. Melalui konsep sesederhana inilah mobilmobil keluaran eropa cenderung mempunyai harga diatas mobil-mobil dari jepang. Hal ini tidaklah mengherankan karena paling tidak mobil eropa unggul dalam dua hal dibandingkan mobil jepang yakni dari aspek lutionkenyamanan dan keamanan (price speak quality). Namun saat ini kita juga dibuat terkaget-kaget dengan sepak terjang produk cina di pasaran. Hampir semua jenis/kategori produk berhasil dimasuki oleh produk cina. Pada Produsen cina sangat jeli melihat peluang bisnis yang belum tergarap sempurna namun sangat prospektif dari segi jumlah permintaan (demand). Mereka pada awalnya sangat meyakini bahwa pada dasarnya market low end masih “terbuka menganga” dan saat ini belum banyak (bisa dikatakan tidak ada) yang mengakomodir.
Contoh kasus yang paling dekat adalah di Industri telepon genggam (handphone). Lihatlah bagaimana produk handphone cina sudah sangat “megang” pasar di Indonesia. Merek-merek kenamaan yang sudah mapan seperti Nokia, blackberry, sony, apple-iphone dibuat ketar-ketir dengan penetrasi pasar produk cina. Ketika pemain besar mengeluarkan item produk baru dengan suatu fitur unggulan, maka dapat di pastikan handphone cina akan mengeluarkan hal yang serupa (mirip) dengan harga sampai setengahnya dalam hitungan hari/minggu. Coba kita amati dengan seksama bagaimana handphone cina ini sudah punya fitur chat layaknya blackberry, penampilan slim, touch screen  dan dalam desain tablet layaknya produk keluaran apple. Jadi kesimpulannya, harga tinggi ataupun harga rendah sama-sama applicable tergatung market yang hendak dibidik.

3. PLACE (SALURAN DISTRIBUSI/TEMPAT)
         Place dalam konteks ini lebih mengarah kepada ketersediaan dan penempatan produk. Ibarat pepatah mengatakan “posisi menentukan prestasi”, maka komponen place menjadi sesuatu yang juga sangat vital. Dengan semakin berkembangnya teknologi, akses konsumen terhadap suatu barang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Saat ini banyak ditemui penjual yang menawarkan barangnya tidak melalui toko konvensional namun sudah secara online di dunia maya. Aksesibiliti yang semakin baik terhadap dunia IT menyebabkan transformasi besar terhadap bagaimana dan dimana barang dijual serta bagaimana cara konsumen mengakses dan melakukan pemesanan. 

4. PROMOTION (PROMOSI)
           Berkaiatan dengan poin no 3, promosi untuk barang/jasa saat ini sudah sangat berubah dibandingkan 10-20 tahun yang lalu. Survey membuktikan bahwa saat ini sebagai besar konsumen menghabiskan lebih dari 12 jam/hari didepan internet melalui berbagai macam sarana seperti smart phone, netbook, ipad, tablet, dll sehingga banyak penjual maupun perusahaan periklanan yang mulai merambah dunia maya agar memperoleh perhatian yang lebih besar dari konsumen yang mereka bidik. Saat ini hampir semua penjual atau produsen menyadari adanya transformasi informasi yang dapat menekan biaya promosi untuk barang/jasa. Sarana yang paling banyak digunakan adalah melalui “opensource”. Kita bisa lihat bagaimana promosi begitu gencarnya di ranah public yang sifatnya opensource seperti facebook, twitter,skype, dll

5. PEOPLE (ORANG)
         Dengan semakin banyaknya jumlah produk/jasa dengan spesifikasi yang hampir mirip dipasaran, diperlukan personal touch dari pihak penjual/perusahaan dalam membina hubungan dengan konsumennya. Semua ini harus dilakukan karena make your customer satisfied is not enough, we need to make them delightful. Dengan tidak berimbangnya supply dibandingkan demand, maka bisnis saat ini sudah seperti “tukang jahit” dimana penjual/perusahaan harus mengidentifikasi secara detail kebutuhan setiap konsumen (minimal per segmennya). Untuk mewujudkan ini semua diperlukan karyawan yang berkualitas yang pastinya juga dilahirkan dari sebuah sistem yang baik (recruiting, training, motivation, rewards, teamwork, and education training)

6. PROCESS (PROSES)
          “Output” yang baik sealu diperoleh dari “proses” yang baik pula. Inti dari konsep ini adalah bagaimana perusahaan mendapatkan customer dengan memperhatikan beberapa aspek penting seperti efektivitas & efisiensi aktivitas perusahaan, standarisasi yang jelas dari suatu produk,proses penciptaan keunikan dari suatu barang, dll. 

7. PHYSICAL EVIDENCE (BUKTI FISIK)
          Dengan semakin ketatnya persaingan yang ditandainya dengan banyaknya alternatif akan suatu barang, penjual/perusahaan harus mampu meyakinkan konsumen lewat penampilan luar (outfit). Hal ini dirasakan logis sebab konsumen pun dalam hal ini tidak mempunyai cukup waktu untuk menganalisis dan menentukan suatu pilihan barang/jasa. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penjual/perusahaan dalam hal ini adalah benchmarking yang sempurna terhadap satu  Inti dari kosep ini adalah bagaimana perusahaan meyakinkan konsumen, antara lain dengan facility design, equipment, employee dress, business card, dll. Hasil yang ingin dicapai dalam hal ini adalah memenangi hati/pilihan konsumen dalam waktu yang terbatas (good first impression)           



Berdasarkan 7 unsur tersebut jika dibandingkan penerapannya antara industri jasa dengan industri barang jelas berbeda. Jika kita membeli suatu barang yang kita tahu kuliatas barang tersebut, apa brand-nya sesuai dengan gaya hidup kita, apa barang tersebut tahan lama, apa harganya sesuai dengan kantong kita, tanpa memperdulikan siapa, bagaimana, kapan orang tersebut membuat barang itu. Yang market tahu adalah kepuasan mendapatkan barang sesuai yang konsumen butuhkan. Berbeda halnya jika dalam industri jasa, konsumen ingin mendapatkan lebih dari sekedar produk yang didapat. Mereka ingin mendapatkan sebuah jasa disamping produk yang mereka dapatkan, adanya kepuasan pelayanan saat produk tersebut sampai di tangan konsumen, bagaimana cara meyakinkan bahwa produk yang ditawarkan adalah produk terbaik diantara pesaingnya, bagaimana pemberi jasa mengerti apa yg dibutuhkan konsumen sehingga bisa memperbaharui produk dan jasa yang lebih baik lagi. Ditambah adanya perhatian terhadap orang yang memberikan pelayanan (jasa nama) kepada konsumen.

Sistem Bisnis Jasa

Menurut pandangan Lovelock yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:36-37) bahwa jasa merupakan suatu proses yang menyangkut input dan output. Terdapat empat jenis input yang dapat diproses dalam suatu jasa, yaitu sebagai berikut :

a.     Pemrosesan terhadap pelanggan(People processing)
Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari jasa yang dibutuhkan pada suatu sistem jasa. Dalam proses ini diperlukan kehadiran fisik pelanggan dan hasilnya adalah pelanggan merasakan adanya perbedaan dalam dirinya.

b.    Pemrosesan terhadap barang/milik (Posessioning process)
Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari organisasi atau penyedia jasa untuk menyediakan jasa terhadap barang miliknya.

c.     Pemrosesan terhadap stimulus mental(Mental stimulus processing)
Merupakan suatu proses yang diarahkan pada pikiran pelanggan. Jasa dalam kategori ini diantaranya mencakup dunia hiburan, pendidikan.

d.    Pemrosesan terhadap informasi (Informating processing)
Merupakan proses pengolahan informasi yang berasal dari pelanggan dan hasilnya diolah melalui komputer. Informasi ini merupakan bentuk jasa yang tidak berwujud, namun hasilnya dapat dalam bentuk fisik seperti laporan atau dokumen tertentu.  

Disamping suatu proses, jasa dalam buku Ratih Hurriyati (2010:37-38) menurut Lovelock dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

a.     Sistem operasi jasa (service operating system)
Merupakan komponen yang terdapat dalam total sistem jasa, dimana input proses dan unsur produk jasa diciptakan melalui komponen sumber daya manusia dan komponen fisik.

b.    Sistem penyerahan jasa (service delivery system)
Berhubungan dengan bilamana, dimana dan bagaimana jasa diserahkan kepada pelanggan. Sistem ini tidak hanya meliputi unsur-unsur sistem dalam operasi jasa, tetapi termasuk juga hal-hal yang disiapkan pada konsumen lainnya.

c.     Pemasaran jasa (service marketing)
Meliputi seluruh titik kontak atau interaksi dengan konsumen yang mencakup : iklan, penagihan dan penelitian pasar.


Suatu aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri dari sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada pandangan konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Elemen-elemen lain tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang intensif kepada pelanggan melalui berbagai aktif media.

Pemasaran Jasa dan Relationship Marketing


Dinamika hampir semua pasar jasa telah berubah, tingkat kompetensi yang rendah telah mengarah ke persaingan yang ketat dan intens. Dalam pasar yang kompetitif ini, pemasaran telah menjadi kunci pembeda antara kesuksesan dan kegagalan korporat.
Pemasaran  merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk-produk dan jasa-jasa perusahaan, keinginan, dan kebutuhan konsumen, dan kegiatan-kegiatan para pesaing.Fungsi pemasaran terdiri dari 3 komponen kunci yaitu :

a.     Bauran pemasaran
Unsur-unsur atau elemen-elemen internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi. Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang telah dikembangkan dalam pemasaran.

b.    Kekuatan pasar
Peluang dan ancaman eksternal dimana operasi-operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi. Kekuatan-kekuatan pasar terdriri dari sejumlah bidang yang perlu dikembangkan, diantaranya :

1.     Pelanggan 
Perilaku pembelian dalam hal motivasi untuk membeli, kebiasaan membeli, lingkungan, ukuran pasar dan daya beli.

2.     Perilaku industri
Motivasi, struktur, praktik dan sikap para pengecer, perantara dan anggotaanggota rantai pemasok yang lain.

3.     Pesaing
Cara berposisi dan berperilaku sebuah perusahaan dipengaruhi oleh struktur industry dan sifat kompetensi.

4.     Pemerintah dan perundang-undangan
Pengawasan terhadap pemasaran yang menghubungkan dengan baik kegiatan-kegiatan pemasaran maupun praktek-praktek kompetitif.

c.     Proses penyelarasan
Proses strategik dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal layak bagi kekuatan pasar. Keberhasilan sebuah program pemasaran yang pokok tergantung pada tingkat keselarasan antara lingkungan eksternal dan kemampuan internal organisasi tersebut. Dengan demikian, program pemasaran dapat dipandang sebagai penyelarasan, dan ini penting khususnya dalam konteks jasa


Strategi Pemasaran Online

Berikut beberapa strategi pemasaran yang diperlukan oleh pelaku bisnis sebagai senjata ampuh dalam menjalankan bisnis toko online mereka.

1.     Strategi pemasaran dengan website atau blog

Melalui website toko online atau blog, Anda dapat membuat bisnis toko online seakan-akan dibuka selama 24 jam. Hal penting yang perlu Anda perhatikan dari sebuah website toko online adalah kemampuan dalam menjelaskan secara jelas tentang produk yang dijual. Selain itu, para pelaku bisnis toko online juga harus mengunggah foto dengan kualitas bagus untuk menarik para konsumen sehingga mereka tidak ragu melakukan transaksi pembelian. Jangan lupa juga untuk mencantumkan sebuah konten atau deskripsi produk sebagai informasi yang bermanfaat bagi pengunjung, sehingga mereka tidak enggan berlama-lama di website Anda dan kembali lagi untuk mengunjunginya.

2.     Strategi pemasaran dengan mengoptimasi website toko online

Sebagian besar pengguna internet mencari suatu informasi melalui search engine seperti Google, Yahoo dan lain sebagainya sesuai dengan kata kunci yang mereka cari atau inginkan. Untuk itu, Anda perlu memperhatikan hal tersebut dengan berusaha menjadikan website toko online Anda berada di halaman depan atau di posisi terbaik search engine sehingga potensi pembelian di toko online Anda akan lebih besar. Anda bisa mempelajarinya dengan membaca artikel maupun buku yang khusus membahas mengenai SEO untuk bisnis toko online.

3.     Memanfaatkan sosial media

Jejaring sosial atau sosial media merupakan salah satu media yang sangat bagus dan efektif untuk mempromosikan produk toko online Anda. Mengapa demikian? Karena, sekarang ini sebagian besar dari para pengguna internet sudah memiliki akun sosial media seperti twitter, facebook dan lain sebagainya. Sehingga banyak dari para pelaku bisnis yang memanfaatkan situs sosial media tersebut untuk melakukan promosi produk.

4.     E-mail marketing

Selain menggunakan sosial media dan website toko online sebagai strategi pemasaran bisnis, para pelaku bisnis juga bisa memanfaatkan email marketing untuk melakukan promosi produk. Cara menginformasikan produk terbaru toko online Anda kepada calon pembeli melalui e-mail dirasa akan lebih tertarget, lebih mudah dan tentunya mengeluarkan biaya yang lebih murah.

5.     Komunitas atau forum

Pelaku bisnis toko online dapat menggunakan grup BBM (Blackberry Messenger) sebagai media untuk memasang foto produk. Anda pun harus memberi deskripsi produk secara singkat sehingga informasi mengenai produk yang Anda jual akan lebih cepat dikenal orang dan bisa meningkatkan penjualan toko online Anda.

6.     Promosi produk melalui iklan gratis

Iklan gratis sudah banyak tersedia di internet sehingga para pelaku bisnis toko online tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk mempromosikan produk. Caranya mudah, pelaku bisnis cukup melakukan registrasi ke situs iklan lalu membuat iklan produk.


Klasifikasi Jasa

Sebenarnya pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu (misalnya instalasi), dan pembelian suatu jasa seringkali pula meliputi barang-barang yang melengkapinya (misalnya makanan di restoran). Meskipun demikian, Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Walau begitu, produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. 

Klasifikasi jasa dapat dikelompokkan kedalam beberapa kriteria. Sejauh ini telah banyak pakar yang mengemukakan skema klasifikasi jasa, dimana masing-masing ahli menggunakan dasar perbedaan yang disesuaikan dengan sudut pandangnya sendirisendiri.

Menurut Tjiptoni secara garis besar klasifikasi jasa dapat dibedakan berdasarkan lima kriteria pokok  yaitu sebagai berikut:

1.     Segmen Pasar
Jasa dapat dibedakan menjadi jasa yang ditujukan pada konsumen akhir (misalnya katering, asuransi jiwa, pendidikan dll) dan jasa bagi konsumen organisasional (misalnya biro periklanan, jasa akuntansi dan perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen).

2.     Tingkat Keberwujudan
Berdasarkan tingkat keberwujudan, jasa dapat dibedakan menjadi:

a.     Rented-good service.
Dalam tipe ini konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu spesifik, seperti penyewaan kendaraan, VCD, apartemen, dan lain- lain. 

b.    Owned-good service 
Pada tipe ini produk yang dimiliki konsumen disepakati, dikembangkan, atau ditingkatkan kinerjanya melalui pemeliharaan atau perawatan oleh perusahaan jasa seperti jasa reparasi AC, arloji, motor, komputer, dan lainlain. 

c.     Non-good service
Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat intangible yang ditawarkan kepada para pelanggan, seperti supir, dosen, penata rias, pemandu wisata, dan lain-lain.:

3.     Ketrampilan Penyedia Jasa
Terdapat dua tipe jasa yaitu:
 a. Profesional services Seperti : dokter, dosen, perawat, guru
 b. Non-profesional services Seperti: sopir taksi

4.     Tujuan Organisasi Jasa
Berdasarkan tujuan organisasi pemberi jasa, kategori jasa dikelompokkan menjadi dua yaitu;
a. Commercial services (Pelayanan komersial) atau profit services (jasa keuntungan) Seperti: penerbangan, Periklanan, Perhotelan, Perbankan dan lain-lain 
b. Nonprofit service Seperti: Perpustakaan Umum, Panti Asuhan

5.     Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan
Berdasarkan tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan jasa dapat dikelompokkan dua yaitu :
 a. High-contact service, seperti universitas, bank, dokter, penata rambut, dan lain-lain
b. Low-contact service seperti bioskop, jasa, PLN, jasa komunikasi, jasa layanan pos, dan lain-lain.  

Meningkatnya minat dalam sektor jasa telah dibarengi dengan ketidak sepakatan dan perdebatan tentang apa yang membentuk jasa dan apakah pemasaran jasa merupakan bidang disiplin khusus. Philip kotler telah membadakan empat kategori tawaran, yang bervariasi dari barang murni hingga jasa murni diantaranya :

1. Barang berwujud murni yaitu penawaran yang terdiri dari barang berwujud, tidak ada jasa yang menyertainya. Contoh : garam, gula, pasta gigi, merica, sabun 

2. Barang berwujud di sertai layanan yaitu penawaran berupa barang berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa jenis jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Contoh : perusahaan dealer mobil tidak hanya menjual produknya saja tetapi disertai jasa pendukung dari awal, proses, dan sesudah produk itu dijual. 

3. Campuran yaitu penawaran terdiri dari barang dan jasa dalam proporsi yang sama. Contoh orang yang datang ke restoran untuk mendapat kan pelayanan dan makanan yang diberikan. 

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan yaitu penawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai dengan jasa tambahan atau barang pendukung. Contoh : penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi jasa udara 


5. Jasa murni yaitu penawaran hanya terdiri dari jasa. Contoh : psikiater, dosen, guru

Karakteristik Jasa




Bila pada pokok bahasan terdahulu pembicaraan lebih banyak menyangkut produk berupa barang, maka dalam pembahasan di sini akan ditekankan pada pemasaran jasa. Sektor jasa sendiri berkembang pesat akhir-akhir ini karena beberapa faktor penyebab, yaitu:

1. Adanya peningkatan pengaruh sektor jasa.
2. Waktu santai yang semakin banyak.
3. Persentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar.
4. Tingkat harapan hidup semakin meningkat.
5. Produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin kompleks.
6. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan.
7. Meningkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelangkaan sumber daya.
8. Perubahan teknologi berlangsung semakin cepat

Karakteristik jasa memiliki ciri-ciri tertentu. Karakterstik jasa berbeda bila dibandingkan dengan produk (barang fisik). Menurut Tjiptono (1998), ada 4 karakteristik pada jasa yang membedakan dengan barang yaitu sebagai berikut:

1.     Intangible (tidak berwujud)
Suatu jasa mempunyai sifat tak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen. Contoh: Model kendaraan dan kondisi mesin.

2.     Inseparability (tidak dapat dipusahkan)
Pada umumnya jasa yang diproduksi dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut. Contoh: Garansi service dan informasi sparepart.

3.     Variability (bervariasi)
Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan. Contoh: Mengganti sparepart.

4.     Perishability (tidak tahan lama)
Daya tahan suatu jasa tegantung terhadap suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. Contoh: Kondisi busi yang terendam banjir, bensin bercampur air, dan knalpot kemasukan air.

Sedangkan menurut Kotler terdapat 4 karakteristik yang dimiliki oleh jasa, yaitu:

1.     Tidak berwujud (intangibility)
Jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud. Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya seseorang yang menjalani “perawatan kesehatan” tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli jasa tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut. Konsumen akan mengambil kesimpulan mengenai mutu jasa tersebut dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, dan harga yang mereka lihat.

2.     Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Jasa umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan, sehingga mutu dari suatu jasa terjadi pada saat pemberian jasa. Interaksi yang terjadi antara penyedia jasa dan konsumen sangat mempengaruhi mutu dari jasa yang diberikan. Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh penyedia jasa untuk menjaga mutu pelayanannya yaitu:
a) Bekerja dengan kelompok yang lebih besar, jadi pelayanan yang biasanya diberikan orang per orang sekarang langsung beberapa orang.
b) Bekerja lebih cepat.
c) Melatih lebih banyak karyawan dan membina keyakinan pada diri konsumen.

3.     Keragaman (variability)
Jasa sangat beragam, artinya memiliki banyak variasi jenis dan kualitas tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut disediakan. Para pemakai jasa sangat peduli dengan keragaman yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. Untuk menjaga mutu pelayanan dapat dilakukan melalui:
·       Investasi dalam seleksi dan pelatihan personalia yang baik.
·       Melakukan standardisasi terhadap proses kinerja di seluruh organisasi tersebut.
·       Memonitor kepuasan konsumen baik melalui sistem pesan dan kesan, survei konsumen, dan sebagainya.

4.     Tidak tahan lama (perishability)

Jasa tidak dapat disimpan karena sifatnya yang tidak berwujud fisik. Ini tidak menjadi masalah bila permintaannya stabil karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumya. Tetapi jika permintaan berfluktuasi maka akan menimbulkan masalah.  

Senin, 13 November 2017

Lembaga Pendanaan ( Fund Institition)

a.     Bank
Salah satu sumber dana yang dapat dipilih adalah Bank. Bank sering dianggap sebagai sumber dana yang paling siap memberikan pinjaman. Namun perlu diperhatikan juga, ada beberapa persyaratan dan resiko yang harus ditanggung ketika mengajukan pinjaman ke bank. Jangan sampai terjebak oleh beberapa syarat yang sebenarnya sangat memberatkan peminjam.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika meminjam modal dari bank adalah jumlah nominal kredit, cicilan, bunga, jaminan, tenor kredit, dan sanki-sanki yang harus dipenuhi bila tidak dapat membayar pinjaman. 

1) Pengertian bank
 Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di samping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan. Oleh karena tugas utamanya adalah memberikan kredit maka bank telah menentuka kebijaksanaan dan peraturan-peraturan mengenai pemberian kredit.
         Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

2) Fungsi Utama Bank

(a) Sebagai penghimpun dana dari masyarakat 
Menurut UU No. 10 tahun 1998 simpanan adalah dana yang dipercayakan masyarakat pada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

(b)  Sebagai penyalur dana/ pemberi kredit.
Agar uang yang disimpan di Bank tidak macet maka perlu disalurkan pada masyarakat dalam pinjaman berjangka (kredit), disisi lain untuk menjaga keseimbangan dan kesetabilan nilai rupiah melalui peredaran uang. Menurut UU No. 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan yang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan yang diwajibka pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.


3) Fungsi Umum Bank

(a) Menerima simpanan.
(b) Memberi kredit.
(c) Tempat pertukaran uang asing.
(d) Ikut serta menjaga peredaran uang asing.
(e) Menjaga kesetabilan nilai uang.

Asas perbankan di Indonesia dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.

4) Jenis Bank

(a) Bank Sentral
         Saat ini bank sentral secara khusus yaitu dengan UU No.23 Tahun 1999. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), menurut UU No. 23 Tahun 1999, bank sentral mempunyai status tersendiri dan tidak dapat dipersamakan dengan bentuk bank lain.
Berdasarkan UU tersebut Bank Indonesia mempunyai tugas pokok mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, hal ini diwujudkan dalam kebijakan sebagai berikut :
·       Menetapkan dan menjalankan kebijkan moneter.
·       Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
·       Menatur dan mengawasi bank

(b) Bank Umum
        Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam pengertian di atas adad dua hal yang perlu diperhatikan :

(1) Usaha serta konvensional, dalam hal ini yang dimaksud adalah usaha bank umum menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito serta memberikan kredit dalam jangka pendek.

(2) Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam, yaitu :
·       Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
·       Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musharakat).
·       Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
·       Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

Fungsi Bank Umum:
·       Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi.
·       Menciptakan Uang.
·       Menghimpun dana dan menyalurkan pada masyarakat.
·       Menawarkan jasa-jasa keuangan lainya.

(c) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan BPR tidak boleh memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Usaha BPR :
·       Menghimpun dana dari masyarakat.
·       Memberikan Kredit.
·       Menyediakan pembiayaan dan menetapkan dana berdasarkan prinsip syariah.
·       Menetapkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia dan atau tabungan pada bak lain. 

Hal yang tidak boleh dilakukan BPR, adalah :
·       Menerima simpanan dalam bentuk giro.
·       Ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
·       Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
·       Melakukan kegiatan perasuransian.

(d) Produk Bank

(1) Bank Sentral, produknya adalah :
·       Uang kartal.
·       Uang giral.
·       Jasa (memberikan kredit pada bank-bank di Indonesia).

(2) Bank Umum, produknya adalah :
·       Uang giral.
·       Jasa pinjaman.
·       Jasa pengiriman uang.
·       Jasa penukaran uang asing.
·       Jasa penitipan barang.
·       Jasa penitipan barang.

(3) Bank Perkreditan Rakyat
·       Jasa Kredit.
·       Jasa penyimpanan uang
 




Membeli Perusahaan Lain

Salah satu cara perusahaan mengimplementasikan strategi pertumbuhannya adalah melalui cara membeli apa yang diperlukan bagi perluasan perusahaannya dan untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya yang penting. Akuisisi merupakan pembelian secara sekaligus suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Perusahaan yang di akuisisi di ambil secara keseluruhan oleh perusahaan pembeli. 

Untuk pembeliian ini, tentunya diperlukan uang tunai. Cara semacam ini sering kali banyak untungnya karena fasilitas usaha telah ada, produksi sudah berjalan , pasar sudah ada, keuntungan sudah tampak, hubungan kerja dengan pihak lain. (bank, perbelakan, penyalur) sudah terjalin serta perizinan sudah ada.

Hal-hal dibawah ini kiranya diperhatikan dalam membeli perusahaan lain :
a. Selidiki apa yang menyebabkan pemilik lama berniat menjual
b. Periksa semua dokumen-dokumennya, pembukuannya termasuk perizinan usaha.
c. Perlu diketahuinya kondisi finansial
d. Selidiki jalannya usaha tahun-tahun terakhir e. Hubungan relasi usaha

Penerusan Perusahaan Kecil

Pergantian generasi merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam hal apapun. pengelolaan yang telah tua suatu saat akan digantikan generasi penerusnya yang lebih muda dan penuh vitalitas. Alih generasi ini hendaknya berjalan mulus sehingga keberhasilan generasi berikutnya dapat tercapai. Keadaan ini berlaku pula dalam dunia usaha.

Tidak selamanya seseorang dapat bertahan terus memimpin perusahaannya. Kemampuannya akan dibatasi oleh usia dan kondisi fisiknya. Suatu saat mau tidak mau pimpinan perusahaan diserahkan kepada penggantinya, terutama jika tuntutan pergantian itu terjadi mendadak, seperti sakit atau meninggal dunia. Kejatuhan ini disebabkan oleh tidak adanya persiapan untuk menghadapi hal semacam ini.

Mengingat setiap perusahaan mempunyai fungsi sosial, usaha kaderisasi merupakan tanggung jawab pimpinan perusahaan. Dalam upaya untuk melanggengka n perusahaan usaha  kaderisasi sudah selayaknya dipikirkan dan dipersiapkan sejak awal. Hal ini disebabkan harapan kelangsungan hidup perusahaan dipercayakan kepada mereka. Kader dapat berasal dari kalangan keluarga sendiri. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa kader adalah orang lain atau salah satu karyawan yang paling setia dan potensial.