Sebagai
seorang pelanggan berpenampilan serasi dalam melayani pelanggan dapat dilakukan
dengan cara berikut.
1. Berhias
Berhias merupakan suatu
keharusan bagi seorang pelayan. Dengan berhisa yang rapi dan menarik, maka akan
tampak penampilan yang serasi dari seorang pelayan atau pedagang. Untuk itu
seorang pelayan atau pedagang. Untuk itu seorang pelayan yang ingin tampil serasi
perlu memperhatikan hal – hal berikut.
a.
Pelayan laki – laki
·
Rambut di potong rapi, tidak menutupi telinga.
·
Kuku tidak panjang, apalagi sampai hitam.
·
Tidak merokok ketika melayani pelanggan.
·
Badan tampak selalu bersih, tidak dekil.
b.
Pelayan wanita
·
Rambut dipotong rapi, diikat atau di sanggul
begi yang panjang.
·
Tidak berlebihan dalam menggunakan perhiasan.
·
Menggunakan make up secara sederhana.
·
Memakai parfum seadanya.
2. Berbusana
Cara
berbusana yang baik merupaka ciri khusus yang menunjukkan kepribadian dan
kewibawaan bagi seorang pelayan. Berbusana yang baik berarti memperhatikan
penampilan diri ( personal appearance ) secara keseluruhan mulai dari berhisa
rambut, wajah, badan, kaki, dan kelengkapannya. Kelangkapan busana, misalnya
perhisan ( gelang, kalung, cincin, bros dan lain – lain ) tas, sepatu, dasi,
scraft, tutup kepala, kaos kaki atau stocking, sarung tangan dan sebagainya.
Bahan pakaian yang dikenakan antara lain sutra, katun, wol, rayon, nilon.
Pengaruh warna dapat dikategorikan sebagai berikut.
a.
Warna tenang ( kuning muda, abu – abu, hijau
muda, biru muda, dan sebagainya.)
b.
Warna cerah ( biru laut, hijau jamrud, merah
bata, kuning emas, jingga.)
c.
Warna gelap ( hitam, biru tua, merah hati )
3. Ekspresi wajah
Bagi seorang
pelayan menampilkan ekspresi wajah yang simpatik dan menarik amatlah penting,
sebab, perilaku simpatik ini mempunyai andil yang besar dalam menciptakan
hubungan yang baik dengan pelanggan. Kontak pertama antara pelayanan dengan
pelanggan umumnya diawali dari ekspresi wajah. Oleh karena itu tenaga pelayan
harus berusaha menampilkan ekspresi wajah yang bersahabat.
4. Ekspresi Mata
·
Lakukanlah kontak mata secara langsung dengan
pelanggan.
·
Kontak mata harus disertai dengan senyuman.
·
Tampilkan tatapan mata yang bersahabat.
·
Hindari mata berkerut atau tatapan kosong.
·
Mata kaku atau mengalihkan pandangan harus
dihindari.
5. Ekspresi Mulut
·
Tampilkan senyuman manis sebagai rasa senang
atau gembira.
·
Hindari bibir rapat karena ekspresi ini
menunjukkan kemarahan atau kecewa.
·
Hindari pula mulut mengigit – gigit bibir,
karena hal ini mengisyaratkan sikap kesedihan.
·
Bicaralah sewajarnya dan jangan dibuat – buat.
6. Ekspresi Kepala
·
Posisi kepala hendaknya tegak sebagai kesediaan
untuk berkomunikasi.
·
Anggukkan kepala sebagai isyarat menghormati
atau persetujuan.
·
Hindari memegang kepala dengan tangan, karena
hal ini menunjukkan kecemasan.
·
Hindari pula kepala menunduk kebawah, karena hal
ini menunjukkan penolakan.
·
Posisi kepala hendaknya wajar sehingga tidak
menimbulkan kesan kurang perhatian dan sombong.
Berpikir
positif artinya berpikir sehat, logis dan masuk akal. Teori komunikasi yang
rasional adalah teori komunikasi yang menekankan pendekatan yang masuk akal,
logis dan intelektual dalam berhubungan dengan orang lain. Melayani pelanggan
dengan cara berpikir positif berarti memperlakukan pelanggan secara baik,
menghormatinya, tidak bersikap apriori, tidak memanfaatkan kelemahanya , dan
melayani apa yang diperlukan pelanggan dengan sewajarnya.
0 komentar:
Posting Komentar