Senin, 16 Oktober 2017

Sejarah Berkembangnya Bahasa

Bahasa

Definisi bahasa adalah sistem tanda yang arbiter dan konvesional. Bahasa sebagai system tanda terbagi menjadi dua, yaitu: signifie dan signifiant. Ketika seorang berbicara tentunya ada konsep dalam pikirannya, bentuk bahasa yang masih berupa konsep dinamakan signifie. Jadi, signifie sifatnya masih abstrak. Sedangkan signifiant adalah bunyi ujar yang dikeluarkan ketika orang berbicara.Arbitrer berarti semaunya. Inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan bahasa di dunia ini karena untuk menamakan sesuatu penutur bahasa sesukanya/sesukanya dalam menamakan benda-benda yang ada disekitarnya.Konvensional berarti bahwa bahasa harus disepakati oleh pemakai bahasa tersebut. Apabila tidak terjadi kesepakatan antarpenutur maka tidak akan menjadi sebuah bahasa.

Melayu Kuno

Penyebutan pertama istilah "Bahasa Melayu" sudah dilakukan pada masa sekitar 683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim yang berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. Wangsa Syailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuno di Jawa Tengah. Keping Tembaga Laguna yang ditemukan di dekat Manila juga menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.
Berbagai batu bertulis (prasasti) yang ditemukan itu seperti:
  1. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683
  2. Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684
  3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686
  4. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688
Yang kesemuanya beraksara Pallawa dan bahasanya bahasa Melayu Kuno memberi petunjuk bahwa bahasa Melayu dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman Sriwijaya.
Prasasti-prasasti lain yang bertulis dalam bahasa Melayu Kuno juga terdapat di
  1. Jawa Tengah: Prasasti Gandasuli, tahun 832, dan Prasasti Manjucrigrha
  2. Bogor, Prasasti Bogor, tahun 942
Kedua-dua prasasti di pulau Jawa itu memperkuat pula dugaan bahwa bahasa Melayu Kuno pada ketika itu bukan saja dipakai di pulau Sumatra, melainkan juga dipakai di pulau Jawa.
Penelitian linguistik terhadap sejumlah teks menunjukkan bahwa paling sedikit terdapat dua dialek bahasa Melayu Kuno yang digunakan pada masa yang berdekatan.

Penyempurnaan ejaan

Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/ Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:

Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901 yaitu ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
  1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
  2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
  3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
  4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

Ejaan Soewandi

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini lebih dikenal dengan nama ejaan Republik. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
  1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
  2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
  3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
  4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)

Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.
Perubahan:
Indonesia
(pra-1972)
Malaysia
(pra-1972)
Sejak 1972
Tj
ch
c
dj
j
j
ch
kh
kh
nj
ny
ny
sj
sh
sy
j
y
y
oe*
u
u
Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u".

Pengaruh terhadap perbendaharaan kata

Ada empat tempo penting dari hubungan kebudayaan Indonesia dengan dunia luar yang meninggalkan jejaknya pada perbendaharaan kata Bahasa Indonesia.

Hindu (antara abad ke-6 sampai 15 M)

Sejumlah besar kata berasal dari Sanskerta Indo-Eropa. (Contoh: samudra, suami, istri, raja, putra, pura, kepala, mantra, cinta, kaca)

Islam (dimulai dari abad ke-13 M)

Pada tempo ini diambillah sejumlah besar kata dari bahasa Arab dan Persia (Contoh: masjid, kalbu, kitab, kursi, doa, khusus, maaf, selamat, kertas)

Kolonial

Pada tempo ini ada beberapa bahasa yang diambil, di antaranya yaitu dari Portugis (contohnya: gereja, sepatu, sabun, meja, jendela) dan Belanda (contohnya: asbak, kantor, polisi, kualitas)
Pasca-Kolonialisasi (Kemerdekaan dan seterusnya) banyak kata yang diambil berasal dari bahasa Inggris. (Contoh: konsumen, isu). Dan ada juga Neo-Sanskerta yaitu neologisme yang didasarkan pada bahasa Sanskerta, (contoh: dasawarsa, lokakarya, tunasusila)
Selain daripada itu bahasa Indonesia juga menyerap perbendaharaan katanya dari bahasa Tionghoa (contoh: pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, cukong).
Ciri-ciri lain dari Bahasa Indonesia kontemporer yaitu kesukaannya menggunakan akronim dan singkatan.

Senarai jumlah kata serapan dalam bahasa Indonesia

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kata serapan dalam bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
Asal Bahasa
Jumlah Kata
3.280 kata
1.610 kata
1.495 kata
Sanskerta-Jawa Kuna
677 kata


290 kata
131 kata
83 kata
63 kata
7 kata
Sumber: Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia (1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang bernama Pusat Bahasa).

Penggolongan


Indonesia termasuk anggota dari Bahasa Melayu-Polinesia Barat subkelompok dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situs Ethnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra

Selasa, 26 September 2017

PRINSIP – PRINSIP BAURAN PEMASARAN


·         Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah merupakan suatu strategi pemasaran yang menekankan bagaimana cara menjual produk seefektif mungkin, berdasarkan data yang diperoleh dan dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun data yang dikoleksi melalui konsumen, agar proses penjulan pemasaran berjalan lancar. Bauran pemasaran terdiri atas himpunan variable yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan unuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam target pasarnya.

Menurut pendapat D. W. Foster, bauran pemasaran adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan perusahaan seperti laba, penghasilan modal yang ditanam, omzet penjualan, dan bagian dari pasar yang ingin direbut.

Kegiatan dalam pemasaran menyangkut empat jenis tindakan, yaitu tindakan mengenai produk, harga, lokasi, distribusi, dan promosi yang perlu dipikirkan strategi – strateginya masing – masing . 
Strategi – strategi ini dikenal dengan istilah bauran pemasaran / marketing mix atau strategi 4 P.

  1.       Strategi Produk ( Product )

Strategi produk merupakan strategi yang pertama kali dilaksanakan oleh perusahaan berkaitan dengan penyediaan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat di tawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian untuk di beli, digunakan untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Menurut wujudnya produk dapat di golongkan menjadi dua jenis, yaitu produk yang berwuju dan produk yang tidak berwujud. Produk yang berwujuddi sebut barang karena fisik bisa dilihat atau dapat di raba wujudnya. Produk yang tidak berwujud di sebut jasa. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang diperjual belikan, yang ditawarkan perusahaan untuk dimanfaatkan oleh konsumen. Jasa dikatakan produk tidak berwujud karena secara fisik jasa tidak dapat dilihat atau diraba konsumen hanya dapat merasakan dan manfaat pemakaian jasa.

  2.       Strategi Harga ( Price )

Harga dapat di definisikan sebagai sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanannya atau dengan kata lain harga adalah sejumlah nilai pengganti dalam pertukaran barang dan jasa. Penentuan harga sangat penting untuk diperhatikan, karena harga merupakan salahsatu faktor penyebab laku tidaknya suatu produk yang ditawaarkan.

  3.       Strategi Lokasi ( Place )

Keberhasilan program pemasaran juga ditentukan oleh ketepatan penentuan lokasi dan distribusi baik untuk kantor cabang, kantor pusat, pabrik, ataupun gudang. Penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana pendukung juga sangat penting. Sarana dan prasarana harus memberikan rasa nyaman dan aman kepada seluruh konsumennya.

  4.       Strategi Promosi ( Promotion )


Agar konsumen tahu bahwa perusahaan menawarkan produk dengan keinginan dan kebutuhan mereka, maka melakukan kegiatan promosi merupakan suatu keharusan. Promosi adalah suatu usaha  dari pemasar ( produsen ) dalam menginformasikan dan mempengaruhi konsumen atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkan. Tujuan dari promosi adalah menginformasikan segala jenis produk yang di tawarkan, berusaha menerik caon konsumen yang baru, serta mempertahankan konsumen lama. Perusahaan dapat mengkombinasikan berbagai saran promosi atau bauran promosi (promotion mix) 

Jenis-Jenis Gudang

Ruang lingkup kegiatan bisnis sangat luas, akan tetapi pada dasarnya kegiatan bisnis dapat dibagi menjadi 3 aspek, yaitu :

a. Aspek Produksi
Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam arti luas tersebut, produksi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
        
1.      Produksi  primer
Yang termasuk dalam produksi primer adalah kegiatan ekstraksi atau penarikan sumber daya alam atau kegiatan yang menggunakan sumber daya yang tersedia dalam kondisi alamiah. Contohnya :
a)      Pada pertambangan, orang menggali bijih ; mineral dari dalam tanah.
b)      Pada pertanian, orang menanam memanen hasil tanaman.
c)      Pada perikanan, orang menangkap ikan dari laut.

2.      Produksi  sekunder
Yang termasuk dalam produksi sekunder adalah sumber daya alam atau bahan mentah diproses diolah menjadi barang. Contohnya :
a)      Bijih besi dikonversi atau diubah menjadi pipa atau lembatran (sheet) besi baja.
b)      Kayu dikonversi menjadi peralatan rumah tangga.
c)      Kulit mentah diolah menjadi sepatu, tas, jaket, dan sebagainya.
d)      Bahan baku seperti katun, sutera, wol, atau serat sintetis dapat menghasilkan produk tekstil yang selanjutnya dapat diproses lebih lanjut menjadi garmen, handuk, korden, dan sebagainya.

3.      Produksi  tersier
Yang dihasilkan dari produksi tersier adalah berupa pemberian fasilitas layanan (jasa) pendukung, bukannya barang-barang berwujud. Contohnya :
a)      Perusahaan transportasi yang mengangkut barang dari pabrik ke tempattempat pengecer.
b)      Pedagang besar (distributor)  pengecer menawarkan jasa distribusi kepada para konsumen.
c)      Jasa perbankan.
d)      Jasa penerangan listrik.
e)      Jasa pos  telekomunikasi
f)       Jasa profesional, seperti insinyur, akuntan, pengacara, dokter, konsultan, dan lain-lain.
g)      Jasa transportasi umum, dan sebagainya.
        
b. Aspek Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pemindahan barang jasa dari produsen kepada konsumen. Pada umumnya distribusi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1)      Pemindahan bahan baku dari pemasok (supplier) kepada awal mula lini produksi.
2)      Melibatkan penyimpanan penanganan bahan baku barang jadi.
3)      Pengemasan.
4)      Pengendalian persediaan.
5)      Transportasi kepada konsumen.
Sistem distribusi yang efisien berarti mampu menekan serendah-rendahnya modal yang tertanam pada bahan mentah atau barang jadi yang belum terjual. Kebanyakan produsen yang lebih menyukai pendistribusian secara langsung kepada konsumennya.
Tetapi pada dasarnya, pendistribusian yang berlangsung sangat tergantung pada jaringan pedagang besar (distributor) pengecer (retailer) hingga sampai di tangan konsumen.
c. Aspek Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan penggunaan barang jasa yang dibutuhkan oleh kosumen. Kebutuhan atau pola konsumsi sesesorang dapat dipengaruhi oleh faktor yang beragam.Dalam mendukung kegiatan-kegiatan bisnis tersebut maka dibutuhkan gudang sebagai tempat penyimpanan barang

Jika dilihat dari ketiga aspek kegiatan bisnis tersebut maka dalam proses tersebut pasti terdapat pemanfaatan gudang didalamnya. Menurut Holy dan Martinus (2005) terdapat beberapa tipe gudang, yaitu:
1. Manufacturing Plant Warehouse
 Manufacturing plant warehouse adalah gudang yang ada di pabrik. Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution warehouse, atau langsung ke konsumen.
2. Central Warehouse
Central warehouse adalah gudang pokok. Transaksi di dalam central warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari manufacturing warehouse, langsung dari pabrik, atau dari upplier), penyimpanan barang jadi ke gudang, dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse.
3. Distribution Warehouse
Distribution warehouse adalah gudang distribusi. Transaksi dalam gudang ini meliputi penerimaan barang jadi (dari central warehouse, pabrik, atau supplier), penyimpanan barang yang diterima gudang, pengambilan dan persiapan barang yang akan dikirim, dan pengiriman barang ke konsumen. Terkadang distribution warehouse juga berfungsi sebagai central warehouse.
4. Retailer Warehouse
Retailer warehouse adalah gudang pengecer, jadi dengan kata lain, gudang ini adalah gudang yang dimiliki toko yang menjual barang langsung ke konsumen.

Gudang yang sering kita temui memiliki jenis-jenis yang berbeda. Kita dapat membedakan macam-macam gudang menerut karakteristik material yang disimpan, yaitu:
        1.     Penyimpanan bahan baku
Gudang akan menyimpan setiap material yang dibutuhkan atau digunakan untuk proses produksi. Lokasi gudang umumnya berada di dalam bangunan pabrik, sehingga perusahaan dapat menghemat biaya gudang karena tidak memerlukan bangunan khusus untuk dijadikan gudang.

        2.     Penyimpanan barang setengah jadi
Dalam industry manufaktur, kita sering menemui bahwa benda kerja harus melalui beberapa macam operasi dalam pengerjaanya. Prosedur demikian sering pula harus terhenti karna dari suatu operasi berikutnya waktu pengerjaan tidak lah sama. Akibatnya, barang atau material harus menunggu sampai atau operator berikutnya siap mengerjakanya.

        3.     Penyimpanan produksi jadi
Gudang ini disebut pula gudang dengan fungsi menyimpan produk-produk yang telah jadi atau telah selesai dikerjakan. Didalam penggudangan ini ada produk yang tahan lama dan sebaliknya. Dan bentuik gudang ini tergantung pada variasi yang berbeda-beda, seperti: lingkaran,persegi dan lain-lain     Selain  ketiga  macam  gudang  di  atas,  ada  pula  beberapa  macam  gudang lainnya yang perlu diketahui:
a.      Penyimpanan bagi pemasok
Gudang penyimpanan barang nonproduktif dan akan digunakan untuk pengerjaan pengepakan, perawatan, dan penyimpanan barang kebutuhan kantor.
b.      Penyimpanan komponen jadi
Gudang untuk menyimpan komponen yang siap dirakit. Gudang demikian biasa diletakkan berdekatan dengan area perakitan atau bisa pula ditempatkan secara terpisah di dalam penyimpanan barang setengah jadi.
c.      Salvage
Dalam sebagian proses produksi, ada kemungkinan beberapa benda kerja akan salah dikerjakan. Akibatnya, barang memerlukan pengerjaan kembali untuk perbaikan, sehingga kualitas produksi diperbaiki. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu area guna menyimpan benda kerja yang salah sebelum diproses kembali. Benda kerja yang tidak bisa diperbaiki akan menjadi scrap atau buangan yang diletakkan di lokasi tersendiri.
d.      Buangan dan limbah
Gudang digunakan untuk menyimpan material atau komponen yang salah dikerjakan dan sudah tidak bisa diperbaiki.

Ketika perusahaan memutuskan untuk menyimpan produk di tanah lapang, maka perusahaan tersebut harus secara khusus memilih suatu celah ruangan, yang disebut pergudangan umum (public warehousing) atau ruang sendiri maupun ruang sewa yang disebut pergudangan pribadi (private warehousing).
Perusahaan harus menguji pentingnya pelayanan pelanggan dan pertimbangan financial. Untuk itu perlu mengenal jenis-jenis pergudangan umum yang ada. Terdapat 6 jenis gudang yang biasa digunakan,yaitu:
1.      Gudang barang dagangan umum untuk barang hasil pabrik (general mechandise warehouses for manufactured goods)  
Tipe gudang ini kemungkinan merupakan bentuk yang paling lazim. Tipe ini dirancang untuk digunakan oleh pengusaha pabrik, distributor dan para pelanggan untuk penyimpanan praktis berbagai jenis produk
2.      Gudang untuk penyimpanan yang bersifat dingin (refrigerator or cold storage warehouse)
Gudang ini menyediakan lingkungan penyimpanan yang dapat dikendalikan temperaturnya. Umumnya, digunakan untuk menyimpan barang-barang yang tidak tahan lama seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, barang-barang farmasi, kertas fotografik dan film, dan barang-barang lainnya yang membutuhkan tipe fasilitas ini.
3.      Gudang dengan bea/pajak (bonde warehouses)
Barang-barang seperti tembakau dan minuman berakohol impor disimpan di gudang ini. Meskipun pemerintah memegang kendari barang-barang tersebut sampai disalurkan ke pasaran saat itu juga importir harus membayar kewajiban cukai kepada pemerintah keuntungan dari gudang ini adalah tidak perlu membayar bea impor dan pajak pembelian barang dagangan terjual
4.      Gudang barang-barang rumah tangga (house goods warehouse)
Gudang ini digunakan untuk penyimpanan properti pribadi. Properti ini secara khusus disimpan dalam jangka panjang yang bersifat sementara. dalam kategori pergudangan ini terdapat beberapa jenis alternatif penyimpanan: a) Konsep penyimpanan terbuka (open storage concept)
Barang-barang tersebut disimpan di sebuah tempat terbuka atau sebuah dasar meter kubik per bulan di lantai terbuka dari gudang
b)      Ruang pribadi atau kubah penyimpanan (private room or voult storage) Pemakai akan disediakan sebuah ruang pribadi atau kubah sehingga dapat mengunci dan keamanan barang-barang dapat terjaga
c)      Penyimpananan dalam wadah (container storage)
Menyediakan tempat untuk membungkus barang-barang. Penyimpanan dalam wadah memberikan perlindungan produk yang lebih baik dibandingkan penyimpanan terbuka.
5.      Pergudangan komoditas khusus (special commodity warehouse)
Pergudangan komoditas khusus digunakan untuk produk pertanian khusus seperti biji padi, wol dan katun, biasanya masing-masing gudang ini menyimpan satu jenis produk dan menawarkan pelayanan spesial terhadap produk tersebut.
6.      Pergudangan penyimpanan barang penting (Bulk storage warehouse)
Pergudangan bulk storage memberikan tangki penyimpanan cairan dan penyimpanan terbuka atau tersembunyi untuk produk kering seperti batu bara, pasir dan barang-barang kimia. Selain itu juga menyediakan drum pengisi atau campuran berbagai tipe bahan kimia dengan bahan  kimia lainnya untuk menghasilkan campuran baru
Selain itu gudang dapat dibedakan menjadi bermacam-macam dan didasarkan atas berbagai hal, berikut adalah macam-macam gudang didasarkan atas berbagai aspek:

1.      Berdasarkan bentuk dan karakteristik bangunannya (Lucas dan Rumsari 2004: 84)

a)      Gudang tertutup 
b)      Gudang terbuka, dibedakan menjadi 2 yaitu: 

1)      Gudang terbuka yang tidak diolah adalah gudang yang berupa lapangan terbuka yang permukaannya diratakan tanpa diperkeras biasanya digunakan untuk menyimpan logistik yangg tidak terpengaruh perubahan cuaca/untuk penyimpanan yang sifatnya sementara.
2)      Gudang terbuka diolah adalah lapangan terbuka sudah diratakan dan diperkeras. Digunakan untuk menyimpan logistik yang tidak cepat terpengaruh perubahan cuaca. 
c)      Gudang semi tertutup (lumbung) adalah bangunan beratap tanpa dinding– dinding ujung yang lengkap dan digunakan untuk logistik yang memerlukan pertukaran udara maksimum, tidak memerlukan perlindungan lengkap terhadap udara.

2.      Berdasarkan fungsinya

a)      Gudang operasional 
b)      Gudang perlengkapan 
c)      Gudang pemberangkatan, dan 
d)      Gudang musiman 

3.      Berdasarkan barang-barang yang disimpan di dalamnya

a)      Gudang alat tulis 
b)      Gudang alat medis 
c)      Gudang BBM
d)      Gudang tenun 
e)      Gudang alat rumah tangga 
f)       Gudang teknik 
g)      Gudang barang rongsokan 

4.      Berdasarkan tujuannya (Ibnu syamsi 1997:28)

a)      Gudang pusat (stafel magazijne)
b)      Gudang persediaan (gebruiks-gudang)
c)      Gudang pemakaian (verbruiks-gudang)
d)      Gudang penyaluran 

5.      Berdasarkan artiannya (Sukadarto 2001:18)

a)      Gudang dalam arti statis (gudang persediaan) :Tempat atau bangunan tertutup didalamnya terdapat barang – barang serta tidak seorang pun yang boleh masuk kecuali pegawai yg diserahi tugas. Untuk pengawasan terhadap barang– barang dalam gudang ditunjuk Bendaharawan Materiil.
b)      Gudang dalam arti dinamis (gudang penyaluran) : Tempat atau bangunan untuk menyimpan dan mendistribusikan barang – barang baik dari hasil pembelian maupun hasil pembuatan sendiri. Jadi, gudang dapat diartikan sebagai tempat menampung, menyimpan dan mendistribusikan barang – barang serta ada unsur manusia (orang) untuk mengatur (mengelola) barang barang yang ada di dalamnya.

6.      Berdasarkan jenis barangnya

a)      Gudang transit
b)      Gudang serbaguna 
c)      Gudang kedap udara 
d)      Gudang pendinginan 
e)      Tangki kering 
f)       Gudang penyimpanan tahan api 
g)      Dangau orang eskimo (iglo)

Macam Macam Gudang Berdasarkan Kepemilikannya
Gudang dan pergudangan sudah berkembang sejak jaman dahulu bahkan sebelum industri berkembang pesat seperti sekarang ini. Pada awalnya gudang digunakan untuk keperluan keluarga untuk menyimpan kebutuhan sehari-hari terutama bahan makanan. Pada zaman agraris dimana kebanyakan masyarakat bekerja sebagai petani, gudang sudah dikenal untuk menyimpan hasil panen. Hasil panen yang disimpan di gudang atau lumbung padi ini dimaksudkan untuk mengantisipasi masa setelah panen sampai pada panen berikutnya. 
Pada masa ini gudang hanya digunakan untuk keperluan pribadi oleh keluarga untuk menyimpan hasil tanaman berupa padi, kedelai, jagung dan hasil-hasil tanaman lainnya. Pada masa kerajaan pergudangan telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Gudang banyak digunakan untuk menyimpan berbagai barang seperti bahan makanan, perhiasan, buku-buku, senjata pustaka dan barang-barang berharga kerajaan lainnya. 
Fungsi gudang mengalami peningkatan untuk mengatur kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat yang diatur oleh kerajaan. Pada masa panen biasanya masyarakat menyerahkan upeti berupa hasil panennya ke kerajaan, lalu pamong praja mengatur pendistribusian hasil panen masyarakat untuk keperluan masa-masa setelah panen. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, gudang dan pergudangan juga mengalami perkembangan. Gudang tidak hanya digunakan oleh keluarga saja. Berkembangnya perdagangan memberikan peran yang luas terhadap gudang dan pergudangan. Tanaman hasil panen dari petani dijual kepada pedagang, lalu pedagang ini menyimpannya di gudang untuk kemudian didistribusikan kepada konsumen yang membutuhkan. Berkaitan dengan permasalahan penyimpanan bahan makanan utamanya makanan pokok, pemerintah membentuk Badan Urusan Logist
Gudang dapat diklasifikasikan berdasarkan kepemilikannya yaitu
1. Gudang Pribadi
Gudang pribadi (private warehouse) adalah fasilitas penyimpanan yang memiliki atau disewa oleh perusahaan untuk digunakan oleh mereka sendiri. sebagian besar pabrik, pedagang grosir, dan peritel memiliki beberapa fasilitas penyimpanan di dalam bangunan mereka sendiri atau di lokasi terpisah. Manager penjualan acap kali bertanggung jawab untuk mengelola gudang barang jadi sebuah pabrik. Perusahaan menggunakan gudang pribadi ketika ada barang dengan  volume besar yang harus disimpan secara teratur. Namun gudang pribadi dapat berbiaya mahal jika kebutuhan berubah ruang ekstra tersebut mungkin sulit atau tidak mungkin untuk disewakan ke orang lain. Jenis gudang ini dimiliki dan dioperasikan oleh pemasok dan reseller untuk digunakan dalam kegiatan distribusi mereka sendiri. Sebagai contoh, jaringan ritel besar menyediakan gudang untuk toko mereka atau grosir mengoperasikan sebuah gudang di mana ia menerima dan mendistribusikan produk. Contoh:
        
a) Gudang toko pribadi.
b) Gudang pabrik milik pribadi

2. Gudang Umum/Publik
Gudang publik (public warehouse) merupakan fasilitas penyimpanan independen. Gudang  publik mampu menyediakan semua layanan yang bisa disediakan oleh gudang milik perusahaan. Pada dasarnya adalah ruang yang dapat disewakan untuk mengatasi kebutuhan distribusi dalam jangka pendek. Pengecer yang memiliki gudang sendiri mereka sendiri terkadang mencari ruang penyimpanan tambahan jika kapasitas gudang mereka tidak mencukupi atau jika mereka melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sebagai contoh, pengecer bisa memesan tambahan barang untuk memaksimalkan penjualan di toko atau ketika ada harga promosi dari pemasok jika membeli dalam jumlah besar.
a) Gudang pabrik
b) Gudang supermarket.

3. Gudang Pemerintah
Gudang Pemerintah merupakan fasilitas penyimpanan yang dimiliki oleh pemerintah 
a) Bulog
b) Entreport


Sumber : Direktorat Pembinaan SMK