Pengertian Label Barcode
Label
Barcode adalah Media yang digunakan untuk mencetak Barcode menggunakan Printer
Barcode. Umumnya label barcode dikemas dalam bentuk Roll. Jumlah Label
Barcode dalam satu Roll tergantung ukuran Label itu sendiri,semakin kecil
ukuran maka semakain banyak jumlah labelnya.
Sekilas label barcode ini
tampak seperti stiker biasa saja, namun sebenarnya dibutuhkan jenis bahan
tertentu agar stiker tersebut dapat dicetak menggunakan printer Barcode dan
dapat ditempel dengan baik pada sebuah kemasan. Pemilihan material untuk label
barcode sangat bergantung pada kegunaannya sendiri, misalnya untuk
barang-barang elektronik seperti akan dibuat dari bahan yang kuat/awet sehingga
tidak mudah rusak dan pudar. Sedangkan untuk kemasan barang di supermarket
umumnya menggunakan kertas Vallum TTR, sedangkan untuk perparkiran sering
memakai Thermal Label.
Label
Barcode Semi Code
Ukuran sebuah label juga disesuaikan
dengan fungsinya dan penempatan barang itu sendiri. Misalnya sebuah kemasan
yang besar umumnya menggunakan barcode dengan ukuran yang besar pula sehingga
lebih mudah dibaca oleh barcode scanner di dalam sebuah gudang penyimpanan,
sekalipun dengan jarak yang cukup jauh.
Ukuran standard sebuah barcode (per pcs)
adalah :
- 26 mm x 15 mm
- 33 mm x 15 mm
- 33 mm x 25 mm
- 48 mm x 33 mm
- 60 mm x 30 mm
- 76 mm x 35 mm
- 100mm x 50 mm
Label Barcode dapat dibedakan berdasarkan
tipe atau karakteristik bahan pembuat label itu sendiri, yaitu :
1. Semi Coat
Label Semi Coat,
permukaan lebih mengkilat. Semi Coat adalah label Barcode dengan karakteristik
mempunyai semacam lapisan (coat) pada lapisan stiker paling atas. Lapisan ini
berfungsi untuk menutup pori-pori pada kertas stiker agar pada saat mencetak
barcode menggunakan printer barcode, unsur carbon ribbon dapat tercetak dengan
sempurna. Lapisan ini menyebabkan label terlihat mengkilat dan lebih tahan
terhadap cipratan air. Label barcode Semi Coat bisa dibilang label barcode yang
paling ekonomis karena harganya lebih murah dibanding label barcode lainnya.
Label ini cocok digunakan dengan menggunakan ribbon barcode type Excellent Wax.
2. Vallum TTL
Adalah label barcode
dengan karakteristik yang tidak disertai lapisan pada bagian paling atas dari
stiker. Hal ini menyebabkan label barcode jenis ini terlihat lebih putih dan
bersih dibanding dengan label barcode Semi Coat. Hasil cetak dengan menggunakan
label barcode type Vallum ini merekat lebih kuat dibandingkan dengan hasil
cetak dengan menggunakan Semi Coat, karena unsur ribbon yang menempel di label
diserap oleh label secara sempurna karena pori-pori label tidak tertutup oleh
lapisan. Label ini menggunakan ribbon barcode tipe Excellent Wax sama seperti
label barcode Semi Coat. Tetapi apabila terkena cipratan air, label ini lebih
cenderung cepat rusak karena lapisan kertas stiker tidak terlindungi lapisan
dan air langsung terserap oleh kertas stiker.
Label Barcode Vallum TTR
Ciri-ciri
Label Barcode Vallum adalah sebagai berikut :
- Hasil cetak bisa rusak apabila digosok secara keras
- Harga termasuk paling ekonomis
- Apabila terkena cipratan air lebih cepat rusak
- Paling cocok dicetak menggunakan Ribbon Wax
- Hasil cetak lebih kuat daripada Label Semicoated
3. Yufo
Adalah label barcode
dengan karakteristik tahan air, tahan panas, dan anti sobek. Label ini cocok
digunakan untuk penggunaan di luar ruangan (terkena terik matahari, air hujan
dan udara terbuka). Label ini cenderung seperti bahan stiker hologram tetapi
tidak mengkilat. Hasil cetak pada label barcode tipe Yufo ini tidak akan hilang
meskipun kita gosok dengan kuat. Lem stiker pun lebih kuat dibanding dengan
label barcode tipe Semi Coat dan Vallum. Ribbon barcode yang cocok digunakan
dengan label ini adalah ribbon barcode dengan type Excellent Resin ( ribbon
barcode dengan unsur wax paling rendah ). Dengan segala kelebihannya label
barcode ini pun lebih mahal dibandingkan dengan label barcode tipe Semi Coat
atau Vallum.
Macam macam Jenis Kode Barcode
Barcode adalah kode berbentuk garis dimana
masing masing ketebalannya berbeda sesuai dengan isi kodenya.
Berikut ini beberapa jenis kode
barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaian barcode…
- (UPC) Uniform Product Code: untuk checkout penjualan, persediaan, dan
sebagainya pada toko retail
- Code 39 (Code 3 of 9): identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan
- POSTNET: kode pos encoding di US mail
- (EAN) European Article Number: sebuah superset dari UPC yang memungkinkan
digit ekstra untuk identifikasi negara
- (JAN) Japanese Article Number: serupa dengan EAN, digunakan dijepang
- Bookland: berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku
- ISSN barcode: berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS
- Code 128: digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak
- Interleaved 2of 5: digunakan dalam industri pelayaran dan gudang
- Codabar: digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah
- (MICR) Magnetic Ink Character Recognition: sebuah font khusus yang
digunakan untuk nomor dibagian bawah cek bank
- OCR-A: format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku,
untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia
- OCR-B: digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPS, EAN,JAN,
Bookland, ISSN, dan Code 39
- Maxicode: digunakan oleh United Parcel Service
- PDF417: suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte
informasi, dapat terkompresi seperti pada sebuah portable file data (PDF)
barcode
dibagi menjadi dua macam berdasarkan dimensinya yaitu satu dimensi (1D-Linear
barcode) dan dua dimensi (2D-Matrix Barcode)
berikut ini pengelompokan berdasarkan dimensinya:
A.
SATU DIMENSI (1D – LINEAR BARCODE)
-Code 39,
-Code 128,
-CodaBar,
-Code 25 (Interleaved 2 of 5 / ITF),
-Code 93,
-Code 11,
-ITF-14,
-EAN-8,
-EAN-13,
-JAN-8,
-JAN-13,
-UPC-A,
-UPC-E,
-ISBN,
-ISSN,
-Logmars,
-Plessey,
-Telepen,
-FIM,
-Pharmacode,
-Postnet,
B.
DUA DIMENSI (2D – MATRIX BARCODE)
-QR
Code,
-Micro QR Code,
-AZTEC Code,
-Code ONE,
-Data Matrix,
-Grid Matrix,
-PDF417,
-MicroPDF417,
keuntungan
dari menggunakan barcode :
- Proses Input Data lebih cepat, karena Barcode Scanner dapat membaca atau
merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara
manual
- Proses Input Data lebih tepat, karena teknologi barcode mempunyai ketepatan
yang tinggi dalam pencarian data
- Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode mempunyai
akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi
- Mengurangi biaya, karena dapat menghindari kerugian dari kesalahan pencatatan
data dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual dan berulang ulang
- Peningkatan kinerja manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan
akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih
cepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan
- Memiliki nilai tawar lebih tinggi atau prestise serta kemampuan bersaing
dengan saingan atau kompetitor akan lebih terjaga
Pengertian barcode
Barcode merupakan sejenis kode yang mewakili data atau informasi tertentu
(biasanya jenis dan harga barang seperti makanan dan buku).
Kode berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini, mengandungi satu
kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa.
Kode ini dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode tersebut
akan dibaca oleh alat pengimbas (Barcode reader) yang akan menterjemahkan
kode ini kepada data/informasi yang mempunyai arti.
Di supermarket, barcode reader ini biasanya digunakan oleh kasir dalam
pencatatan transaksi oleh customer.
Tidak ada satu standard dari kode batang ini, malahan terdapat bermacam-macam
standard yang digunakan untuk berbagai keperluan, industri, maupun
berdasarkan tempat digunakannya.
Sejarah barcode
Barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa Drexel Institute
of Technology Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland di tahun 1948. Mereka
mempatenkan inovasi tersebut pada tahun 1949 dan permohonan tersebut
dikabulkan pada tahun 1952. Tapi baru pada tahun 1996, penemuan mereka
digunakan dalam dunia komersial. Pada kenyataannya penggunaannya tidak begitu
sukses hingga pasca 1980an.
Jenis-jenis barcode
1. Barcode satu dimensi (linear barcodes)
Dari banyak jenis barcode yang berbeda-beda, hanya 6 yang umum digunakan
antara lain: EAN, UPC, Interleaved 2 of 5 (ITF), Code 39, Codabar, dan Code
128.
EAN
EAN adalah singkatan dari European Article Number. Ada dua tipe utama barcode
EAN: EAN 13 yang menampilkan angka tiga belas digit dan EAN 8 yang
mengkodekan delapan digit. Dalam system ini digunakan kata digit dan bukan
karakter. Tidak ada karakter Alphabet yang diperkenankan dalam kode ini.
EAN-13
Kode EAN-13 membagi kelompok dalam empat bagian, tiga angka untuk kelompok
pertama, 4 angka untuk kelompok kedua, dan 5 angka untuk kelompok ketiga
serta satu angka untuk kelompok keempat.
Tiga digit pertama mewakili Negara dimana barcode dikeluarkan, masing-masing
Negara berbeda angka (nomor kodenya). Nomor 899 diberikan untuk Indonesia.
Tidak ada Negara lain di dunia yang akan memakai angka 899 kecuali Indonesia,
angka ini biasanya dikenal sebagai FLAG sehingga tidak mungkin ada nomor yang
dikeluarkan di dua Negara terpisah dengan nomor yang sama. Hal ini diatur
oleh EAN International. Keempat digit kode berikutnya adalah untuk perusahaan
pengguna (manufactur number). Jika perusahaan disebut “ABC” diterbitkan
dengan nomor perusahaan “5522”, semua hal yang ditandainya harus mempunyai
barcode yang dimulai dengan tujuh angka “8995522”. Karena tidak ada
perusahaan Indonesia lainnya yang akan diterbitkan dengan nomor “5522”, maka
hal ini tidak akan ada angka duplikasi. Susunan lima digit berikutnya
mewakili kode produk dan dialokasikan oleh perusahaan untuk produk-produk
unik. Perusahaan harus secara mutlak memastikan bahwa mereka tidak pernah
menerbitkan nomor yang sama dua kali. Jika produk diganti dengan cara apapun
juga, sekecil apapun jumlahnya (sekalipun sedikit mengganti kemasan dengan
menambahkan kata ekstra “NEW FORMULA”), nomor lima digit barus harus
dialokasikan.
Dalam rencana produk pertama “ABC”, dengan nomor barcode “00001”, maka akan
mempunyai nomor barcode “899552200001”. Untuk melengkapi kode EAN 13 (13
digit), sebuah CHECK DIGIT tercantum pada angka terakhir sesudah 12 digit
terpasang. Check digit disusun secara aritmatik dari dua belas digit pertama.
Sebuah perangkat lunak desain (barcode) secara otomatis akan dapat
menghasilkan (menghitung) check digit ini. Check digit digunakan oleh barcode
reader (alat baca barcode) untuk memastikan agar dibaca secara akurat. Reader
(alat baca) barcode akan membaca keseluruh tiga belas digit dari kanan ke
kiri (sebaliknya), menyusun dari keduabelas pertama angka berapa yang seharusnya
menjadi digit ketigabelas dan jika hitungan ini benar, maka reader akan
menganggap bahwa keseluruhan kode telah dibaca dengan benar.
EAN-8
Barcode EAN 8 dibuat dengan cara serupa dengan EAN 13. Ketiga digit pertama
merupakan Flag, yang diikuti oleh empat digit Pengenal Singkat (Short
Identifier) berikutnya. Pengenal ini terdiri dari dua digit nomor perusahaan
dan dua angka lainnya untuk produk yang unik. Digit terakhir juga merupakan
check digit.
UPC (Universal Product Code)
UPC diciptakan oleh Amerika Serikat yang mewakili Kode Produk Universal
(Universal Product Code) dan setara dengan European Article Number, EAN.
Kode-kode UPC mudah dilihat mata yang tak terlatih yang hamper tepat sama
dengan kode-kode EAN, tetapi hanya akan mengkodekan dua belas digit (UPC-A)
dan delapan digit (UPC-E)
INTERLEAVED 2 OF 5
Tipe barcode lainnya adalah yang dikenal dengan nama Interleaved 2 of 5 atau
ITF, seperti EAN, maka kode ini merupakan simbologi yang hanya terdiri dari
angka-angka tetapi panjangnya dapat berubah-ubah. Satu-satunya factor
pembatas untuk panjang kode ITF adalah kemampuan alat baca yang akan
digunakan untuk membaca kode tersebut dan juga bahwa ITF harus memiliki
jumlah digit genap. ITF digunakan untuk aplikasi industri dimana kode angka
saja sudah mencukupi dan juga digunakan dalam lingkungan penjualan eceran
untuk menandai BUNGKUS LUAR. ITF juga digunakan oleh pedagang eceran
perhiasan, sepatu, garmen/pakaian dll, karena karakter panjangnya yang dapat
diubah-ubah.
CODE 39
Code 39 yang juga dikenal sebagai code 3 of 9, merupakan kode pertama berupa
Alpha Numeric (huruf dan angka). Kode tersebut dapat membaca seluruh huruf
besar abjad dan karakter angka serta karakter tambahan seperti -$ / + % * dan
spasi. Huruf kecil tidak dapat dikodekan. Code 39 juga dimulai dan diakhiri
dengan tanda bintang (*) yang dikenal sebagai kartakter start/stop dan hanya
boleh digunakan pada awal dan akhir kode.
CODABAR
Barcode lain yang umumnya digunakan adalah simbologi CODABAR, seperti Code 39
tetapi hanya angka-angka dan $ - / + saja yang dapat dikodekan. Karakter
alpha tidak dapat dikodekan. Codabar juga menggunakan karakter start/stop,
yaitu A, B, C dan D dan dapat digunakan sembarang kombinasi: satu untuk
memulai kode dan satu untuk mengakhirinya. Dewasa ini simbologi ini sudah
jarang digunakan.
CODE 128
Code 128 merupakan symbol barcode yang namanya mendefinisikan kemampuannya
untuk mengkodekan seluruh karakter ASCII 128. Simbol ini juga terkenal karena
kemampuannya mengkodekan karakter-karakter tersebut dengan menggunakan unsure
kode per-karakter yang lebih sedikit sehingga menghasilkan kode yang lebih
padat. Kode ini memiliki ciri khusus berupa karakter start dan stop yang unik
untuk pengkodean dua arah dan panjangnya dapat diubah-ubah, baik paritas
karakter bar maupun spasinya dan sebuah cek character untuk integritas
symbol.
2. Barcode dua dimensi
Adalah barcode yang dikembangkan lebih dari sepuluh tahun lalu, tetapi baru
sekarang ini mulai semakin populer. Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu, dengan
menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat
disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Contoh barcode dua
dimensi adalah “symbology PDF417” yang dapat menyimpan lebih dari 2000
karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi (in2).
Cara kerja barcode
Barcode merupakan instrumen yang bekerja berdasarkan asas kerja digital. Pada
konsep digital, hanya ada 2 sinyal data yang dikenal dan bersifat boolean,
yaitu 0 atau 1. Ada arus listrik atau tidak ada (dengan besaran tegangan
tertentu, misalnya 5 volt dan 0 volt). Barcode menerapkannya pada
batang-batang baris yang terdiri dari warna hitam dan putih. Warna hitam
mewakili bilangan 0 dan warna putih mewakili bilangan 1. Mengapa demikian?
Karena warna hitam akan menyerap cahaya yang dipancarkan oleh alat pembaca
barcode, sedangkan warna putih akan memantulkan balik cahaya tersebut.
Selanjutnya, masing-masing batang pada barcode memiliki ketebalan yang
berbeda. Ketebalan inilah yang akan diterjemahkan pada suatu nilai. Demikian,
karena ketebalan batang barcode menentukan waktu lintasan bagi titik sinar
pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca. Dan sebab itu, batang-batang
barcode harus dibuat demikian sehingga memiliki kontras yang tinggi terhadap
bagian celah antara (yang menentukan cahaya). Sisi-sisi batang barcode harus
tegas dan lurus, serta tidak ada lubang atau noda titik ditengah
permukaannya. Sementara itu, ukuran titik sinar pembaca juga tidak boleh
melebihi celah antara batang barcode. Saat ini, ukuran titik sinar yang umum
digunakan adalah 4 kali titik yang dihasilkan printer pada resolusi 300dpi.
Saat ini terdapat beberapa jenis instrumen pembaca barcode, yaitu: pena,
laser, serta kamera. Pembaca berbentuk pena memiliki pemancar cahaya dan
dioda foto yang diletakkan bersebelahan pada ujung pena. Pena disentuhkan dan
digerakkan melintasi deretan batang barcode. Dioda foto akan menerima
intensitas cahaya yang dipantulkan dan mengubahnya menjadi sinyal listrik,
lalu diterjemahkan dengan sistem yang mirip dengan morse. Pembaca dengan
pemancar sinar laser tidak perlu digesekkan pada permukaan barcode, tapi
dapat dilakukan dari jarak yang relatif lebih jauh. Selain itu, pembaca jenis
ini memiliki cermin-cermin pemantul sehingga sudut pembacaan lebih fleksible.
Pembaca barcode dengan sistem kamera menggunaka sensor CCD (charge coupled
device) untuk merekam foto barcode, baru kemudian membaca dan
menterjemahkannya kedalam sinyal elektronik digital. Bagaimana koneksi alat
pembaca barcode dengan komputer? Ada 2 macam koneksi, yaitu sistem keyboard
wedge dan sistem outpu RS232. Sistem ini menterjemahkan hasil pembacaan
barcode sebagai masukan (input) dari keyboard. Biasanya menggunakan port serial
pada komputer. Kita memerlukan software pengantara, umumnya disebut software
wedge yang akan mengalamatkan bacaan dari barcode ke software pengolah data
barcode tersebut.
Manfaat Barcode
Ada banyak manfaat dari barcode ini antara lain:
Pengumpulan Data yang cepat dan dapat diandalkan. Pemasukan data lebih cepat
terlaksana; 10,000 kali lebih akurat. Mengurangi Biaya: Biaya tenaga kerja;
Mengurangi kerugian pendapatan akibat kesalahan pengumpulan data lapangan.
Memudahkan dalam mengatur level persediaan. Meningkatkan kerja manajemen.
Pengambilan keputusan lebih baik; Akses cepat kepada informasi yang
dibutuhkan.
Topik yang ingin gw angkat kali ini adalah mengenai system analyst. Sebuah
topik menarik yang mencoba memaparkan hal-hal seputar system analyst, seperti
apa sebenarnya system analyst itu, seperti apakah pekerjaanya, kualifikasi
dan pengalaman seperti apakah yang diperlukan oleh sebuah perusahaan dalam
mempekerjakan system analyst, dan seberapa besar gaji seorang system analyst
itu.
System analyst merupakan suatu profesi yang banyak diminati oleh masyarakat
dari belahan dunia manapun. Salah satu negara yang sangat appreciate dengan
profesi ini adalah Inggris. Di Inggris, jumlah peminat dari profesi ini
memiliki jumlah yang besar, terutama di London dan beberapa kota di wilayah
asia tenggara Inggris.
Seorang system analyst harus mampu mengakses sistem IT yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan dan kemudian membuat improvement-nya. Tugas system analyst
yaitu mengidentifikasi kebutuhan klien (perusahaan), kemudian membuat draft
mengenai rencana yang perlu dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti system
IT tersebut. Setelah itu membuat proposal mengenai studi analisa kelayakan
(feasibity studies) dan membuat rekomendasinya. Setelah itu, kita mulai
mendirikan sebuah sistem dari rekomendasi yang sudah di-improve sebelumnya.
Sistem baru ini kemudian di-install dan di-upgrade, dicoba diterapkan di
perusahaan dan diuji apakah sudah bekerja dengan efisien atau belum. Setelah
sistem ini benar-benar bekerja dengan efisien, reliable dan flexible enough
untuk diterapkan, kita dapat mengadakan pelatihan mengenai instruksi manual
kepada para staf agar mampu menyesuaikan dengan sistem yang baru atau
upgraded system.
System analyst harus mampu memahami beberapa software yang mampu menunjang
pekerjaannya seperti SQL, Visual Basic, C++, Java, Unified Modelling Language
(UML), dan SAP business software applications.
Standarnya, system analyst bekerja 37 – 40 jam per minggu, namun semuanya
bergantung pada klien. Jika mendadak ada claim, maka bisa jadi system analyst
harus mengejar deadline dan terpaksa mengorbankan waktu liburnya untuk
overtime.
Pada dasarnya, system analyst dibagi menjadi tiga tingkat yaitu newly
qualified systems analyst, experienced analyst, dan senior analyst. Setiap
tingkatan memiliki kualifikasi yang berbeda sesuai dengan kualifikasi dan
pengalamannya masing-masing.
|
Pengertian Barcode
Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar
berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor
identitas, dll sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah,
informasi yang dikodekan dalam barcode.
Sekarang barcode dapat dijumpai dimana-mana.Di supermarket, swalayan, atau di
warung-warung yang ada di sekitar kita, banyak sekali kita jumpai produk-[roduk
yang terdapat banyak garis hitam vertikal warna hitam yang saling berdekatan.
Itulah yang disebut barcode. Di dalam barcode tersebut terdapat informasi atau
data yang biasanya berupa data angka. Angka tersebut biasanya juga tercantum di
bawah barcode tersebut.
Jenis-jenis Barcode
Ada beberapa standarisasi jenis barcode. Berikut ini adalah jenis barcode
yang sering digunakan:
Code 39
Sebagai simbolik yang paling populer
di dunia barcode non-retail, dengan variabel digit yang panjang. Namun saat ini
code 39 makin sedikit dipergunakan dan digantikan dengan Code 128 yang lebih
mudah dibaca oleh pemindai (scanner).
Universal Product Code (UPC)-A
Terdiri dari 12 digit, yaitu 11 digit data,
1 check digit : untuk kebutuhan industri retail.
UPC-E
Terdiri dari 7 digit, yaitu 6 digit data, 1 check digit :
untuk bisnis retail skala kecil.
European Articles Numbering (EAN)-8
Terdiri dari 8 digit, yaitu 2 digit kode negara, 5 digit data, 1 check digit.
EAN-13 atau UPC-A versi Eropa
Terdiri dari 13 digit, yaitu 12 digit data, 1 check digit
TIpe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode
barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode negara Indonesia
(899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selanjutnya
lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan angka terakhir
berupa validasi atau cek digit.
Cara Membaca Barcode
1.
Barcode
terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis garis hitam
adalah bagian dari kode.
2.
Ada
perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis = “1”, yang sedang = “2”, yang
lebih tebal = “3”, dan yang paling tebal = “4”.
3.
Setiap
digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3
= 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112
Standar barcode retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali
Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-13 standar
terdiri 13 digit, dengan pembagian digitnya:
1.
Kode
negara atau kode sistem: 3 digit pertama barcode menunjukkan negara di mana
manufacturer terdaftar.
2.
Manufacturer
Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang
penomoran EAN.
3.
Product
Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk
merepresentasikan suatu produk yang spesifik.
4.
Check
Digit atau Checksum: Digit terakhir dari barcode, digunakan untuk verifikasi
bahwa barcode telah dipindai dengan benar